BAB 48, Perihal Rere dan perasaannya.

524 115 15
                                    

"Makasih."

Suara tepuk tangan dan sorakan para penonton langsung menggema ke seluruh penjuru GOR. Seiring dengan Darto dan kawan-kawannya yang tengah turun dari panggung setelah penampilan mereka selesai. Andai saja mereka membentuk sebuah band, sudah pasti bakal gampang terkenal, karena Darto selalu mampu membuat para penonton terhanyut dalam lagu yang dinyanyikannya. Seperti saat di sekolah tempo hari, kala dia dan Udyn seolah menggelar konser di kantin.

Disisi lain, Yuna masih di tempatnya berdiri, terus memandang Darto dari kejauhan. Entah kenapa, Yuna merasakan kekecewaan Darto lewat lagu yang dinyanyikan cowok itu, hati Yuna cenat-cenut rasanya. Dia takut, akut bila Darto benar-benar membencinya, seperti dulu. Sekarang Yuna baru menyesal, karena telah mengatakan hal yang gak seharusnya dia katakan. Sekarang Yuna jadi tersiksa sendiri, karena telah merelakan hal yang gak seharusnya dia relakan.

Darto justru semakin jauh, bahkan sulit buat sekedar Yuna sentuh.

Tiba-tiba, Yuna tersadar dari lamunannya, kala merasakan sesuatu yang merayap di belakang pinggulnya. Si ketua OSIS itu menegang kaku, dan langsung menoleh pada Angga yang dengan sengaja memeluk pinggang Yuna, pacarnya.

"Angga, please jangan kaya gini. Gak enak diliatin yang lain," ujar Yuna seraya menjauhkan tangan Angga.

"Hah? Kenapa emangnya? Itu mereka juga kaya gitu kok." Dagu Angga mengarah pada beberapa siswa siswi yang berpacaran, saling merangkul, baik merangkul pinggang ataupun pundak.

"Ta-tapi, aku gak biasa kaya gitu maaf." Yuna langsung kembali duduk di kursi depan stand-nya. Sementara Angga hanya menghela nafas, menghadapi kepolosan Yuna yang ternyata melebihi ekspektasinya.

Yuna duduk persis di sebelah Rere, namun Rere masih berdiri dengan arah pandang yang tertuju juga pada Darto. Sebelum kemudian cowok itu menghilang ke belakang barisan stand jurusan IPS. Tanpa ba-bi-bu, cewek itu segera melangkah kesana, tentu saja buat meminta penjelasan pada Darto, yang ternyata telah membohonginya. Meninggalkan Yuna yang padahal sangat membutuhkannya, untuk keluar dari situasi canggung bersama Angga, pacarnya sendiri.

***

Rere terus melangkah, membelah lautan murid-murid yang masih menikmati rangkaian acara makrab yang terus berlanjut. Sampai akhirnya dia sampai di belakang stand jurusan IPS, dan langsung berpapasan dengan cowok yang dia tuju, yaitu Darto. Rere berhenti, sedikit menghadang jalan Darto, memandang cowok yang dia suka itu, sebelum akhirnya memandang kebelakang Darto dimana ada Udyn, Ega, dan berakhir pada Juna, kakak kelas yang kumis tipisnya membuat senyumnya terlihat begitu manis, dan pasti bikin cewek-cewek mabuk kepayang.

Seakan tau situasi, Udyn lantas melangkah lebih dulu melewati Darto.

"Gue nunggu di luar To. Ngopi," kata Udyn seraya menepuk pundak Darto. Diikuti oleh Ega dan Juna yang menatap Rere dengan tatapan berbeda, kayanya dia juga terkejut seperti Udyn, setelah melihat kaya gimana gebetan si Darto.

Rere terlihat tomboy tapi sexy, dengan flanel kotak-kotak bernada merah hitam ketat, menampilkan lekuk tubuhnya dengan sempurna. Bawahannya dibalut dengan celana bahan parasut warna hitam, dan memakai sepatu yang sama seperti Darto. Andai saja mereka jalan berdua, sudah pasti terlihat sangat serasi.

"Eh, Re-Rere ... hai," sapa Darto, gugup.

"Kenapa bohong?" tanya Rere tanpa basa basi.

"Ah, anu ... gue dadakan kok datengnya iya, dadakan," tutur Darto sambil menggaruk tengkuk lehernya yang sudah pasti enggak gatal.

Wajah Rere terlihat datar, cewek itu bersedekap, memandang Darto dengan sebelah alisnya yang terangkat. Tau banget kalau cowok di depannya itu bohong.

𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝑫ᴀʀᴛᴏ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang