68 (Is It Her?)

1.4K 94 9
                                    

•••

Tidak. Siapa yang kemarin terlihat sangat bersemangat menunggu kesempatan? Siapa yang terus mengirim pesan sampai membuat ponsel ketiga temannya panas karena rentetan pesan yang terus menerus ia kirim? Ia adalah Alvaro. Laki-laki itu hingga kini belum juga berangkat ke sekolah karena rasa kepercayaan dirinya yang tiba-tiba menghilang entah ke mana. Apa hubungannya kepercayaan diri dengan sekolah? Jelas ada.

Penikmat Senja

Dave Gavin
nyet, lo ga ke school? :( @Alvaro D

Raffardhan
Ho'o. Bukan Pororo kalo jam segini blm berangkat

Kenzo Zhafran
Ro, kalau sakit ya gpp sih ga masuk, tapi kasih ijin woy

Raffardhan
Betul. Ntar si Dave pedenya makin jadi kalo gaada Alvaro

Dave Gavin
anying gw mulu

Alvaro D
gw masuk tp sorry telat
lagi gaenak badan

Dave Gavin
buset bro, gws 😘
njir kepencet

Raffardhan
Jyjyq ewh

Kenzo Zhafran
Yaudah kalau gitu, Ro
Ngapain lo Dep? Sawan? @Dave Gavin

Dave Gavin
bully aja teros, gini amat jadi cogan

Raffardhan
Cogan : cowok gampangan
Btw siapa yg ganti nama grup?

Dave Gavin
ASW. BABI.
gua yg ganti napa? protes? 😏

Alvaro melempar ponselnya ke kasur. Ia benar-benar tak mengerti dengan dirinya sendiri. Hari ini ia berniat untuk mengatakan segalanya kepada Alina, namun lagi-lagi tak bisa karena sisi pengecut darinya keluar dan Alvaro sangat amat benci itu.

Melawan segala pikiran buruk yang berkecamuk, akhirnya laki-laki itu berangkat ke sekolah.

•••

Jam sembilan pagi, Alvaro baru saja tiba di kelasnya. Ia berani berbuat begitu karena kelas 12 telah melewati masa-masa stres karena ujian dan kini saatnya mereka menentukan masa depan ke jenjang berikutnya. Sebenarnya tak masuk pun tak apa, tapi ketiga sahabatnya itu pasti akan menariknya dari gravitasi kasur lalu menyuruhnya ke kamar mandi agar segera bersiap-siap ke sekolah. Jika kalian bertanya apakah ketiga sahabatnya pernah melakukan hal demikian kepada Alvaro, jawabannya adalah iya.

Sebenarnya Alvaro cukup bosan. Apa yang harus ia lakukan di sekolah? Paling-paling hanya mengisi daftar hadir lalu sisanya melakukan hal yang bisa mengusir rasa bosan karena tak ada agenda apapun.

"Hei bosque, lo sakit beneran?" Dave menyentuh kening Alvaro. "Widih, iya beneran panas."

"Lo tadi maksa Pororo dateng, sih."

"Kok gue?"

Sebelum terjadi perang dunia ketiga, Kenzo merentangkan kedua lengannya diantara Raffa serta Dave. "Temennya lagi sakit malah berantem, ckckck." Kenzo melirik teman sebangkunya, "Lo kalau sakit ke UKS aja, Ro. Ntar gue kabarin kalau absensi udah disebar."

Kenzo benar, Alvaro butuh istirahat. Dengan langkah lesu, laki-laki itu berjalan menuju UKS. Setiap orang yang menyapa dirinya di jalan pun hanya ia balas dengan senyuman tipis karena kepalanya saat ini tengah sulit mencerna tiap kata yang terdengar, serta mood-nya yang sedang tak karuan juga memengaruhi. Plafon putih kini menjadi pemandangan Alvaro saat merebahkan dirinya di salah satu kasur di UKS. Sebelumnya ia telah menulis keluhannya di sebuah buku agar Alvaro tidak dikira hanya menumpang tidur siang, walau itu benar adanya.

Alvaro dan Alina ☑️Where stories live. Discover now