AUREL-STORY 24

32 29 1
                                    

Flashback 8

"Kamu nggak sarapan dulu Rel?" Paman Boubou bertanya. 

"Nggak ah Paman, Aurel langsung aja, lagian Aurel udah bawa bekal kok." Jawabku sambil menyalami tangan Paman dan Mama. 

Hari ini seperti biasa aku akan kesekolah. Bedanya, aku kembali berangkat sendiri. Teo bilang dia mau sendiri dulu.

"Hem, ya udah hati-hati." Aku mengangguk.

Berjalan ke teras depan, mengencangkan jaket yang tidak dikancingkan. Pagi ini awan diatas sana kelam, membuatku menjadi sedikit kedinginan. Tapi jalanan tetap ramai, tidak ada yang peduli dengan cuaca pagi ini. 

Aku mendongak, sepertinya sebentar lagi ribuan tetes air akan tumpah menghujam bumi. Bergegas aku berlari ke ujung jalan, berharap kendaraan yang aku tunggu akan segera datang. 

Tapi sepertinya aku lagi-lagi kurang beruntung. Tetes air pertama dari langit jatuh mengenai kepalaku. Dan apa yang aku tunggu belum juga kelihatan. 

"Ayo dong, kemana lagi mamang angkot ini." Gerutuku. 

Sebelum hujan benar-benar jatuh membasahi apapun yang ada dibawahnya, akhirnya angkot merah yang kutunggu terlihat diujung jalan. 

Kenek yang telah hafal dengan wajahku langsung menyuruh sopirnya berhenti tanpa ku minta. 

Aku duduk diantara ibu dan anak kecil yang sepertinya baru hendak kepasar. Melihat anak itu duduk sambil merangkul lengan ibunya membuatku mengingat 'Mama' entahlah tumben aku merasa rindu pada 'Mama' biasanya aku bahkan tidak ingat jika dikota lain aku masih punya keluarga. Tersenyum getir, lalu cepat-cepat mengalihkan pandangan ketika anak itu balik menatapku. 

Hujan diluar sana tidak deras, hanya gerimis kecil, tapi tetap saja udaranya membekukan.

Beberapa saat diam, angkot yang ku tumpangi berhenti didepan gerbang sekolahku, Ketika Satpam bersiap menutup pagar. Aku buru-buru lewat sebelum disembur omelan darinya, berlarian di koridor yang ramai orang-orang berlalu-lalang ingin masuk kekelas. 

"Hay Rel." Nesa yang duduk anteng tersenyum menyapa. 

"Hai." 

"Ngos-ngosan gitu, abis dikejar kecoa?" 

"Dikejar malaikat maut!" 

"What?! Dimana? Kok bisa ketemu kamu? Ih serem." Seru Nesa polos. 

*polos sama goblok keknya beda tipis deh.

Aku mengangkat bahu, malas menanggapi ke-sok polosan Nesa Zaheen satu ini. 

"Ih beneran Rel, aku takut tahu! Belum punya amal soalnya, belum siap dipanggil ih." Nesa kembali bergidik ngeri.

"Bisa diem gak sih?! Gue capek nih!" 

Nesa menunduk, "Ya 'kan aku nanya." 

"Bodo amat!" Jawabku kesal. 

"Tapi beneran kamu tadi abis dikejar malaikat maut?" Ternyata belum juga menyerah dia.

"Nggak elah.. becanda!" 

Nesa ber 'oh' ria mendengar itu.

Aku mendengus kesal. Ada-ada saja!

*

"Oke anak-anak, kumpulkan tugas minggu kemarin sekarang." Bu Dora didepan sana memberi perintah sebelum bokongnya benar-benar menyentuh kursi. 

Menyebalkan!

mood ku benar-benar sedang tidak baik.

Aku merogoh tas sekolahku, mencari buku PR PPKN yang tadi malam aku kerjakan hingga larut.

AUREL-STORY✓Where stories live. Discover now