32

2.8K 297 18
                                    

Lan Hua tidak langsung pulang namun dirinya menyempatkan diri untuk berjalan-jalan berkeliling di pasar dan menikmati setiap makanan ringan yang dijual disepanjang jalan dan menyadari jika dia sedang ditatap oleh sepasang mata tajam.

"Seharusnya tadi aku memakai penutup kepala"guman Lan Hua yang saat ini ditatap puluhan mata orang yang berada disekitarnya. Sudah bisa kalian tebak sendiri apa alasannya bukan. Walaupun penampilannya terkesan sederhana namun tidak bisa menutupi kecantikan dan keanggunan Lan Hua.

Banyak pemuda yang sejak tadi ingin mengajaknya berbicara namun Lan Hua menggunakan aura nya untuk menekan mereka agar tidak mendekat maka dari itu perjalanan Lan Hua bisa dikatakan cukup lancar hingga datang segerombolan burung merak dari arah depannya atau lebih tepatnya sekumpulan gadis bangsawan.

"Tunggu..."
Ucap salah seorang diantara mereka yang mencoba menghentikan langkah Lan Hua yang berniat untuk pergi. Lan Hua sendiri yang sangat tidak peduli sama sekali tidak menghiraukan panggilan itu karena merasa diacuhkan wajah perempuan itu menjadi merah karena malu.

"Hey..Aku sedang berbicara denganmu!"teriak perempuan tersebut. Lan Hua masih saja mengacuhkan panggilan itu hingga dia merasa beberapa pengawal menghalangi jalannya.

"Minggir!"ucap Lan Hua dengan dingin. Orang-orang yang menghalangi langkah Lan Hua merasa menggigil, entah mengapa ditatap tajam oleh mata itu membuat mereka merasa takut.

"Sombong sekali dirimu. Kau pikir kau siapa beraninya mengacuhkanku?!"marah perempuan tadi.

"Jadi apakah menghalangi jalan orang lain bisa dianggap sopan Nona?"ucap Lan Hua yang saat ini sudah membalikkan badannya dan menatap perempuan tadi dengan pandangan mata datar.

"K..kau?!"

"Lagipula aku tidak mengenalmu lalu mengapa aku harus menghiraukan panggilanmu dan jangan kau pikir aku begitu buta untuk tidak bisa melihat tatapan iri dan benci itu. Jadi perintahkan pengawalmu untuk pergi sebelum kesabaranku habis"ucap Lan Hua dengan menekan setiap suku kata yang dia ucapkan.

"...."
Perempuan itu terdiam dengan wajah pucat yang berubah merah karena menahan malu karena untuk pertama kalinya ada seseorang yang berani untuk memperlakukannya seperti ini.

Sebagai seorang Putri yang sangat dimanja dia selalu menjadi pusat perhatian dan setiap orang akan selalu mengelilinginya. Ya benar perempuan yang tadi memanggil Lan Hua adalah Putri Ketujuh Kekaisaran, Huang Li Er.

"Kau beraninya bersikap kasar kepada sang Putri!"ucap salah satu antek Huang Li Er.
Lan Hua hanya mengangkat sebelah alisnya dan melipat kedua lengannya.

"Hanya seorang Putri Kerajaan apa hebatnya"balas Lan Hua semakin acuh. Orang-orang disekitar yang melihat pertengkaran itu dibuat tercengang dengan sikap Lan Hua. Untuk pertama kalinya ada orang yang berani menghina prestise kerajaan.

"K..kauu!??Pengawal tangkap orang ini. Beraninya dia merendahkan Putri ini. Tangkap dia dengan tuduhan menghina keluarga kerajaan!"perintah Huang Li Er yang merasa sangat dipermalukan oleh Lan Hua.

Lan Hua hanya tersenyum miring tanpa melakukan apa-apa karena dia tahu, bawahan yang diperintahkan oleh Ayah dan Ibunya akan melindunginya. Dan benar saja tiba-tiba pengawal yang tadi diperintahkan untuk menangkap Lan Hua sekarang tergeletak kaku di tanah dengan luka sayatan tipis di leher.

Semua orang yang melihat itu merasa syok apalagi orang awam dan para gadis bangsawan itu yang belum pernah melihat adegan pembunuhan.

Sang Putri yang tadinya sudah begitu percaya diri bisa menyingkirkan Lan Hua sekarang merasa sangat ketakutan wajahnya sepucat kertas.

"Idiot"ucap Lan Hua pelan namun masih bisa didengar oleh semua orang. Huang Li Er hanya bisa terdiam mendengar penghinaan itu karena dirinya masih sangat takut.

Setelah Lan Hua menghilang darisana, mereka akhirnya sadar dari ketakutan mereka terutama Huang Li Er yang saat ini dikuasai oleh amarah.

"Kurang ajar!"desis Huang Li Er.
Pelayan yang melihat itu ketakutan karena jika sang Putri sudah marah mereka akan terkena imbasnya. Para gadis bangsawan yang tadi disekitarnya pun juga terdiam karena tidak ingin menjadi pelampiasan sang Putri.

"Kembali ke Istana dan bersihkan mayat itu!"perintah Huang Li Er pada pelayannya.

"Baik Putri"

Melihat sang Putri pergi, para gadis bangsawan itu juga ikut meninggalkan tempat itu dengan bantuan para pelayan mereka masing-masing karena jujur saja mereka cukup lemah setelah melihat adegan pembunuhan itu.

Saat ini Lan Hua sudah tiba dikediaman dia melihat Lin Yun yang berjalan mondar mandir di depan ruangannya.

"Apakah sekarang hobimu bergumam sendiri Lin Yun?"ucap Lan Hua pada Lin Yun.

"Ya Tuhan..Nona akhirnya anda pulang"ucap Lin Yun yang akhirnya lega melihat Nona Mudanya akhirnya sudah pulang.

"Apakah ada yang mencari ku?"tanya Lan Hua sambil duduk di Kursi santai nya.

"Tidak ada Nona"jawab Lin Yun sambil menyerahkan secangkir teh mawar pada Lan Hua.

"Lalu mengapa kau cemas?"ucap Lan Hua sambil meminum teh tersebut.

"Pelayan ini hanya takut, Nona"balas Lin Yun lemah.

"Tenang saja lagipula Ayah dan Ibu tahu jika aku keluar sendiri"ucap Lan Hua dengan tenang menghirup aroma mawar dari teh.

"Apa?!jadi sia-sia saja dari tadi saja cemas menunggu kepulangan Nona?!!"sergah Lin Yun. Lan Hua hanya terkekeh ringan melihat respon Lin Yun.

"Yah..benar-benar sia-sia"balas Lan Hua ringan.

Di sebuah Taman yang sangat luas duduk seorang wanita dengan mahkota Phoniex di kepalanya. Wanita itu dikelilingi oleh banyak pelayan yang membuktikan jika kedudukannya sangat tinggi di tempat itu.

"Ibunda Ratu..Ibunda Ratu...hiks"
Tiba-tiba dari arah pintu taman terdengar tangisan seorang gadis dan berlari menuju wanita yang duduk di dalam taman tersebut.

"Li Er..siapa yang membuatmu menangis nak?"
Ya benar gadis itu adalah Huang Li Er yang tadi bertengkar dengan Lan Hua. Sedangkan yang tadi dipanggil Ibunda Ratu oleh Huang Li Er adalah Ibunya Liang Wu Yun, Permaisuri Kerajaan.

"Ibunda Ratu kau harus memberi keadilan padaku hiks"tangis Huang Li Er semakin menjadi-jadi.

"Katakan apa yang sebenarnya terjadi sayang"ucap Liang Wu Yun sambil membujuk Putri satu-satunya ini. Akhirnya Huang Li Er mengatakan apa yang terjadi setelah mengubah penyebab masalah yang sebenarnya dia merasa iri dengan wajah cantik Lan Hua dan berniat untuk mempermalukan Lan Hua namun yang terjadi malah sebaliknya. Tidak lupa dia juga menambahkan sedikit minyak kedalam api.

Pelayan yang tahu kebenaran mengenai kejadian itu hanya bisa berpura-pura buta dan Tuli karena mereka tidak ingin mendapat hukuman dari sang Putri.

"Apa?!Kurang ajar beraninya gadis itu menghina Putriku. Pelayan cari tahu identitas gadis itu dan seret dia ke istana, aku ingin melihat apakah dia masih bisa meluruskan punggungnya setelah masuk kedalam Istana"

"Baik Permaisuri.."patuh pelayan kepercayaan permaisuri.

Huang Li Er tersenyum senang dan membayangkan hukuman apa yang akan diterima oleh gadis yang tadi menghinanya tanpa tahu jika pada akhirnya dia hanya membuat masalah untuk dirinya sendiri.

Next...

RE-BORN of The Hell's Queen(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang