043| Kehilangan lagi

1.9K 151 7
                                    

Riska mulai membuka matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Riska mulai membuka matanya. Ia merasakan sesuatu mengikat lehernya. Dan benar saja saat ini ia sedang di gantung namun kakinya masih berpijak pada sebuah meja di kamarnya.

Riska mengedarkan pandangannya, ia melihat sosok remaja yang saat ini sedang merebahkan tubuhnya di atas ranjang kamar Riska.

"Kamu kenapa melakukan semua ini kepada saya? Apa salah saya?"

Riska menangis ketakutan, ia sangat takut jika nyawanya akan berakhir hari ini. Ia memikirkan nasib putrinya jika ia kehilangan nyawanya.

Remaja itu bangkit, ia berjalan ke arah Riska.

"Lo diam aja deh, bitch!"

Riska tersentak saat mendengar remaja itu menghina dirinya, terlahir kali mereka bertemu, remaja itu sangat sopan kepadanya.

"Kamu itu teman putri saya, kenapa kamu tega melakukan ini kepada saya?"

Riska tidak bisa menyeka air matanya, tangannya diikat di belakang punggungnya.

"Karena lo udah buat bokap gue mati!" teriak remaja tersebut dengan menunjuk ke wajah Riska.

"Siapa nama papa kamu? Mungkin kamu hanya salah paham."

"Tuan Seto Alberian. Anda pasti kenal orang itu kan. Dia mati gara-gara Anda!"

Deg!

Riska sangat ingat dengan nama yang disebutkan remaja tersebut. Itu adalah orang yang pernah menyelamatkan nyawa Riska dari istrinya sendiri. Ia juga masih ingat segala kejadiannya.

Air mata Riska mengalir semakin deras, bagaimana pun itu juga adalah dosa masa lalunya.

"Nak, maafkan saya. Tapi itu bukan sepenuhnya salah saya, Nak. Istri pak Seto ingin nusuk saya, tapi pak Seto malah nyelamatin saya. Karena itu pak Seto yang malah jadi kena tusuk istrinya."

"Diam bitch! Itu semua salah lo, lo udah buat papa gue mati dan sekarang mama gue gila! Itu semua karena lo, bitch!"

Riska semakin terisak mendengarkan perkataan orang yang saat ini di depannya. Ia sungguh semakin sangat merasa bersalah. Ia dapat mengerti segala penderitaan remaja yang ada di depannya ini.

"Nak, Tante mohon maafin dosa Tante. Kamu temannya Aeera 'kan, Aeera sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain Tante, Nak. Mohon maafin kesalahan Tante."

Air mata Riska terus mengalir. Ia ketakutan. Tubuhnya bergemetaran.

Remaja itu tersenyum mendengarkan perkataan Riska.
"Saya akan maafin Tante. Setelah kematian Tante," balasnya seraya tersenyum miring. Ia bahkan mengubah gaya bahasanya. Remaja itu lalu mendorong meja yang saat ini tepat kaki Riska berpijak.

"Saya sebenarnya mau melakukan aksi ini saat Aeera pergi olimpiade kimia, tapi mungkin hari ini adalah ajal Tante yang sebenarnya," lanjut remaja tersebut.

VERLEDEN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang