02.2

565 72 2
                                    


sudut pandang Halmoeni

kriingg!

Lonceng pintu berbunyi, menampakan Jimin yang baru saja datang. "aiigo Jiminssi aku sudah memunggumu, kau ingin tart coklat? bagaimana dengan red velvet? ahh aku sudah menyiapkan lilin untuk ulang tahunmu" ucap ku menyambut kedatangan remaja itu.

Aku terkejut melihat keadaanya, aku sadar akan sesuatu. Itu bukan Jimin, melainkan arwahnya.

"mengapa kau ada disini Jimin.. ini sudah bukan tempatmu"

Jimin tersenyum simpul "aku ingin coklat" balas Jimin. Apakah dia tak sadar? Dia sudah mati. Tapi aku harus tetap tenang, anggap saja tak ada apa-apa.

"Inii diaa! Sekarang umurmu 17 tahun kan, aku sengaja menyiapkan lilin dengan angka umurmu"

"kau tak usah repot-repot Halmoeni, ini terasa berlebihan" ucap Jimin.

"biarlah, tak perlu sungkan padaku"

"Hehehe baiklah"

"Nah, sekarang tiup lilinmu dan buat permintaan"

"permintaan?" Jimin terdiam.

"kau pasti punya harapan kan? cobalah memintanya untuk sekali ini" titahku.

Jimin sempat terdiam kembali, kemudian tetesan air terjatuh dari kelopak mata cantiknya. Buatlah permohonan Jimin, ini ulang tahun terakhirmu. Kuharap setelah ini kau bahagia dan tenang.

13.10.2020
sudut pandang Halmoeni (off)

[.....]

YOUNG FOREVER ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang