029| Peduli

2.1K 162 3
                                    

"Aeera, apa benar gosip yang beredar tentang kamu?" tanya buk Dewi langsung to the point

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aeera, apa benar gosip yang beredar tentang kamu?" tanya buk Dewi langsung to the point.

Aeera mengunci mulutnya rapat-rapat, ia terlalu takut untuk menjawab pertanyaan dari sang kepala sekolah.

"Jika itu benar, Aeera, sangat disayangkan. Murid sepintar kamu malah membuat sekolah kita tercemar. Awalnya saya sangat kagum dengan kamu, Aeera."

"Itu nggak bener, Buk!" Suara teriakan dari seberang pintu sana membuat Aeera menoleh ke arahnya, sedangkan bu Dewi sudah melihat orang tersebut.

"Arseno! Ngapain kamu disini?" tanya bu Dewi, nada bicaranya cukup tinggi.

"Saya mau klarifikasi tentang gosip yang beredar mengenai nyokap dari Aeera," jawab Arsen santai.

Aeera menelan salivanya susah payah mendengarkan perkataan Arsen, entah apa yang nantinya Arsen akan katakan pada buk Dewi.

"Emang apa yang kamu tau, Arseno?" tanya buk Dewi.

"Gosip yang beredar tentang mamanya Aeera itu semua nggak bener, Buk!" lanjut Aditya.

"Gimana mungkin itu cuma hoaks, kamu tau sendiri 'kan selama ini para osis sekolah ini selalu nyebarin berita fakta!" kata buk Dewi.

Aeera hanya menundukkan kepala takut, ia sedikit gemeteran dengan perkataan buk Dewi.

"Menurut Ibu kalau itu benar, apa pantas para osis buat nyebarin semuanya. Itu sama sekali nggak pantes, Buk!" ujar Arsen, suaranya meninggi.

Buk Dewi diam beberapa saat.
"Tapi saya harus mengambil jalan keluar untuk masalah ini, nama sekolah kita udah tercemar untuk pertama kalinya. Saya sebenarnya sangat menyayangkan jika Aeera keluar dari sekolah ini, tapi demi menjaga nama baik sekolah, saya akan melakukan apapun itu," jelas buk Dewi.

Deg.

Seketika Aeera terkejut mendengarkan penuturan buk Dewi. Ini yang dia takutkan, masalahnya sekarang malah bertambah besar. Terlebih hari ini ia akan mengadakan ulangan penaikan kelas.

Air mata Aeera sudah terbendung saat memikirkan semuanya, bisa dipastikan jika ia berkedip sekali saja, air matanya akan jatuh seketika.

"Buk Dewi lupa? Kakek saya yang mempunyai kekuasaan penuh atas sekolah ini!" ketus Arsen.

"Jaga bicara kamu, Arseno! Saya ini guru kamu. Dan, soal kakek kamu, pak Mario udah percaya saya sepenuhnya!" Buk Dewi tak kalah ketus.
"Silahkan kalian masuk ke kelas, tinggal semenit lagi ulangan akan segera dimulai!" lanjut buk Dewi.

VERLEDEN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang