42

17.7K 945 10
                                    

Bagaimana rasa nya di rendahkan oleh orang yg kita tinggikan?

***

   "Engh.."

   Nara mengernag ketika dia baru saja bangun dari tidur nya. Seperti sudah beberapa ratus tahun dia tertidur. Apalagi badannya yg pegal karna sudah beberapa jam tertidur itu.

   Namun 1 hal yg Nara bingung kan, dimana dia sekarang?

   "Dimana aku?" Tanya Nara entah pada siapa, taka da yg menajawab nya, karna yg hanya makhluk hidup hanya diri nya seorang.

  Nara bangun dari kasur nya, kemudian kaki nya melangkah menuju ke arah pintu.

   "Kok gk bisa di buka sih" Gerutu Nara, mencoba membuka pintu itu, namun tak bisa juga, nyatanya pintu itu dikunci dari luar.  Dan saat itu juga Nara panik, sudah tak tahu dia dimana, dan dia dikunci pula. Gadis itu berharap, semoga yg menculik nya bukan orang jahat.

   Hey,  mana ada penculik orang baik?

    "BUKA PINTUNYA TOLONG YG ADA DILUAR" Nara kalang kabut ketika perasaannya tidak enak, takut penculik itu muncul dan berbuat sesuatu.

   "Mama, Nara takut" air mata itu keluar begitu saja tanpa bisa di tahan.

   Namun saat Nara bangun dari duduk nya, suara pintu terbuka, dan menampilkan seorang pria. "Reza" gumam Nara ketika pria yg menculik nya.

   Tidak, Nara baru ingat jika seorang yg dia percaya ternyata bersekongkol dengan penculik itu. Aya yg telah membiusnya ketika saat di rumah sakit,  ketika Nara akan mengantarkan Aya pulang.

   "Nara mau kak Gara kasih hadiah?"

   Nara mematung mendengar itu.  Apa yg dimaksud Reza? Apakah Reza kenal dengan Gara? Yg jelas saat ini otak Nara tengah nge blank, fikiran nya tak tahu kemana.

   "Kamu minta hadiah dari kakak, tapi karena kejadian itu,  kakak belum kasih kamu hadiah" Penuturan Reza membuat Nara meneteskan air matanya.

   "K-ka Gara" Seolah nata tak dapat mengungkapkan apa apa,  mulutnya bungkam akan berucap apa, terlalu terkejut dengan kejadian yg begitu cepat.

   Reza yg masih berdiri tegak di hadapan Nara kini terkejut dengan pelukan tiba tiba Nara. Senyum terukir jelas di bibir keduanya,  bahagia rasanya ketika seorang yg kalian sayang masih ada di dunia ini.

   Namun pelukan mereka terlepas ketika. ....

   BUGH

   BUGH

   BUGH

   "BANGSAT!"

   Pukulan demi pukulan di layangkan untuk Reza dari Arkan Yg tiba tiba muncul.

   "ARKAN UDAH!"

   Arkan berhenti memukul Reza,  menatap Nara dengan pandangan yg tak dapat di artikan. "Kamu bela dia?"

   Nara gelagapan, Arkan salah mengartikan nya. Pria itu cepat cemburuan,  padahal Nara tak bermaksud membela Reza. Padahal memang benar juga Nara membela Reza. Tapi awalnya pun Nara tak ingin keduanya babak belur.

   "A-Arkan bukan gi-

   "Apa benar kamu selingkuh sama dia?" Tanya Arkan memotong ucapan Nara.

   Nara yg mendengarnya membulatkan matanya. Arkan salah mengartikan nya,  dan apa yg dikatakan Arkan? Nara selingkuh? Nampaknya Arkan salah paham padanya.

   "Aku gk selingkuh sama Reza Arkan" Nara menyargah ucapan Arkan.

   "Aku kecewa sama kamu Nara"

***

   "Sekarang lebih baik kita cari dimana Arkan"

   Nara mengangguk menyetujui saran dari Reza. Setelah kejadian beberapa jam yg lalu,  Arkan meninggal kan Nara. Pria itu salah paham dengan semuanya, karna cemburu nya yg berlebihan membuat Arkan langsung berfikir jika Nara selingkuh dengan Reza.

   Di lorong rumah sakit itu,  Nara dapat melihat Dion  yg tengah duduk di samping Aya.

   Antara bingung Nara menghampiri Dion atau tidak, karna di sana ada orang yg.... sulit untuk dikatakan juga.

   Namun dengan tekad nya, Nara mebghampiri kedua insan itu, di ikuti Reza yg berjalan di belakang nya.

   "Yon"

   Dion yg di panggil emboleh ke arah nara, tatapan nya seperti bukan tatapan Dion yg nyeleneh, Tatapan itu seperti tatapan sinis yg di beirkan Dion oleh nya.

   "Kata nya lo di culik, tapi kenapa dateng sama selingkuhan lo?" Pertanyaan Dion itu membuat Nara menyerngit bingung. Ada apa dengan semua nya? Mengapa mereka berfikir jika diri nya selingkuh dengan Reza?

   "Ma-maksud kamu apa Yon?" Tanya Nara. Dion terkekeh sinis "Gk usah sok polos. Aya udha ceritain kalau lo selingkuh sama Reza udah lama"

   Bagai di timbun oleh ribuan batu, Nara tak menyangka jika dirinya di fitnah seperti itu oleh oramg terdekat nya. Nara mebatap Aya dengan pandnagan tam percaya, namunpandnagan itu tak lepas dari pandnagan Dion "Jalang kaya lo gk pabtes mandang Aya kaya gitu!"

   Sakit? Itu perasaan Nara sata ini. Kenapa semua orang berfikir seperti itu? Rasa nya Nara gatal ingin melurus kan semua nya, semua kebelokan yg terjadi karna ucapan ular orang yg telah di percayainya.

   "Lebih baik lo pergi, mereka gk akan jawab pertanyaan lo. Lo amlah bakal sakit hati di sini terus" Bisik Reza. Nara mengangguk, benar apa yg di kata kan Reza, percuma dia di sini.

   "Terserah Dion mau bilang apa, kebenaran nya bakal terungkap" Itu kata terakhir yg di ucap kan Nara ketika gadis itu pergi.

   Menangis? Itu yg di rasakan Nara saat ini, menangis sejadi jadi nya.

   Kesalah pahaman ini entah berawal dari mana, yg jelas, Nara akan merubah kesalah pahaman ini. Itu yg terpenting.

   "Ka Gara tau Nara kuat, jangan langsung nyerah"

***

Detik detik cerita bakal tamat nih. Eakk.

Detik detik ini, makasih sudah mau baca cerita 'The Truth (Arkan)', meski cerita nya emang gk jelas, karna cerita ini cuma buat mengisi waktu luang aja. Hehe.

Vote coment nya juga. Jangan pelit sama cerita orang kalo buat vote sama Coment mah❤

  

  

  

The Truth (Arkan) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang