5). Getting Closer

236 98 21
                                    

"Am I missing something important?" tanya Renata ketika melihat bagaimana Afin melambai pada Freya dari jauh sebelum mendekat dan duduk di sebelahnya dengan seporsi piring di tangan.

"Gue boleh duduk di sini, 'kan?" tanya Afin sambil tersenyum yang disambut anggukan penuh semangat dari Freya, dilatarbelakangi pelototan Renata dan hampir semua siswa yang menghuni di kantin. Bagaimana tidak? Fakta salah satu anggota A4 menjamah kantin saja sudah cukup mengagetkan, apalagi ditambah dia memilih duduk bersama Freya.

Banyak yang berbisik seru yang sarat akan cemooh di belakang Freya, tetapi dengan sifatnya yang tidak ada jaim-jaimnya, jelas tidak memberikan efek sama sekali. Porsi makannya saja bisa dua kali lipat dari porsi Afin dan dia tidak malu akan hal itu.

Renata jelas kepo, tetapi demi menjaga harga dirinya tetap anggun, cewek itu memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut. Dia dan Afin hanya sekadar saling melempar senyum sebab teknisnya, mereka sudah saling mengenal latar belakang keluarga masing-masing.

Rasa penasaran Renata yang belum usai harus diperparah dengan kehadiran anggota A4 lain pada detik berikutnya. Andro dan Ars yang melihat sosok Afin di dekat Freya, langsung saja mengisi kursi kosong. Andro memilih duduk di sebelah Afin sedangkan Ars duduk di sebelah Renata yang spontan menghadiahinya tatapan mencela.

Mata Renata membelalak pada Freya, memberikan tatapan yang jika diartikan menjadi; 'apa-apaan-ini', membuat yang bersangkutan merasa tidak enak dan segera membalas dengan; 'gue-akan-cerita-nanti-tolong-jangan-marah'.

"Apa lo biasa makan sebanyak itu?" tanya Afin dengan nada ingin tahu, sama sekali tidak bermaksud untuk mengejek sementara duo Renata dan Ars sibuk berdebat dalam bahasa Inggris yang fasih.

Freya memilih untuk mengabaikan mereka, lagian dia sudah cukup pusing dengan bahasa Inggris. "Oh, gue paham. Lo pasti belum pernah lihat porsi makan kayak kuli bangunan kelaparan begini, 'kan?"

"A-apa? Kuli bangunan?" ulang Afin dengan tawa yang tidak disembunyikan alias sudah tidak jaim lagi di depan Freya. "Porsi kayak gitu namanya porsi kuli bangunan, ya?"

Freya mengangguk. "Iya. Wajar sih kalo lo nggak tau. Mungkin lo juga nggak pernah lihat kuli bangunan kerjanya kayak gimana. Intinya, golongan kayak gue gini biasanya makan nasi lebih banyak dari lauknya biar nggak cepet laper soalnya golongan kami kerjanya lebih keras dari golongan kalian."

Afin sama sekali tidak tersinggung. Yang pasti, dia enjoy dengan keterusterangan Freya, membuatnya terlihat lebih apa adanya dan tidak ada yang ditutupi.

"Kalo gitu makan yang banyak, ya, Nona Gisella," goda Afin sambil menyeringai. Dia memindahkan beberapa lauknya ke piring Freya, yang segera saja membuat cewek itu menaikkan sebelah alisnya.

"Lo yakin? Lo nggak boleh ambil kembali, loh," kata Freya memperingatkan, sementara yang diperingatkan tidak mengatakan apa pun selain menyantap makanannya kembali. Cewek itu kemudian tersenyum gembira seakan mendapat tambahan hadiah dari Santa.

⭐⭐⭐

"Sekarang lo berutang penjelasan sama gue!" bisik Renata tegas setelah mereka selesai mengisi perut di kantin. Dia segera menarik lengan Freya agar menjauh dari trio anggota A4.

"Nggak sabaran banget, sih!" protes Freya selagi Renata menariknya lebih cepat menuju kelas. "Iya-iya, gue cerita."

Freya menceritakan kembali pada Renata secara lengkap termasuk berita pertunangan, membuat Renata tampak syok meski tidak terlalu berlebihan.

"Udah dari dulu cinta segitiga mereka nggak kelar-kelar. Winnie suka Afin, tapi Alvaro suka sama Winnie. Makanya banyak yang iri sama tuh cewek. Udah sempurna, kaya raya, tinggi, cakep, plus dikelilingi oleh cowok kece." Renata berkomentar sembari menghela napas. "Gue juga sempat dengar rumor kalo Ars sama Andro juga naksir sama Winnie, makanya mereka bersedia gabung sama A4."

Meteor in Me [END]Where stories live. Discover now