Chapter 43 : Bandung

2.2K 78 10
                                    

Hallo semuanya!!! Apa kabar nihhh??? Semoga selalu sehat dan bahagia selalu 🥰

A2 comeback nih.... Kali ini masih edisi jalan-jalannya A2 nih....

Aku mau kasih bocoran kalau part ini akan cukup panjang 

Yuk, langsung aja. Check it out.

Happy Reading guysss 🎉 enjoyyy 🥰💙

***

"Seperti janji matahari pada senja, ia pergi untuk kembali".

Aku menatap mas Alif, ternyata ia masih khusyuk menatap kepergian Sang Surya.

"Apa mas akan pergi juga?".

Mas Alif menghentikan kegiatannya. Ia menundukkan wajahnya menatapku.

"Kalaupun saya harus pergi, pasti saya akan seperti matahari".

"Pergi untuk kembali?".

Mas Alif hanya mengulas senyumnya. Apa itu pertanda jawaban 'iya' ?

"Kenapa harus pergi kalau akhirnya kembali?".

"Ada banyak hal yang mungkin akan terjadi yang tidak kamu ketahui Queen".

Ah, ini dia salah satu kebiasaan mas Alif. Tidak pernah mengutarakan segala sesuatunya secara gamblang, selalu berbayang dan aku harus menduganya seperti bermain teka teki. Menyebalkan.

***

"mas, kita mau kemana? Sudah 3 jam tapi tidak berhenti juga".

Ara bertanya kepada Alif dengan matanya yang menatap jalanan dari jendela mobil.

"Nanti kamu akan tahu".

Singkat, padat, dan jelas. Itulah Alif. Ara hanya mengikuti, ia diam dan tetap menikmati perjalanan mereka.

Kini mereka sedang dalam perjalanan yang entah kemana Ara pun tidak tahu dengan pak Adi yang mengendarai mobil sedangkan Ara dan Alif berada di kursi penumpang belakang.

Mereka menghabiskan waktu tiga hari dua malam di Pulau Matahari dan meninggalkan Kepulauan Seribu pada siang harinya yang dilanjutkan dengan perjalanan yang cukup panjang ini.

Selama perjalanan Ara dan Alif lebih banyak terdiam, karena memang tidak ada yang bisa dibicarakan. Alif kembali menjadi sosoknya yang dingin, ketika Ara bertanya akan kemana mereka pergi jawabannya selalu sama 'nanti kamu akan tahu". Menyebalkan memang.

Dan pak Adi, memang sengaja menjemput mereka sesuai perintah dari Alif, dan jangan lupakan bahwa pak Adi juga telah membawa sebuah koper kecil yang Ara ketahui ternyata berisi baju ganti Ara dan Alif. Mbok Nem lah yang menyiapkan sesuai permintaan Alif, dan dari info yang Ara dapatkan juga dari pak Adi bahwa di tempat yang akan mereka datangi ini tugas Pak Adi hanyalah mengantarkan Ara dan Alif , selanjutnya Pak Adi akan kembali ke Jakarta membawa koper berisi pakaian kotor Ara dan Alif. Benar-benar Sultan, dan kini Ara benar-benar merasakan menjadi seorang Ratu yang segala sesuatu nya dilayani dengan baik.

Ara meletakkan kepalanya pada bahu Alif, tidak ada respon dari laki-laki itu berarti ia tidak terganggu dengan Ara. Sepertinya kini kantuk melanda Ara kembali, padahal baru saja ia terbangun dari tidurnya. Habis mau apa lagi ? Makan cemilan sudah, minum juga sudah, bahkan Ara sempat menyelesaikan permainan puzzle pada ponselnya dan meraih skor 5000, tapi sepertinya perjalanan masih panjang karena belum memberi tanda-tanda mobil akan berhenti.

Sedangkan Alif, laki-laki itu sejak tadi hanya berbincang ringan dengan Pak Adi sekedar menanyakan keadaan rumah, kabar Mbok Nem dan Fiki, bermain ponsel yang sepertinya ia menyelesaikan beberapa pekerjaan nya melalui ponsel, dan Ara pun sempat melihat laki-laki itu tertidur. Ternyata ia bisa juga tertidur dalam perjalanan, apa semalam tidur nya kurang? Apa ia benar-benar selalu menunggu Ara terlelap baru dirinya akan ikut tertidur?

My HubbyWhere stories live. Discover now