[034]

12.9K 1.3K 437
                                    

Langkah kaki Yoongi terlihat begitu kasar saat memasuki sebuah ruangan bersama dua bodyguard yang setia membuntutinya.

Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, lelaki berkulit pucat itu langsung menyelonong masuk ke dalam. Tatapannya yang begitu tajam tertuju pada wanita paruh baya serta seorang remaja di hadapannya, Park Jihoon.

"Mama pikir aku anjing sampe harus diseret kayak gini?" tanya Yoongi penuh penekanan.

Ibu Yoongi melirik puteranya dengan sinis, ia meletakkan cangkir teh miliknya sebelum bergumam, "Bahkan anjing lebih nurut saat dikasih tau tuannya"

"Kalo gitu kenapa gak pelihara anjing aja? Huh?"

"Min Yoongi! Kamu kenapa keras kepala banget sih? Mau apa kamu pergi jauh-jauh buat nemuin anak itu?! ㅡUntung Jihoon kasih tau mama kalo kamu pergi dari asrama, kalo engga mungkin kamu bakalan betah ada disana"

Yoongi tertawa pelan, perasaannya kini benar-benar kesal, mendapati kenyataan bahwa Jihoon lagi-lagi ikut campur dalam urusannya itu benar-benar membuatnya ingin memukul remaja sok polos itu.

Yoongi melirik Jihoon yang duduk tenang di atas sofa dengan pandangan yang menghindari mata Yoongi, "Ah ternyata mama udah punya anjing" desis Yoongi, menyindir.

"Yoongi kamu denger! Mau sampe kapan kamu terus ngelawan mama?!" tanya ibu Yoongi dengan nada cukup tinggi.

"Sampe mama mau bebasin kehidupan aku!!" balas Yoongi tak kalah kencang.

"Kamu belum dewasa! Kamu gak tahu kerasnya dunia jadi mana bisa mama bebasin gitu aja!"

"Aku gak perlu nunggu dewasa buat tau betapa kerasnya dunia ini. Aku paham, maka dari itu aku mau cari jalan sendiri, bukan jalan yang dipilih mama! Karena mama adalah salah satu yang buat dunia aku jadi begitu keras.

Mama bilang semua yang mama lakuin untuk kebaikan aku? Sampe kapan mama sadar kalo apa yang mama pilih itu justru nyakitin aku! Mama pisahin aku dari orang-orang yang aku sayang, mama kira hidup aku bakal lebih baik? Pertama abang, kedua Jimin, berapa kali lagi mama harus sakitin aku demi dapetin kebahagiaan mama sendiri? Apa bahkan mama masih pantes buat disebut sebagai seorang ibu?"

Ibu Yoongi nampak terdiam di tempatnya, ia memandang tajam ke arah puteranya yang berujar dengan kalimat yang begitu menusuk ke lubuk hatinya.

"Abang sekarang udah punya anak, dia perempuan, umurnya 4 tahun, pinter dan lucu. Abang juga keliatan bahagia sama keluarganya, gak seperti apa yang mama kira selama ini, abang bener-bener keliatan bahagia" Yoongi menghentikan kalimatnya sejenak sebelum menghela nafas pelan dan kembali bersuara,

"Yoongi udah capek ma, Yoongi gak mau mohon-mohon lagi, sekarang biarin Yoongi pergi kaya mama ngebiarin abang. Mama gak perlu anggep Yoongi sebagai anak lagi, ㅡmaaf Yoongi gak bisa kasih apa yang mama mau untuk saat ini, tapi Yoongi juga mau tetep berusaha untuk ngebahagiain mama dan papa, tapi dengan cara Yoongi sendiri"

Tubuh ibu Yoongi membeku, lidahnya terasa kelu tanpa bisa membalas perkataan sang anak. Bahkan wanita paruh baya itu membiarkan Yoongi berjalan pergi begitu saja.






,

"Kak Yoongi tunggu!"

Yoongi sontak menghentikan langkahnya, membalik badan dengan tatapan yang sangat tajam.

"Mau apa lagi? Belom puas lo hasut nyokap gue huh?"

"Kenapa kak Yoongi keras kepala banget sih? Kakak rela kehilangan semuanya? Kakak coba pikirin lagi deh"

Yoongi berdecih pelan, "Kenapa harus gue pikirin lagi? Ninggalin keluarga itu udah ada dilist keinginan gue dari lama. Jadi mendingan lo diem aja, karena sampe kapanpun hal yang lo inginin gak akan pernah terjadi"

ROOM 779 ; YoonMin [END]Where stories live. Discover now