00.2

740 84 0
                                    


sudut pandang Jimin (on)

Jimin bangun lebih awal, karena ia harus mengecek keadaan adik bungsunya Jungkook. Adiknya itu sudah lama memiliki penyakit yang mengharuskannya meminum obat-obatan.

Dengan sangat perlahan, Jimin membuka pintu kamar adiknya itu. Terlihat Jungkook yang tertidur sembari sesegukan. "kau menangis lagi kook? tenang aku ada disini untukmu" ucap Jimin lembut.

"aku akan menyiapkan obatmu" Jimin beranjak keruang tengah. Tepat di sudut ruangan terpampang meja penuh dengan obat yang beragam bertulisan J.

Jimin prihatin, mengapa adiknya harus mengonsumsi obat sebanyak ini. klek

Pintu yang terbuka membuat Jimin menoleh. Disana Seokjin sudah berpakaian rapih, sepertinya dia akan pergi. "Hyung kau akan pergi kemana?" tanya Jimin.

Tak ada jawaban, Seokjin melewatinya begitu saja dengan wajah datar.

Sudahlah Jim, percuma kau bertanya toh Seokjin hyung tak sudi menjawab pertanyaanmu. batin Jimin

"Ahh.. Jungkook, aku hampir saja lupa" Jimin mengambil salah satu obat yang bertuliskan 1X sehari sebagai dosis.

Ia kembali ke kamar Jungkook. Adiknya itu tengah menangis histeris diatas kasur, rambutnya berantakan, dan terus menerus menangis. "Hey.. hey.. Jungkookie kau tak apa? Hey.. kookie.." Jimin mencoba menenangkan Jungkook dengan memeluknya.

Namun Jungkook tak kunjung berhenti, adiknya itu semakin histeris. "Jungkook!" Namjoon hyung dan yang lainnya datang.

Mereka berlari mendekat "Jungkook.." Namjoon, Hoseok dan Taehyung langsung memeluk Jungkook tanpa mempedulikan Jimin yang berada disana.

Jimin yang tahu diri pun mundur, dengan perlahan ia meninggalkan kamar Jungkook. "kau lebih membutuhkan mereka kook" ucap Jimin sembari tersenyum.

...

Bosan dirumah, akhirnya Jimin memutuskan pergi untuk sekedar berjalan-jalan. Walaupun badannya sedikit kurang berenergi akibat tadi malam ia pulang terlalu larut dari toko kue milik Halmoeni.

duk.
Bola menggelinding kearah Jimin, ia pun mengambilnya. "permisi.. apakah ini milikmu?" tanya Jimin pada seorang bocah berusia lima tahun.

anak itu menoleh "ahh iya ini milikku,  terimakasih" Jawabnya dengan senyuman manis. Melihat itu hati Jimin menjadi hangat, sudah lama ia tak merasakan hal seperti ini.

"Jean! apa yang kau lakukan jangan seperti itu. kemarilah" panggil seorang namja yang tak lain adalah ayahnya. "appa aku bertemu dengan kakak yang baik ini" ucap Jean menunjuk Jimin.

"tidak. menjauhlah" Appa Jean menarik Jean pergi dengan paksa. Jimin terkejut dengan perlakuan appa Jean, bahkan orang lain pun tak sudi dengan keberadaan Jimin.

Jimin sedikit lesu, tapi ia tak akan putus asa begitu saja. Ia akan membuat semua orang menyayanginya.

sudut pandang Jimin (off)

YOUNG FOREVER ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang