Part 22

3.9K 391 29
                                    

Para undangan tidak berhenti memasuki hotel tempat acara resepsi pernikahan Clift dan Laura, sedangkan pasangan yang berbahagia itu berkeliling menyapa para undangan atau menerima ucapan selamat dari para tamu yang menghampiri mereka.

"Kamu mengingat mereka semua?" tanya Laura sambil berbisik pada Clift.

"Jangan meragukan ingatanku honey Bee." Balas Clift.

"Sombong." Bisikan mereka terhenti ketika Diane menghampiri mereka dengan teman-temannya yang ingin berkenalan dengan cucu menantunya.

Mereka kembali menerima ucapan selamat walau Laura merasa ucapan selamat mereka semua tidak tulus tetapi dia tahu itu karena dia bukan dari kalangan mereka sehingga mereka merendahkannya, belum lagi mereka juga berharap bisa menjadikan Clift menantu atau cucu menantu mereka.

Tim menghampir pasangan yang berbahagia itu, "Clift, kamu memindahkan separuh isi kota kemari?" tanya Tim pada sahabatnya.

"Sebenarnya mauku semua penduduk kota tetapi tempatnya tidak memungkinkan. Terima kasih sudah kembali untuk malam ini, apakah kamu yakin tidak memerlukan bantuanku?" Tim memang kembali hanya untuk menghadiri resepsi Clift, masalah yang harus diselesaikannya belum selesai tetapi dia sudah berjanji pada Clift untuk menyempatkan diri datang, oleh karena itu dia datang sendiri tanpa pasangan, mengingat besok pagi-pagi dia harus kembali berangkat.

"Jangan drama, aku tahu kamu sudah mengirim bantuan. Sementara itu sudah cukup, setidaknya proyek tidak terhenti ketika para pekerja itu memutuskan untuk berhenti."

Clift tertawa, "Maksudku pertolonganku secara langsung."

"Aku masih mengumpulkan data-data, jika memang mereka yang bersalah dan membuat ulah, mungkin aku memang perlu bantuanmu."

"Katakan saja, kapanpun kamu memerlukannya."

"Jika dulu kamu bisa langsung berangkat, bagaimana sekarang?" tanya Tim sambil mengarahkan padangannya pada Laura yang berdiri disamping Clift.

"Aku bisa membawanya sebagai asistenku." Jawab Clift santai dan merasa heran karena istrinya sama sekali tidak membalas komentarnya. Clift menoleh pada Laura dan bertanya, "Ada apa?"

Laura sadar jika Clift bertanya padanya, "Tidak apa-apa, hanya merasa aneh."

Clift dan Tim langsung berpandangan, " Aneh apa?" tanya Tim.

"Wanita bergaun hitam yang berada diarah jam 4 kita selalu melihat ke arahmu , apakah kamu mengenalinya atau dia salah satu dari teman kencan kalian?"

Tanpa mengundang curiga Clift dan Tim mengarahkan pandangan yang ditunjukkan oleh Laura.

"La, kamu keterlaluan. Dari usianya saja, sudah jelas dia tidak termasuk kategori teman kencan kami." Kata Tim membuat Laura tertawa.

"Aku tidak mengenal yang wanita, tetapi jika aku tidak salah pria yang bersamanya adalah Josh Landon." kata Clift.

"Landon?" tanya Tim memastikan.

"Siapa?" tanya Laura.

"Orang tua yang tega menjual putrinya demi proyek yang diinginkannya." Jawab Clift.

"Kudengar setelah kematian Landon senior, putrinya itu menceraikan suaminya dan kembali kemari. Apakah wanita itu Sarah Landon?" kata Tim.

"Mungkin saja, dia jarang muncul di publik."

Pembicaraan mereka kembali terputus dengan kehadiran beberapa tamu yang mengucapkan selamat pada mereka.

***

"Kamu siap?" tanya Josh pada adiknya yang mengangguk pelan, "Tenang saja, kurasa dia tidak akan mengenalimu." Kata Josh lagi ketika dia meraskan dinginnya tangan Sarah.

I Love my LawyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang