16 🌻🌻 Pekerjaan dan Perasaan

43.4K 5.1K 1.4K
                                    

Hai, ada yang kangen sama mas Arya dan mbak Di?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai, ada yang kangen sama mas Arya dan mbak Di?

Sini dong, kalau kangen dan siap maraton lagi, jangan lupa ramaikan terus lapak ini, oke?

Sebagai fakir komen, tiap line wajib dikomentari hehehe

Aku rindu sama kicauan kalian di sini.

Jangan lupa vote

Oh ini rate 17+ dikit lah wkwk

Selamat membaca!

Ramaikan terus lapak Dinara 😘

🌻🌻🌻🌻

Ini masih pagi, rata-rata orang baru terjaga dari tidur malamnya dan memulai kegiatan di awal hari. Namun yang Dinara lakukan tidak demikian. Kendati sudah menolak suaminya sejak dini hari tadi, pada akhirnya dia tetap kalah. Dinara tak kuasa untuk berhenti bergerak naik turun di atas tubuh Arya.

Pagi yang harusnya dingin berubah penuh peluh, panas dan gairah. Dinara menahan erangan dan lenguhan di tenggorokannya sendiri, menyiksa diri. Sementara seseorang yang ia duduki di bawahnya tersenyum tipis. Hujamannya sendiri membuat pusat tubuh mereka tertanam lebih dalam. Dinara bergerak menyusup ke helaian rambut Arya, meremas beberapa helai di antaranya sebagai bentuk pelampiasan.

Ngh...”

Gaun tidurnya tersingkap hingga batas dada, baik Dinara maupun Arya tidak ada yang benar-benar ingin melepasnya. Sementara satu buah yang menggantung di sekitar sana telah berhasil diloloskan. Wanita itu terpejam dengan desah tertahan saat sang suami menyentuh area puncaknya, memberi suara decak yang menggelitik di telinga.

“Mas...”

Dinara melenguh, dia mulai lelah, kakinya terasa kebas. Dan Arya seperti menyadari hal itu segera mengambil alih, mereka harus segera menyelesaikan kegiatan itu karena matahari naik semakin tinggi. Ada banyak kegiatan dan pekerjaan yang menanti hari ini.

Mereka menyelesaikannya dengan cepat ditandai dengan suara gemericik air dari kamar mandi. Dinara segera membersihkan diri, sementara Arya justru terbaring lelah di tempat tidurnya. Menggulung tubuh dengan selimut layaknya sushi.

Berbeda dengan para wanita yang kembali ke mode normal ketika selesai mendapat klimaks, para pria cenderung merasa sebaliknya, seperti halnya Arya sekarang. Lagaknya seperti manusia yang baru saja kehabisan darah.

“Di, Sayang...”

Dinara masih saja merinding mendengar Arya memanggilnya begitu setiap kali mereka selesai bercinta—maksudnya berhubungan badan. Terlebih akhir-akhir ini panggilannya juga berubah. Kalau biasanya dia menyebut diri sendiri dengan sebutan saya, sekarang sudah tidak. Dia menyebut mas untuk dirinya sendiri, dan entah kenapa bagi Dinara itu terdengar manis.

DINARA [Tersedia Di Gramedia] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang