BAB 13 Janji Ayah dulu.

618 150 18
                                    

Hari ini rasanya gak terlalu melelahkan di sekolah bagi Yuna. Sebab, si pembuat masalah yaitu Darto gak masuk hari ini. Jadi, Yuna gak terlalu menguras tenaganya untuk menegur siswa-siswa yang kedapatan masih melanggar peraturan. Karena memang, dari sekian banyak siswa, dari kelas 10 sampai 12, dari siswa IPA maupun IPS, mereka semua langsung patuh saat ditegur oleh Yuna, gak kaya Darto.

Jika ada yang bingung, kenapa Yuna begitu disegani oleh murid dan dihormati oleh guru-guru. Jawabannya adalah karena Yuna itu murid yang berprestasi dalam bidang akademik maupun atletik. Semenjak kelas 10, setidaknya, Yuna telah mengharumkan nama sekolahnya, SMA Palapa, sebanyak tiga kali. Dua diantaranya adalah menjadi juara di olimpiade matematika dan fisika se-provinsi DKI Jakarta, lalu satu lagi adalah menghantarkan tim volly putri SMA Palapa juara tingkat kota wilayah Jakarta Selatan.

Oleh sebab itu, begitu mudah bagi Yuna menduduki jabatan Ketua OSIS, karena dia mendapat dukungan penuh dari mayoritas murid apalagi guru. Serta dalam visi misi yang dibawanya, Yuna akan menegakan peraturan sekolah, dan menghukum siapa saja tanpa pandang bulu dengan mendirikan organisasi dibawah OSIS, yaitu KKS.

Sebab, dia ingin merubah citra sekolahnya, SMA Palapa, yang dulu dicap sebagai sekolah yang siswanya gemar tawuran. Meskipun, nyatanya, anak-anak SMA Palapa masih suka tawuran, dan siapa lagi pelakunya kalau bukan Darto dan Udyn, si dua 'Jawara' di SMA Palapa.

Yuna kini baru saja sampai di rumahnya, rumah sederhana bergaya minimalis di salah satu komplek daerah Radio Dalam, Jakarta Selatan. Cewek itu terlihat sedang mengatur nafasnya, setelah baru saja turun dari motor Angga. Dia masih merasa takut, sebab Angga yang membawa motor dengan kecepatan tinggi, gak cuma itu, Angga juga gemar menyalip-nyalip mobil maupun bis sepanjang jalan.

Hal yang sebenarnya gak Yuna suka, tapi apa daya, dia gak enak hati jika mengatakannya langsung pada Angga, gebetannya sendiri. Disamping itu, motor Angga adalah motor sport fairing R15 keluaran perusahaan Jepang, Yamaha. Jadilah dia berlaga seperti Valentino Rossi, kebut-kebutan di jalanan seolah sedang balap motor GP.

"Asalamualaikum," Yuna berucap salam, seraya masuk ke rumahnya.

"Ikum~ salam," sahut seorang gadis kecil berumur lima tahun seraya berlari kecil ke arah Yuna.

Gadis itu lantas berhambur memeluk kaki Yuna, membuat si empunya kaki tersenyum, seraya mengusap puncak rambut gadis itu. Setelahnya, Yuna berlutut, untuk menyamakan tingginya dengan tinggi gadis kecil yang merupakan adiknya itu.

Cup. Cup.

Dikecupnya kedua pipi bulat yang menggemaskan milik adiknya itu.

"Hmmm, wangi banget dede, udah mandi ya?" Yuna bertanya dengan lembut.

"Udah dong, Mba yang belum mandi, bau acem," kata Yola, adiknya Yuna.

Yolanda Dwi Wulandari, adalah nama gadis itu. Gadis kecil menggemaskan, karena memiliki pipi yang bulat, dia itu adik tersayangnya Yuna. Jika orang lain mengenal Yuna sebagai cewek yang dingin, jutek, dan tegas di sekolah. Maka lain lagi jika Yuna sedang berada di rumah. Yuna adalah kakak yang sangat baik dan penyayang bagi adiknya, dan anak yang penurut dan santun dimata orang tuanya.

"Waalaikumsalam, Na," sahut sang Ibu, yang tengah mencuci piring di dapur.

Yuna lantas menggendong adiknya, lalu mendudukannya di sofa. Setelahnya, Yuna berjalan ke kamarnya, untuk mengganti pakaian sekolahnya, kemudian mandi. Selang tiga puluh menit kemudian, Yuna pun keluar kamarnya, menemani adiknya di ruang tamu, menonton kartun yang di tayangkan di televisi.

Waktu pun terus berlalu, dan sang adik, Yola, sudah tertidur pulas dengan kepalanya yang berpangku pada paha Yuna. Perlahan, Yuna memindahkan adik kesayangannya itu ke kamar orang tuanya. Setelahnya, dia bergegas menuju dapur, membantu Ibunya memasak untuk makan malam nanti.

𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝑫ᴀʀᴛᴏ (TAMAT)Where stories live. Discover now