45 - Rumah Sakit

439 103 8
                                    

・・・

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

・・・

Sudah terlampau tiga hari sejak kejadian baku hantam di rumahnya yang melibatkan Dalvin dan Nael. Semenjak itu pula, hubungan Lusa dan Xero semakin tidak jelas arahnya. Semakin terasa seperti orang asing yang tak pernah saling kenal sebelumnya, padahal hari ini ... adalah hari dimana dulu hubungan mereka diresmikan untuk yang pertama kalinya.

Anniversary Lusa dan Xero yang ke satu.

Tapi seolah itu bukan hal yang penting-penting amat untuk diungkapkan dan memberi hadiah atau hal lainnya untuk satu sama lain, Xero sama sekali tidak mengirimkan Lusa pesan barang satu atau dua patah kata. Roomchat-nya dengan cowok itu benar-benar kosong, terakhir kali mengirim pesan yaitu seminggu lalu. Itu pun pesan Lusa yang menjadi akhirannya alias hanya dibaca saja oleh Xero.

Mungkin Xero lupa.

Makin kesini Lusa jadi merasa kalau cowok itu tidak benar-benar sayang padanya, kalau dia serius. Kenapa tingkah Xero seolah cowok itu sudah tidak peduli lagi pada Lusa? Setelah banyak hal yang mereka lalui, jadi makna hubungan mereka hanya sebatas ini?

Menghela napas pelan, Lusa mengetuk daun jendela kamarnya dengan pandangan menerawang ke depan. Memperhatikan siapa pun yang lewat sembari melamun, kegiatan yang sering ia lakukan di kala bosan.

"Kak! Tolong dong masakin air hangat trus bawa kesini!"

Suara ibunya menggelegar dari kamar sebelah, alias kamar Saska.

Lusa mengembuskan napas pendek, berjalan dengan malas-malasan ke arah dapur. Mengambil panci, memasukkan empat gelas air ke dalamnya, dan menyalakan kompor.

Sembari menunggu airnya mendidih, Lusa berkacak pinggang dengan sorot mata terfokus pada buih-buih di air yang perlahan muncul.

Perihal air hangat ini, jadi kemarin Saska tiba-tiba mengeluh pusing dan malamnya demam. Entah apa yang telah anak kecil itu lakukan sampai sakit begitu. Setaunya, Saska bukanlah tipe anak yang mudah sakit. Walaupun bocah itu jingkrak-jingkrak kesana kemari, bermain perang-perangan dengan Dalvin bahkan sampai guling-guling di lantai sekalipun. Saska tidak pernah kedapatan sakit, baru kali ini.

Mungkin anak itu salah memakan makanan sampai suhu tubuhnya berubah drastis.

Saat air nya sudah mendidih, Lusa menaruh itu ke dalam sebuah wadah yang berukuran cukup besar lalu ia tuangkan air biasa lagi agar tidak terlalu panas.

Setelah itu, Lusa membawanya ke kamar Saska. Dimana ibunya masih berada di pinggir ranjang dengan adik laki-lakinya yang masih tertidur pulas.

1. Secret | Xero〔✔〕Where stories live. Discover now