Senyum Papa

479 15 1
                                    

Setelah beberapa hari yang melelahkan dan melalui proses panjang, akhirnya aku menemukan solusi untuk kegalauanku karena permintaan papa. Malam itu aku bulatkan tekadku untuk menemui Papa, aku tak tega melihat wajahnya yang murung dan penuh beban itu.

"Jadi apa yang ingin Yuan katakan pada Papa...?" wajah Papa kini berubah serius, ditutupnya berkas yang tadi dipelototinya.

"Yuan setuju Papa menikah lagi...." ucapku tenang.

"Benarkah... oh Sweatheart... makasih Sayang...."

Papa bangkit dari kursinya dan memeluku erat, kebahagiaan jelas tergambar di wajahnya... senang rasanya bila bisa merasakan kebahagian Papa saat ini. Mungkin memang sebaiknya papa punya pendamping yang bisa mengurusnya seperti mama dulu, ah... semoga mama tidak cemburu disana.

"Tapi ada syaratnya pa...." Aku mendongakan kepalaku menatap papa.

"Syarat apa, Sayang...?" seketika itu juga raut mukanya berubah serius, alisnya bertaut.

"Akan Yuan katakan nanti...kalau memang waktunya sudah tepat dan Yuan mohon, apapun permintaan Yuan, Papa mau menurutinya, janji...?"

Papa menghela nafas pelan, sejenak dia tampak memikirkan sesuatu. Alisnya kembali bertaut. Sejenak dia memandangku dengan tatapan penuh selidik.

"Tenang aja Pa... Yuan ndak akan minta apa-apa kok cuma sekarang belum kepikiran aja mau minta apa, tapi apapun permintaan Yuan kelak,  Yuan harap Papa mau mengabulkannya,"

Papa manggut-manggut mencoba mengiyakan meski berat.

"Semoga saja yang kamu minta ini bukan sesuatu yang aneh...."

Aku hanya tersenyum saja, wajar saja jika papa cemas seperti itu, selama ini aku tak pernah minta apa-apa. Jika sekarang aku meminta itu berarti sesuatu yang penting. Meski aku belum menyebutkan apa. Tapi pastilah papa sepertinya perlu waspada.

"Jadi kapan papa akan mengenalkan calon mamaku?"

"Bagaimana kalau besok? Kita makan malam bersama...."

"Ok... nanti Yuan yang masak ya Pa...?" Aku sudah membayangkan serentetan menu masakan yang nyummy rasanya.

"Tentu sweatheart... tapi biar Bik Nah juga membantumu ya...."

Aku mengangguk pelan, seperti apa ya mamaku nanti, apa dia akan seperti ibu tiri yang sering aku tonton disinetron, muda, cantik berpakaian sexy dan juga galak... oh no... kalau dia galak maka akan kubikin dia menderita di sini. Tak peduli dia istri papaku..liat saja nanti..bendera perang siap berkibar.

sorryWhere stories live. Discover now