00.3

672 86 1
                                    


sudut pandang Jimin (on)

setelah berjalan-jalan Jimin kembali kerumah, ia melewati ruang makan dimana saudaranya tengah berkumpul bersama. Mereka semua hanya terdiam "aku.. pulang.."

Biasanya Jimin akan kena marah, tapi kali ini mereka mengabaikan Jimin. Sepertinya mereka sudah lelah dengan sikap Jimin.

"aku akan ke kamar.. maaf menggangu" pamit Jimin beranjak menuju kamar.

apa salahku tuhann, apakah dosa aku terlahir didunia ini.. lirih Jimin.

Ia tak dapat menahan semua bebannya, air mata itu menjadi saksi bisu rasa sakit Jimin.

flashback  2013.

Mereka tujuh bersaudara hanya bisa diam melihat sang ibunda pergi meninggalkan rumah. Hanya Taehyung dan si bungsu Jungkook yang boleh menangis.

Karena Jimin tahu ini salahnya, salah dirinya terlahir ke dunia. "Ini.. salahku hyung.. aku minta maaf" ucap Jimin.

"benar! semua ini salahmu, kehadiranmu membuat kesialan dasar anak haram!" Yoongi menaikan nadanya.

Tak ada yang melerai, mereka hanya diam dan menatap Jimin dingin. "seharusnya dulu kau mati saja" Deg. ucapan Taehyung saudara itu membuat Jimin seperti tersengat listrik.

Sakit, hancur, marah, kecewa semua menjadi satu. Hanya saja Jimin tidak bisa meng-ekspresikannya.

flashback (off)

Pagi yang sama, Jimin seperti biasa melakukan rutinitasnya. Menyiapkan obat Jungkook, membereskan rumah, dan hal sederhana lainnya berhubungan sekolah sedang libur hingga tahun baru.

Setelah melakukan semua itu Jimin kembali ke kamar. Merebahkan badannya diats kasur empuk. clek- seseorang memasuki kamar Jimin. "Hoseok hyung?"

Jimin terbangun dari tidurannya. Hoseok menghampiri meja Jimin. Lelaki itu membawa kardus, lalu memasukan semua barang Jimin kedalamnya. "Hyung! Apa yang kau lakukan!"

Hoseok mengabaikannya dan melanjutkan memasukan barang-barang Jimin. "Hyungg.. kumohon jika kau ingin aku pergi jangan seperti ini caranya" Jimin terus menahan pergelangan Hosoek tetapi Hosoek menepisnya.

"Hyungg.."

Jimin ingin menangis, tetapi tak bisa. Hyung ke-empatnya datang. Namjoon hanya berdiri dengan wajah datar. "Namjoon hyung.. apa kau juga akan mengusirku?" tanya Jimin.

"Ck. Dasar bedebah sialan!"

Jimin hanya bisa kembali diam saat hyungnya itu mengatakan hal pedas. "baiklah. kalau begitu aku akan pergi"

Dengan tekad kuat Jimin beranjak meninggalkan rumah, saat diambang pintu ia bertemu dengan Jungkook. Langkahnya terhenti, lalu menoleh kearah adik kesayangannya.

"pergilah dengan tenang hyung" ucap Jungkook.

Jimin terkejut, ia hanya ingin seseorang menahan kepergiannya. "terimakasih kookie" Jimin melanjutkan langkahnya, meninggalkan tempat yang menjadi satu-satunya rumah.

[.....]

YOUNG FOREVER ✔️Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz