AUREL-STORY 16

78 63 2
                                    

Flashback 1

SMA cahaya negeri.

Ini sekolahku. dengan tiga jurusan dan dua puluh tujuh kelas, serta murid yang hampir berjumlah seribu, dilengkapi dengan fasilitas memadai, mampu membuat sekolahku terakreditasi A.

Sekarang aku duduk dibangku kelas 10 ipa 2. Teman sebangku yang sangat polos berada disampingku. Nesa, namanya Nesa Zaheen.

Didepan, guru Matematika sedang menjelaskan materi hari ini. tetap semangat walau Kebanyakan muridnya menguap karena lelah setelah seharian belajar.

Kecuali aku tentunya, dari SD aku sangat mencintai angka beserta rumus-rumusnya, Tidak pernah bosan menatapnya, selalu penasaran bagaimana cara menyelesaikannya.

"Nesa!" Panggil Pak Kece pada Nesa yang tertidur dengan santainya. Tidakkah Nesa melihat teman-temannya yang berusaha tidak tertidur walau kepala sudah tidak kuat ditegakkan agar tidak kena hukuman Pak Kece?.

"Hemmm..." Gumam Nesa tanpa menegakkan kepalanya.

Tanpa basa basi lagi Pak Kece segera menghampiri meja kami. Tau apa yang ingin Pak Kece lakukan aku menendang kaki Nesa kuat, hingga Nesa meringis.

"Apa si Rel, Nesa ngantuk tauu," celoteh Nesa dengan mata yang hanya separuh terbuka sambil melihat ke arahku. Aku melotot, memberi isyarat padanya untuk melihat ke arah Pak Kece yang sudah berada disampingnya dengan berkacak pinggang.

"Apaan?" Tanya Nesa tidak mengerti apa yang ku maksud. Aku mendesah heran, ternyata ada ya orang seperti Nesa.

Plakk

Sebelum aku memberikan isyarat lagi, Pak Kece sudah memukul meja dengan penggaris besi Nesa yang berbeda diatas meja.

"Eh Pak Kece, kenapa Pak, ada yang bisa Nesa bantu?" Tanya Nesa dengan tampang polosnya.

"Keluar, bersihkan toilet laki-laki!" Segak Pak Kece menunjuk arah pintu.

"Berdiri di lapangan aja ya pak, toilet mah serem ihh." Tawar Nesa sambil menguap yang membuat seisi kelas tertawa mendengarnya. Mungkin cuma Nesa yang berani seperti itu pada Pak Kece.

"Oke, berdiri dilapangan satu jam, dan bersihkan toilet laki-laki dan perempuan satu jam!" Perintah Pak Kece santai tanpa peduli mata Nesa yang langsung terbuka lebar mendengar itu.

"Eh, nggak jadi pak, toilet laki-laki aja ya pak?" Ucap Nesa sembari menyengir tidak jelas.

"Mau ditambah lagi?!" Teriak Pak Kece tepat didepan muka Nesa.

"Nggak pak." Ucap Nesa menyerah.

"Ya udah cepet sana!" Perintah pak Kece.

Nesa berjalan sambil menunduk kearah luar langsung menuju lapangan. Teman-teman kelas tertawa, sedangkan aku hanya menggeleng melihat Nesa seperti itu.

Setelah Nesa benar-benar keluar kami melanjutkan pelajaran. Kali ini mata semua murid sempurna terbuka, tidak ada lagi yang berani tertidur, atau terima nasib seperti Nesa.

*

Kringggg

Bel pulang baru saja berbunyi, penghuni sekolah berhamburan seperti kawanan semut yang disiram air. Begitupun dengan kelasku, berhubung pelajaran terakhir kosong, maka orang-orang dikelasku seperti bang Toyib, seperti tidak pernah pulang ke rumah.

AUREL-STORY✓Where stories live. Discover now