Epilog

148 10 0
                                    

Pemakaman terasa kelabu ditambah hujan deras yang tak henti hentinya ikut membasahi tanah seakan langit pun ikut berduka cita. Mereka menatap makamnya dengan tatapan kosong, begitu juga hati mereka merasa ada yang hilang.

Satu persatu diantara mereka mulai melangkahkan kakinya pulang, hingga tersisa Aksara dan kedua temannya yang masih setia berdiri disamping Aksara ditambah Ryvero.

"Sa, kita harus pulang dulu, lo juga udah keliatan lelah," tegur Rheinallt sambil menepuk pundak Aksara.

"iya, Aksa. Mama lo pasti udah nungguin lo pulang," timpal Diandra.

Aksara mengangguk lemah, ia berusaha untuk menjaga emosinya agar tidak menangis. Mereka memasuki limousine hitam, dan melajukannya hingga sampai ke mansion milik Aksara.

Aksara melihat mamanya yang mencoba tersenyum kearahnya, ia melangkahkan kakinya mendekati mamanya. Nyatanya Aksara sudah tidak bisa menahan emosinya, ini sungguh berat untuknya.

"Maaf, maaf... Aku gak tau bakal kayak gini, maafin aku, " Aksara tidak berhentinya mememinta maaf untuk kematiannya.

"Gak sayang, gak salah kamu kok, ini udah takdir dengan cara seperti itu tuhan menjemputnya," ujar Mamanya berusaha menenangkan Aksara yang masih sangat bersalah.

"Mama lo benar sa, kalo lo salah berarti kita juga salah dong. karna, kita juga gak bisa nyelamatian dia, seandainya saat itu kita bisa menghentikan semuanya pa-pasti.." Diandra tidak sanggup lagi meneruskan perkataannya, lidahnya terasa kelu, kata-katanya tercekat ditenggorokannya.

"Udah, Aksa. Kita gak bisa menyalahkan apa yang terjadi sebelumnya." nasehat Reinallt yang memberi pengertian kepada Aksara. Karna ini bukan salahnya, ini sudah takdir tuhan. Tidak ada yang bisa mengelaknya semuanya sudah tertera dijalan takdir kita.

Aksara hanya tersenyum perih, benar perkataan mama dan teman-temannya, diliriknya Ryvero yang hanya terdiam menatap kosong kedepan. Aksara tau, Ryvero pasti mengalami hari-hari sulit karnanya.

Meskipun dia tau penyebab permasalahan ini adalah pamannya, tapi... pasti bukan ini yang diinginkan oleh mereka. Bukan ending seperti ini yang mereka inginkan...



Kenapa jalan yang mereka tempuh selalu ada pilihan yang berujung penyesalan?



Kenapa semua ini terjadi dihadapan mereka?



Apa salahnya ingin mendapatkan cinta dan kasih sayang dari keluarganya dan orang yang dikasihi?


Begitu banyak hal yang ia pikirkan hingga dirinya lelah sendiri memikirkannya.

Tiba-tiba dia teringat akan suatu hal yang penting, lantas Aksara mendongakkan wajahnya dan menatap mereka semua.

"Dia siapa yang jagain?, " tanya Aksara panik, jika semuanya ada disini lantas siapa yang menjaganya?

Mamanya tersenyum lembut dan mengusak rambut Aksara sayang.

"Tenang, ada bibi kok disana, " ujar Mamanya berusaha menenangi Aksara yang sangat gelisah, sedih, khawatir dan kesal pada dirinya sendiri.

Aksara terdiam menikmati setiap senruhan dari mamanya, sangat menenangkan. Aksara mengalihkan pandangannya dan dilihatnya Ryvero yang sedari tadi hanya diam. Dia tau bagaimana perasaannya. Dia juga pernah ditinggal oleh orang yang sangat ia sayangi dan berajasa baginya, tentusaja dia tidak bisa menerima dengan secepat itu, dan sekarang....

"Maaf, saya minta maaf om, " mohon Aksara dengan sangat tulus dia ingin minta maaf karna tidak bisa membawa Alexia dalam keadaan baik-baik saja. Dan untuk semua kesalahan yang ia perbuat. Dia bahkan tidak berani menatap mata milik Ryvero. Ryvero hanya tersenyum dan menepuk pundak Aksara pelan.

"Sudah, jangan dipikirkan. Saya sudah menemukannya, " ujar Ryvero yang membuat semua orang terkejut, ma-maksud paman Ryvero apa? Dia sudah menemukannya, lagian itu sangat langkah, bagaimana bisa.

Ryvero hanya tersenyum melihat mereka semua yang terkejut dan menatapnya dengan tatapan yang berbeda-beda.

"Saya akan kembali kekanada. karna, itu ada disana, " ujar Ryvero yang berhasil menjawab pertanyaan dibenak mereka, tapi masih ada yang kurang.

"Siapa paman?, bagaimana bisa paman menemukannya?" tanya Reinallt mewakili mereka semua.

"Ibu saya, dan daya tidak perlu jawabkan bagaimna bisa saya mengetahuinya," ucap Ryvero yang diangguki mereka semua.












Akhirnya cerita kami sudah sampai ke epilog ya teman teman, terima kasih untuk para raiders yang masih setia membaca part kami. Author harap kalian suka dengan cerita ini, jangan lupa vote dan comment nya untuk dukungan kalian.

Imagination of Ambyar.

EpiphanyWhere stories live. Discover now