BAB 30 Kecewa dan Cemburu.

622 122 14
                                    

Yakin, Yuna benar-benar yakin bahwa Darto bolos sekolah hari ini. Jadilah dia paham, alasan kenapa Darto tadi senyam-senyum pas mau berangkat ke sekolah. Ternyata, Darto belum sepenuhnya berubah, pemikirannya salah, perasaannya juga salah. Lagi, seketika rasa benci, kesal, marah bercampur aduk mengusir rasa lain yang baru saja tumbuh di dalam hatinya.


Kini Yuna sadar, bahwa dia hanya terbawa suasana saja. Lebih dari itu, dia juga sadar, bahwa dia belum sepenuhnya bisa mengatur seorang Benyamin Sudarto. Dadanya tiba-tiba terasa sesak, karena kecewa, sama tingkah Darto pagi ini.

Kamu maunya apa sih, To? Kamu yang nolak hubungan kita, tapi kamu juga yang ingkar sama perjanjian kita .... batin Yuna.

Sekarang, Yuna sedang berjalan menyusuri koridor jurusan IPA, sedang menuju ke kelasnya. Wajahnya gak secerah biasanya, padahal hari masih pagi. Alasannya, sudah pasti karena Darto. Yuna bener-bener gak ngerti, sama jalan pikiran Darto.

Beberapa saat kemudian, Yuna pun sampai di kelasnya. Tapi, dia malah berhenti, saat sudah sampai di depan pintu kelasnya, dia memikirkan sesuatu. Dia jelas gak bakal diam saja, karena dia sudah berjanji sama Mama Aya.

Seketika, sebuah ide muncul di dalam otaknya, sebelah bibir Yuna terangkat, dia tersenyum licik.

"Jadi kamu mau main-main sama aku ya, To? Cih, liat aja, bakalan aku tunjukin cara mainnya ...," gumam Yuna, seraya masuk ke dalam kelasnya.

Dilihatnya Rere, teman sebangkunya. Tengah duduk dengan kepala telungkup di atas meja.

"Pagi, Re." Yuna mendudukan dirinya di sebelah Rere.

Rere pun mengangkat kepalanya, dan menatap Yuna dengan bibir yang tertekuk ke bawah. Membuat Yuna bingung melihatnya.

"Kamu kenapa?" tanya Yuna.

"Darto ...."

Deg.

Alis Yuna pun sedikit menukik. Kenapa lagi-lagi nama itu sih? Kenapa dunianya kini berkutat dengan Darto, Darto, dan Darto? Sudahlah dirinya pusing memikirkan si anak nakal itu. Sekarang, sahabatnya Rere juga dibuat seperti ini oleh cowok yang sama. Yuna tau, Rere pasti sedang sedih.

"Kenapa? Darto ngapain kamu? Nyakitin kamu?" Yuna bertanya, tapi Rere malah menggeleng.

"Terus Darto ngapain kamu?"

"Gue yang salah." jawaban Rere pun membuat Yuna menaikan alisnya.

"Kemaren pas lo ditembak Kak Angga di kantin, gue sama Darto juga ada disit--"

"Iya aku tau, terus?" sela Yuna.

"Ya gue sama kaya anak-anak yang lain, melting ngeliat betapa romantisnya Kak Angga pas nembak lo. Dan ... tiba-tiba gue gak sadar, gue meluk Darto ...."

Deg.

Dada Yuna rasanya cenat-cenut mendengar penuturan Rere. Seperti ada rasa panas yang menjalar sampai ke ulu hatinya. Kenapa ini?

"Ma-maksud kamu a-apa? Kamu meluk ... Darto?" Yuna bertanya dengan gugup, suaranya mengecil di akhir kalimatnya, nyaris gak bisa didengar.

Rere mengangguk lesu, tapi itu justru membuat cenat-cenut di dada Yuna semakin terasa.

"Gue meluk lengannya Darto, tapi tiba-tiba dia sadar dan ngejauh dari gue. Abis itu dia cabut dari kantin, dan semenjak itu, dia gak bales chat gue sampe sekarang. Gue gak enak sumpah, belum akrab tapi udah peluk-peluk, gue takut dia marah sama gue."

Yuna diam, bingung mau menanggapi seperti apa. Karena Yuna juga masih gak percaya, sama rasa yang tiba-tiba datang menyapa hatinya. Dia ... cemburu.

𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝑫ᴀʀᴛᴏ (TAMAT)Where stories live. Discover now