9. FIRST KISS

681 35 5
                                    

-HAPPY READING-

"Gue pergi sebentar ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gue pergi sebentar ya. Oh iya, nitip apa tadi??" Tanya Adit saat bus pariwisata sekolah yang mereka tumpangi tengah berhenti sebentar di pom bensin yang di sebelahnya ada mini market juga.

"Air mineral sama permen karet." Jawab Lisa sambil menyerahkan uang seratus ribu rupiah ke arah Adit. Membuat pemuda itu sontak menarik satu alisnya keatas.

"Uang lo kegedean coeg." Sahutnya sarkas. Adit pun kemudian pergi begitu saja meninggalkan Lisa yang masih duduk di bangkunya. Mengabaikan tatapan keheranan yang terpasang sempurna di wajah gadis tersebut.

"Helloww.. Kan bagus kalo uang gue gede. Biasanya kan cowok gitu, pasti minta jatah terus kalo habis nolongin orang." Sindirnya.

Hingga beberapa menit terlewati, Adit pun kembali sambil membawa kantongan plastik hitam di tangannya. Sembari mengambil duduk pada bangku di sebelah Lisa, Adit pun mulai membuka plastik hitam itu sambil bergumam pelan.

"Ini minum lo, dan ini.... cokelat lo."

Lisa membelalakan kedua matanya terkejut. Apa pun yang ia lihat di pangkuannya sekarang ini, demi Tuhan, Adit sepertinya perlu di protes sekarang juga. "Lho??? Apa-apaan ini—"

"Mbak mini marketnya bilang permen karetnya kosong. Jadi gue beliin yang ada aja. Udah, makan aja yang ada." Timpal Adit saat gadis berambut hitam kecoklatan itu sudah bersiap untuk memprotesnya.

Lisa hanya bisa terdiam sambil terus menatap enam batang cokelat Silverqueen yang berada di pankuannya.

'Sialan, banyak banget.'

Lisa pun menolehkan kepalanya kearah Adit yang sedang meminum air mineral miliknya dengan tenang. Dengan wajah tanpa ekspresi, gadis itu pun mulai berucap dengan penekanan yang tajam. "Kenapa belinya enam?"

Adit sontak menolehkan kepala sambil meneguk air di mulutnya sebelum menyahut. "Kenapa? Kurang?"

"Enggak."

"Terus??"

Lisa mulai menghembuskan nafasnya kesal, tampang muka lemot yang di pasang Adit benar-benar membuat dirinya hampir saja melempar salah satu sepatu di kakinya ke arah wajah pemuda itu segera. "Kenapa enggak beli satu aja? Ini.... Satu, dua, tiga, empat, lima, enam. Kebanyakan tau!"

"Kalo gue beli lima doang entar ganjil. Gue gak suka nomor ganjil. Nah, terus kalo gue beli empat atau dua doang entar takutnya kurang, yaudah jadi gue beli enam aja." Sahut pemuda itu seenaknya.

Kedua mata Lisa sekali lagi membelalak saking tidak percayanya dengan jawaban pemuda itu. Astaga, persetan dengan nomor ganjil yang tidak dia sukai. Tapi masalahnya ini kan bukan untuknya!

"Tapi kebanyakan woy!" Kesal Lisa.

"Ya gak papa kali. Kan bisa di simpen buat nanti. Emangnya kenapa? Lo enggak suka cokelat?" Tampak jelas ekspresi heran itu terpampang jelas di wajahnya. Sorot mata itu bahkan sedikit terasa berbeda setelah kalimatnya selesai di ucapkan. Membuat dengusan pasrah kembali terdengar mulus dari mulut Lisa untuk kesekian kalinya.

I Like Me Better (On Going) || Gabriel PrinceWhere stories live. Discover now