Konspirasi

998 152 25
                                    

"Dia ... adalah gadis yang kuat."

Ino mengangguk, mendengar penuturan Hinata. Ia gulirkan kembali pandangannya ke arah Sakura. "Lebih kuat daripada yang kita kira." ujar gadis pemilik mata sebiru langit itu. Mata Ino begitu sembab. Terlalu banyak menangis. Hinata mengusap pelan bahu itu. Hinata sama tahunya dengan Ino. Tentang Sakura yang pernah mengalami begitu banyak rasa sakit.

"Kutebak, kau pasti mengingatnya juga." tanya gadis pirang itu. Hinata menatap Ino, lalu memandang ke arah Sakura. Tentu, siapa yang akan lupa tentang kejadian mengerikan itu. Hinata mengilas balik sedikit ingatannya ke belakang. Gadis bersurai indigo itu membasahi tenggorokannya.

Begitu mengerikan hingga Hinata tidak ragu, tentang Sakura yang pernah mencoba untuk melakukan sesuatu yang buruk terhadap hidupnya. Hinata membisik dalam hati, Sakura pernah mencoba untuk ... mengakhiri hidupnya sendiri.

"Kita berdua tahu, hidup Sakura tak lagi sama sejak saat itu." Ino mengeraskan rahang, menahan gejolak emosi yang tiba-tiba meluap. "Orang itu, Dasar Bajingan!" ujarnya. Entah siapa yang tengah gadis itu bicarakan. Yang jelas, Ino berharap bajingan itu mati dengan cara yang setimpal.

Hinata hanya diam sembari menatapnya. Diam-diam menyetujui tentang sebutan 'Bajingan' yang Ino sematkan pada laki-laki itu. Bahkan, bajingan saja terlalu sempurna untuk menjabarkan siapa dirinya, akan lebih pantas bila laki-laki itu disebut 'Iblis'.

Tiba-tiba Hinata mengernyit, Ino menegakkan punggungnya tersentak. Alarm darurat berbunyi nyaring. Ada apa?!

"Ada apa? Kenapa alarmnya berbunyi?" Hinata mengernyit. Ino mendengarkan dan bertanya-tanya. Dari sudut manapun terdengar suara orang-orang yang berlari dan ketakutan. Tak jauh dari mereka, Sai dan Naruto bangkit. Turut kebingungan, tak ada tanda-tanda kebakaran atau hal lain seperti bencana. Ada apa sebenarnya?!

Naruto mendekat, "Tetap disini! Akan kuperiksa." titahnya. Pemuda itu meminta agar mereka berdua untuk tenang, ia melangkah dan berniat untuk memeriksanya. Belum genap empat langkah ia bergerak, tiba-tiba segerombolan orang datang dari balik pintu.

Mereka semua tersentak.

Sai maju dan berdiri di dekat Ino, ketika menatap begitu banyak laki-laki dengan pakaian serba hitam melangkah ke arah mereka. Naruto mengernyit. Siapa mereka? Ada apa ini? Naruto hendak melangkah sebelum salah satu dari mereka mulai menyerangnya. Menendangnya tepat di perut, hingga pemuda itu terjatuh.

Mereka terkejut. Siapa orang-orang ini sebenarnya. Pemuda bermata sebening lautan itu bangkit, memegangi perutnya lalu terkekeh kecil. "Hei, kalian ini siapa?! Datang-datang langsung mengajak berkelahi." ujarnya. Ia menatap Hinata sejenak, menyuruhnya untuk mundur.

"Kami tidak punya urusan dengan kalian, kami hanya diperintahkan untuk membawa gadis merah muda itu. Minggir jika tidak ingin mati." ujar salah satu laki-laki bersurai kebiruan. Naruto tersentak. Begitu pula Hinata, Ino dan juga Sai.

Apa? Sakura?

Ino merengsek maju.

"Tidak! Persetan yang memerintahkan kalian, aku tidak akan pernah membiarkan kalian membawa sahabatku!" teriak Ino tidak terima. Gadis itu sudah akan menyerang jika tangannya tidak Sai cekal. Pemuda itu kembali menyuruh Ino untuk tetap berada di belakangnya.

Sai mendekat.

"Katakan, siapa kalian?" tanyanya kemudian. Salah satu dari mereka maju, Sai melihat semua dari mereka dilengkapi dengan persenjataan. Sai harus waspada, pisau itu bisa mereka cabut kapan saja. "Tidak penting siapa kami. Yang jelas, kami datang dengan sebuah tujuan." ujar seorang laki-laki berkacamata hitam, ada bekas luka sayatan di pipi kirinya.

Blooming Up My FlowerWhere stories live. Discover now