045| Mereka Mantanan

1.9K 146 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lo!" ujar Aldo seraya menunjuk ke arah Febi.
"Truth or dare?"

Febi berpikir terlebih dahulu, ah, pilihannya terlalu sulit, karena Aldo yang akan menantang dirinya.

Febi mendengus kecil untuk mengatakan pilihannya.
"Dare," ujarnya kecil.

Aldo tersenyum miring mendengar pilihan Febi, padahal ia berharap agar Febi memilih truth.

"Kak Aldo cepetan kasih tantangannya!" timpal Thalia.

Aldo berpikir sejenak untuk memilih tantangan apa yang pantas diberikan untuk mantan kekasihnya tersebut.

"Yaelah Do, lo lama banget, gue udah nggak sabar main nih!" gerutu Arsen.

Aldo berdecak.
"Gue nantang lo putusin pacar lo sekarang!"

"Hah!" Febi, Arsen dan Felix merasa terkejut mendengar ucapan Aldo.

"Lo suka ya Do sama dia?" tanya Felix seraya mengernyitkan dahinya.

"Kalian berdua aneh banget, kek udah kenal lama!" sahut Arsen seraya menatap ke arah Aldo dan Febi bergantian.

"Kalian berdua apaan sih! Itu 'kan cuma tantangan aja!" elak Aldo.

Febi mengerucutkan bibirny.
"Gue nggak punya pacar! Jadi tantangan lo nggak berlaku ke gue!" ketusnya.

"Jadi sekarang lo udah putus sama si ketos," batin Aldo setelah mendengar perkataan Febi.

Febi langsung merebut botol plastik yang dipegang oleh Aldo.
"Sekarang giliran gue yang main!" lanjutnya.

"Eh, kan lo belum lakuin tantangan gue!" sela Aldo tak terima.

"Makanya lo jangan asal nantang, orang nggak punya pacar disuruh putus!" sahut Felix.

"Yaudah, lo putar aja tuh botol!" titah Arsen seraya menatap Febi.

Febi mengangguk, ia lalu memutar botol plastik tersebut. Hanya beberapa saat botol plastik tersebut terhenti mengarah kepada Arsen.

"Gue pilih truth!" ujar Arsen sebelum ditanya oleh Febi.

"Semangat banget lo, Sen!" timpal Felix.

Febi berpikir sejenak untuk memberikan pertanyaan seperti apa kepada Arsen.

Febi menjentikkan jarinya.
"Apa masih ada sesuatu yang lo sembunyiin dari Aeera?" tanya Febi.

Arsenal menatap ke arah Aeera yang saat ini duduk di dekatnya.
"Nggak, sekarang nggak ada yang gue sembunyiin," ujarnya.

"Masa lalu lo yang telah kembali belum lo ceritain 'kan ke Aeera," sahut Felix.

Aeera menatap lekat ke arah Arsen. Ia berpikir apa yang dikatakan Felix itu ada benarnya.

VERLEDEN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang