BERSIKAP MANIS

7K 676 35
                                    

Barra,

Naya sudah selesai berkumpul dengan teman – temannya. Mumpung kami berada di Mall, aku bermaksud sekalian ke gerai penjualan ponsel yang ada di gedung mall ini. ponsel ku hancur berantakan karena ku lemparkan ke dinding dengan sangat keras kemarin.

Kami berpamitan dengan teman – teman Naya, mereka juga sudah harus kembali makan siang. Mereka berpesan supaya Naya sering – sering main ke kantor untuk berjanjian dengan mereka. Aku menggandeng erat tangan Naya, dan Naya tidak menolaknya. Mungkin karena ada Denny dan teman – temannya, maka dia tidak berani berbuat brutal.

Aku tetap menggandengnya sepanjang jalan, dia bingung karena kami tidak berjalan ke arah parkiran. Lalu kami memasuki sebuah gerai penjualan ponsel. Aku bertanya – tanya kepada salah satu pramuniaga disitu. Melihat – lihat ponsel keluaran terbaru. Tanganku masih setia menggenggam Naya, ajaib dia tidak menolak sama sekali.

"yang ini ada warna apa aja mbak?" tanyaku pada pramuniaga tersebut.

"ini ada warna hitam, putih sama aura glow pak"

Aku mengangguk paham "ada semua warnanya?"

"ada pak, kita ready stock semua"

Aku merangkul bahu Kanaya, dia yang sedang asik memainkan ponselnya menatapku bingung "kamu suka warna apa?" tanyaku padanya.

"warna?" tanyanya bingung, aku pun tertawa melihat kebingungannya.

"iya warna apa suka nya, ini ada black, white sama aura glow"

Dia tampak berpikir sejenak "ya.. kalo mas suka yang agak beda ya aura glow nya aja" jawabnya sambil melihat catalogue yang ada didepannya.

"kamu suka aura glow?" tanyaku lagi.

"ya aku sih suka aja, gak tau kalau kamu, kan selera" aku semakin gemas melihat ekspresi cuek nya, dia masih belum sadar kalau ini untuk dia. Aku tertawa melihatnya.

"emang kalau mas selera nya apa?" tanyaku lagi, dia menatapku semakin heran.

"ya... biasa nya gak jauh – jauh dari hitam, abu – abu kan kamu hp nya" gotcha, dia masih hafal mati ternyata selera ku. Aku mengulum senyumku.

"mbak saya ambil yang ini dua ya, black sama aura glow. Nanti tolong pindahin sekalian semua data dari yang ini" aku menyerahkan ponsel ku yang layarnya sudah remuk tak karuan.

"dua?" tanyanya heran.

"iya, dua, satu kamu satu mas" jawabku cuek sambil melihat – lihat ponsel model lain.

"tapi hp aku gak kenapa – kenapa, gak hancur lebur kayak punya kamu. itu kenapa? Kelindes mobil?" tanyanya heran sambil melihat layar ponselku yang hancur lebur.

"hp kamu emang gak kenapa – kenapa, mas cuma pingin aja kita punya hp kembaran. Terus, hp mas yang itu... mas kemarin kelepasan ngelempar ke tembok, maaf ya, gak lagi – lagi ngerusak barang" aku memutar tubuhku menghadapnya. Dulu aku pernah kesal, dan melempar iPad ku sampai rusak. Dan Naya marah luar biasa, dia paling tidak suka melihat orang marah terus merusak barang. 'itu perbuatan orang sombong' kalau kata dia.

"ooh pantes seharian hp kamu anteng ya mas. Btw thanks udah di beliin yang baru" jawabnya sambil sedikit tersenyum.

"sama – sama, masakin ya nanti malam? Please..?" pintaku dengan wajah memohon, dia hanya memandangku datar.

"hmm.. iya.." jawabnya sambil kembali membuka – buka ponselnya.

"soal hp mas anteng, mas akan terus usahakan supaya masalah ini cepet selesai Nay" dia diam saja tidak menanggapi.

Satu Bulan Untuk SelamanyaWhere stories live. Discover now