Chapter 19 || Ok

239 22 3
                                    

( Play Music )

EL terbangun pukul 6 pagi, membuka mata dan merasakan ada yang aneh hari ini. Ia sadar ia tidak sedang berada di kamarnya. Melihat sekelilingnya dan menemukan Min Yoongi duduk di kursi dekat jendela kamar hotel ini sedang tertidur. Menatapnya sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi sebelum ia berada di sini. Perlu diingat bahwa Park Sin EL terbiasa menjalani hidup yang berbeda dari kebanyakan wanita seusianya, jadi jika kita berfikir ia akan terkejut lalu berteriak serta menutup rapat tubuhnya seperti cerita sebuah drama jelas itu tidak akan terjadi padanya. Dia orang yang akan selalu tenang menghadapi situasi segenting apapun.

Dan sekarang, seingatnya ia bersama Jungkook tadi malam lalu kenapa ada Yoongi? Ia berusaha berpikir keras. Hmm mungkin seperti itulah efek obat perangsang jika sudah sadar dari pengaruhnya. Setelahnya, EL benar-benar mengingat semuanya. Bahkan sampai kalimat terakhir yang ia ucapkan pada lelaki yang sedang tertidur di kursi itu, kalimat yang hanya berisi desahan dan nama lelaki itu. Memalukan! EL benar-benar murka sekarang, bukan saja hanya marah. Jika ada level tertinggi pada emosi marah mungkin itu kata yang pantas untuk menggambarkan keadaan dirinya saat ini. EL berjalan keluar kamar dengan ponsel yang sudah digenggamnya, dapat dipastikan ia akan menghubungi Dave atau Nath.

"Dave.."

"Katakan padanya anda baik-baik saja Hoejangnim, kita bisa bicarakan ini baik-baik" bisik Yoongi sangat kecil dan berhati-hati supaya Dave tidak mendengarnya. EL menyadari ada sesuatu di depan lehernya, yaitu sebuah pisau yang jika menggores lehernya bisa saja membuat urat nadi EL putus. Dan ia tewas di tempat. Yoongi mendapatkan pisau itu dari samping piring yang berisikan buah-buahan yang sudah disiapkan Hotel ini untuk fasilitas kamar ini sepertinya.

"Aku sedang bersama Min Yoongi sekarang, nanti jika aku hubungi tolong jemput aku di Helipad hotel ini" Ya EL menyuruh Dave menggunakan Helikopter pribadinya. Sepertinya EL muak jika harus lewat jalan raya.

"Ya, aku baik-baik saja"

Setelah mengucapkan kalimat terakhirnya pada Dave, EL menutup sambungan teleponnya. Melempar ponselnya ke lantai. Menyambar tangan Yoongi yang sedari tadi masih berada di depan lehernya, memelintirnya ke belakang dan mengambil pisaunya. Yoongi meringis dan takut karena keadaan sudah berbalik sekarang dan ia berada di posisi terancam.

"Setidaknya ucapkan terimakasih terlebih dahulu karena aku sudah menolong anda Hoejangnim. Apakah ini bentuk balasan pada seseorang yang sudah menyelamatkan anda?"

"Dan setelah itu, kau akan mengucapkan selamat tinggal pada adikmu Jeon Jungkook brengsek"

Yoongi tidak menampiknya, ia sadar dan tahu betul adiknya salah besar dan keterlaluan.

"Tolong lepaskan aku terlebih dahulu"

EL pun melepaskan kunciannya pada tangan Yoongi. Yoongi langsung berlutut di bawah kaki EL. EL terkejut.

"Aku mohon jangan lakukan apapun pada Jungkook.."

"Berdiri!"

Yoongi langsung berdiri tetapi masih dengan menundukan kepalanya. EL memutar balik tubuhnya ke arah jendela pada ruang tamu kamar ini dan menghadap keluar.

"Dia sungguh cari mati Min Yoongi, apa dia tau dia sedang berurusan dengan siapa? atas dasar apa dia melakukan hal itu padaku? setelah aku membantu kalian kenapa dia melakukan hal sekeji itu padaku? aku bahkan berniat menolongnya karna kupikir dia sedang kesulitan akan sesuatu. Aku melihatnya mirip seperti adikku yang sudah tiada, bahkan aku ingin sekali mengangkatnya sebagai adikku..Dan sekarang rasanya aku ingin membunuhnya."

Tiba-tiba Yoongi memeluk erat bahkan terbilang kencang tubuh EL dari belakang. EL tersentak kaget tapi tidak melakukan apapun.

"Hoejangnim, aku sungguh minta maaf. Dia hanya bocah ingusan yang tidak mengerti situasi ini. Dia tumbuh dengan kasih sayang kami sebagai kakak-kakaknya, kami benar-benar melindunginya saat ia masih remaja. Dan ia berpikir anda menyiksaku selama aku berada di rumah anda, dan itu salahku karena tidak memberikan kabar apapun pada mereka. Dia berusaha melindungiku sebagai kakaknya. Jadi ini terjadi hanya karena salah paham. Aku mohon mengertilah Hoejangnim"

"Dia cukup pintar untuk disebut bocah ingusan dengan memberikanku obat sialan itu." Suara EL sedikit bergetar sepertinya ia mengingat yang terjadi padanya semalam.

"Hoejangnim, aku akan melakukan apapun untuk anda asal jangan lakukan apapun pada Jungkook. Aku benar-benar menyayanginya.  Aku sungguh minta maaf atas apa yang sudah ia lakukan pada anda EL Hoejangnim. Sejujurnya aku mendengar apa yang anda katakan pada saat aku tertidur waktu itu. Jika anda menginginkan ku ada di hidup anda aku akan melakukannya, aku tidak akan kembali pada Sora, bahkan kita bisa hilangkan perjanjian itu bukan hanya satu tahun aku bersedia selamanya berada di samping anda Hoejangnim. Aku benar-benar akan berusaha keras belajar mencintai anda, aku akan berkorban untuk keselamatan adikku."

EL mendengarkan seluruh kalimat Min Yoongi dengan seksama. Air mata nya yang sedari tadi ia tahan dan berkumpul di pelupuk matanya kini jatuh menetes pada tangan Min Yoongi yang berada melingkar pada pinggang dan perut EL.

EL melepaskan pelukan Yoongi. Berbalik. Dan hanya mengatakan.

"Oke.."

Setelah itu ia meminta Dave menjemput mereka, mereka sekarang berada di helikopter pribadi EL. Dan selama perjalanan EL hanya terdiam dan tidak menatap Yoongi sama sekali. Nath sempat bertanya keadaan Boss nya saat ini dan hanya dijawab kalau ia baik-baik saja. Sesampainya di kediaman, EL langsung masuk ke dalam kamarnya dan berpesan pada Nath maupun Dave untuk tidak mengganggunya selama 3 hari kedepan juga membatalkan seluruh agenda acara selama 3 hari kedepan. Selama 28 tahun hidupnya, baru kali ini EL merasa dirinya tidak dalam keadaan baik.

Tbc..

SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora