CHAPTER 21

183 44 16
                                    

“Lo harus deketin dulu anggota keluarganya.
Kalo lo naksir sama cewek.”

HappyReading🍁🍁

Didalam kamarnya.  Amel berteriak heboh. Dia kesenangan, dia meloncat-loncat diatas kasur, karena baru pertama kalinya Andra mengajaknya pulang bareng. Walaupun waktu itu pernah satu kali, tapi kan dirinya yang nebeng. Tapi  Dia masih belum percaya bahwa yang tadi itu Andra. Btw nih ya. Ini ceritanya udah malam.

“Ya ampun, Amel seneng banget.”

“Itu tadi Kak Andra kan?”

“Ih Sosweet.”
Begitulah teriakan Amel. Amel pun tak sengaja menginjak  ujung kasur yang licin. Menyebabkan dia terjatuh dan lututnya menjadi terluka, sampai berdarah.

‘Bruk’

“Huaa Bundaa sakit. Hiks, hiks,” teriak Amel. Disertai isakan.

Bundanya pun langsung berlari kearah kamar Amel. Karena mendengar teriakan Amel.

‘Ceklek'

“Ya ampun Amel. Kamu kenapa nak?” tanya Bundanya. Panik dan Kaget melihat Amel yang tersungkur.

“Hiks, Bunda sakit.”
Bundanya langsung menghampiri Amel. Dia melihat bagian lutut Amel, Mengeluarkan darah.

“Kamu duduk dulu disisni. Bunda ambilin P3K dulu sama air.” Bunda membantu Amel berjalan kearah kasurnya. Dengan langkah tertatih. Bundanya pun pergi kearah dapur dengan panik. Karena baru pertama kalinya Amel terjatuh. Menyebabkan Dia khawatir. Dia mengambil air panas dan handuk kecil. Tak lupa P3K. Saat akan kembali ke kamar Amel. Dia dicegat oleh putranya, Galen.

“Bunda mau kemana? Kok bawa P3K segala?” tanya Galen penasaran.

“Itu Adekmu jatoh. Lututnya berdarah!" Setelah menjawab. Bundanya pun bergegas ke kamar Amel.

“Oh jatoh,” ucapnya pelan. “APAA?” lanjutnya. Berteriak panik. Galen pun berlari mengikuti Bundanya. Ke kamar Amel.

Disana dia melihat bundanya. Sedang mengompres luka Amel. Amel terlihat meringis sembari menangis sesegukan.

“Ya ampun Adek. Kenapa bisa gini?” Galen menghampiri Amel.

Amel pun mendongak dan langsung memeluk Galen.

“Hiks Abang. Tadi kepeleset di kasur. hiks hiks,” Amel masih menangis sesegukan.
Galen memeluk Amel dengan erat. Mengusap bahu Amel. Berniat menenangkan Amel. Sebenarnya dia merasa panik.

“Sakit Abang. Hiks, hiks.” adu Amel merengek.

“Shut, udah gak papa, entar juga hilang sakitnya. Kok bisa jatuh dari kasur?” tanya Galen. Penasaran.

“Tadi hiks, lompat-lompat dikasur hiks, terus gak sengaja nginjek ujung kasur.”

“Salah kamu juga sih!” Galen memberi protesan.

“Huaa, Abang jahat. Hiks.”

“Enggak. Udah ah entar jelek lagi.” Galen masih menenangkan Amel.

“Udah. Entar juga sembuh. Lain kali hati-hati. Bunda turun ya. Kamu istirahat aja,” perintah Bundanya. yang langsung Amel angguki.

Bundanya pun mencium pipi Amel. Lalu berucap.

“Selamat Malam.”

Amel mengangguk.

3 menit kemudian.

“Udah ya sekarang tidur.” Krik krik. Tidak ada jawaban. Galen pun menunduk.  Ternyata Amel sudah terlelap masih dengan isakan dan hidung yang memerah karena menangis. Galen pun terkekeh pelan. Dia pun menidurkan Amel di kasur agar lebih nyaman. Tak lupa menyelimuti Amel sebatas dada. Lalu mengecup kening Adiknya itu.

AMELIANDRA [COMPLETED]Where stories live. Discover now