27 🌻🌻 Hidup Yang Bahagia

33.2K 3.9K 1.3K
                                    

Hai, sudah tidak berjumpa berapa hari?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai, sudah tidak berjumpa berapa hari?

Kangen nggak nih?

Kira-kira, kenapa Mbak Di libur lama sekali?

Tetap ramaikan lapak seperti biasa ya, kita mulai maraton lagi di awal minggu ini 😘

Vote jangan lupa

Selamat membaca!

🌻🌻🌻

Suasana sore ini di kantor DD logistik jauh berbeda. Selain karena hari ini adalah penerbangan pertama mereka—Dian dan Icha menyebutnya sebagai hari debut DD logistik, mereka kedatangan tamu istimewa.

Di ruang tengah kantor, tempat semua orang biasa bersantai dan berleha-leha, dua orang spesial berkunjung dengan banyak tentengan di tangan mereka. Dinara datang bersama Danish menyambanginya dalam upaya memberi selamat serta melakukan perayaan kecil-kecilan bersama para pegawai. Mereka membawa beberapa jenis kudapan manis yang membuat seluruh karyawan DD logistik berkumpul mendekat layaknya semut mengerumuni gula, alias kelaparan.

“Selamat ya, Mas. Pengiriman pertama katanya lancar.” Dinara mendatanginya kali pertama mereka bertatap muka. Tangannya terjulur dan Arya sigap menggapainya untuk kemudian merangkul wanita itu. Dia amat senang Dinara datang berkunjung.

“Kamu harusnya di rumah, kita pesta di Kuningan misalnya, biar nggak kejauhan jalan ke sini.”

“Nggak papa, Mas.” Dinara mengulum senyum saat suara cie-cie bergaung di udara. Tentu berasal dari semua pegawainya. “Hari ini pengiriman ke Shezen, ya? Pengrajin berlian di sana hoki banget dapat pengiriman pertama dari ekspedisi kalian.”

“Bener, Bu.” Dian mengangguk buru-buru dengan mulut penuh makanan. “Hehe, saya tiap berapa menit sekali cek status pengiriman, input data sekalian, excited banget pokoknya!”

Dinara dan Arya tersenyum, sore ini cerah sekali, seperti matahari yang enggan turun di ufuk barat serta wajah orang bahagia di sekitar mereka. Dan seperti dugaannya, Dinara memang orang yang tepat diajak bicara perihal pekerjaan, dia cepat mengerti, gampang paham dan sering memberi masukan yang logis.

Tipe wanita cerdas ala istri CEO besar, di mana katanya disebutkan bahwa di balik pria yang sukses ada wanita hebat sebagai support system-nya. Dinara membawa keberuntungan, dan sekarang benar-benar berperan ketika Arya menjalankan perusahaan.

“Bu, ehem!” Suara dehaman Tika yang terlalu dibuat-buat menginterupsi mereka semua.

Mungkin karena laki-laki, Arya jadi kurang peka pada arti cerah di wajah karyawatinya. Di ujung paling kanan, seorang pemuda yang tidak bisa dibilang biasa saja tengah duduk tenang. Dia selalu seperti itu ketika bertemu orang baru, tipikal anak baik dan pemalu. Dan Arya paham apa maksud dari dehaman Tika barusan, itu biasa terjadi di sini, setiap pria tampan yang masuk ke kantor mereka, pasti mendadak jadi Cassanova.

DINARA [Tersedia Di Gramedia] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang