KiseKasa (KiKasa)-2

777 106 29
                                    

Note:
Semua karakter KnB BUKAN milik Author. Typo akan bertebaran dan OOC kemungkinan besar terjadi.

Happy Reading!
.
.
.
.
.

Kasamatsu bertopang dagu. Dia tidak mempedulikan guru sejarahnya yang cuap-cuap di depan kelas. Dia memilih untuk memandangi lapangan outdoor yang katanya akan digunakan untuk acara pentas seni di acara ulang tahun sekolah.

Pentas seni adalah kegiatan yang sangat dijauhi Kasamatsu. Kenapa? Karena Ryou lagi. Dulu Kasamatsu menyukai musik. Dia suka bernyanyi diiringi lantunan gitar oleh Ryou. Mereka sering menyempatkan diri untuk mampir ke taman ketika bunga sakura mekar. Mereka akan bernyanyi lirih sambil mengamati pengunjung. Kadang mereka taruhan akan suatu hal yang sepele.

Kenapa, ya, setiap kegiatan yang akan ia lalui selalu membuatnya teringat akan Ryou. Ah! Kasamatsu ingat alasannya. Itu karena semua pengalaman pertamanya dia lakukan bersama Ryou. Masuk klub. Jalan-jalan. Piknik di bawah bunga sakura. Bernyanyi. Membolos. Festival olahraga. Hari budaya. Pentas seni.

Kegiatan terakhir itulah yang paling berkesan bagi Kasamatsu. Kenapa? Karena Ryou yang habis tampil menyatakan perasaannya di belakang panggung. Kasamatsu pikir pentas seni akan jadi kegiatan kesukaannya. Namun dia salah, sekarang Pentas seni adalah kegiatan yang paling ia benci.

Bel istirahat mengagetkan Kasamatsu yang melamun. Dia melirik ke arah Himuro yang tengah mengobrol dengan murid lain. Sepertinya Kasamatsu akan menghabiskan waktu makan siang sendirian lagi. Laki-laki bersurai hitam itu membawa onigiri yang sudah ia beli sejak pagi dan langsung menuju rooftop. Sebelum tangannya ditarik paksa ke arah gudang olahraga.

"Aduh! Lepas dong!" gerutu Kasamatsu setelah dia tiba di gudang olahraga.

Kasamatsu melipat tangan di depan dada. Dia melihat Kise yang tengah mengintip keluar dari jendela kecil di bagian atas sebelum melompat turun dari meja kecil.

"Gomen, Kasamatsu-cchi." kekeh Kise.

Kasamatsu menghela nafas lega karena si alay di depannya tidak memanggilnya dengan 'Yukio'. Sebenarnya itu normal, tapi Kasamatsu kira dia belum siap dipanggil begitu oleh orang lain selain keluarganya dan Ryou.

"Kenapa menarikku ke sini?!"

Kise menyengir. "Habis tadi aku dikejar fans-ssu. Karena gak mau sembunyi sendirian jadi kutarik aja Kasamatsu-cchi."

Perkataan Kise itu sukses membuat perempatan imajiner memenuhi dahi Kasamatsu. Si surai hitam itu bergegas ke arah pintu, membuka pintu. Namun, pintu itu tidak bergerak seinci-pun. "Apa maksudnya ini?"

"Apa-ssu?"

"Pintunya tidak bisa terbuka." gerutu Kasamatsu.

"Hah?! Aku tidak tahu apa-apa ssu!" bela Kise.

Lalu, Kasamatsu ingat ketika pelajaran wali kelasnya tadi. Katanya pintu gudang olahraga yang bermasalah.

"Pintunya bermasalah," gumam Kasamatsu. "Sekarang aku sama sekali tidak tahu bagaimana caranya untuk keluar."

Kasamatsu melirik Kise yang wajahnya tampak biasa saja. "Kenapa kamu enggak ada panik-paniknya, hah?!"

"Tapi, Kasamatsu-cchi kan ada di sini-ssu," jawab Kise. "Aku tidak perlu panik karena setidaknya ada yang menemaniku-ssu. Aku senang orang yang tadi kutarik adalah Kasamatsu-cchi. Habisnya, Kasamatsu-cchi susah sekali didekati-ssu."

Kasamatsu melirik Kise kesal. Dia menghembuskan nafas dan menggeleng-geleng. Dia lebih memilih untuk bersama kakak kelasnya si Takao ketimbang bersama Kise. Walaupun Takao 11-12 sama Kise dan pasti akan menyeret Kasamatsu untuk melihat kakak kelas dengan lucky item, setidaknya itu lebih mendingan ketimbang bersama orang yang selalu mengingatkannya akan Ryou.

Kise seperti jiplakan Ryou. Terlalu mirip. Sampai Kasamatsu sendiri takut kalau dia akan menganggap Kise sebagai Ryou.

"Kasamatsu-cchi, meja di memoire café itu meja yang punya kenangan untukmu, kan-ssu?" tebak Kise.

Kasamatsu menoleh, dia menghela nafas. "Hm."

"Pacar-ssu?"

Kasamatsu mematung. Dia sudah sering mempersiapkan untuk pertanyaan macam ini. Di pikirannya dia akan bilang kalau itu bukan pacarnya. Tapi, hatinya selalu sesak setiap kali mengatakan kalau Ryou bukan pacarnya. Seolah dia telah menghianati Ryou.

Kasamatsu mencengkeram celenanya. "Ya."

"Dia pacar yang seperti apa-ssu?"

"Tidak sempurna, tapi sudah cukup bagiku." jawab Kasamatsu pelan.

Kise melirik Kasamatsu yang duduk di sebelahnya. "Seperti apa sifatnya-ssu?"

"Ekstrovert, periang, cerewet, sok kuat, dan... bucin..." gumam Kasamatsu.

Hening. Kasamatsu tiba-tiba menyesali apa yang ia katakan. Untuk apa dia membicarakan ini pada orang yang tidak dekat dengannya? Untuk apa dia memberitahu tentang Ryou pada Kise?

"Dia terdengar seperti pacar yang baik." kata Kise.

"Hm. Begitulah."

"Sekarang dia ada di mana?" tanya Kise.

Kasamatsu terdiam. "Bukan urusanmu."

***

Kasamatsu mengeluarkan dvd dari laptopnya. Dia melepas earphone dan menghela nafas. Pandangannya mengarah ke Himuro yang tengah tertidur. Lalu, pandangannya tergeser pada jam di nakasnya.

10.45 pm

Sudah waktunya tidur. Dia hendak memasukkan dvd ke tempatnya sebelum dia melihat ada kertas terlipat yang diselipkan ke bagian depan tempat dvd-nya. Kasamatsu kira itu cuma kertas biasa sebelum melihat goresan tinta yang tampak samar-samar.

Dia membukanya dan wajahnya muram. Itu tulisan Ryou.

Untuk Yukio,
Aku pernah bilang kalau aku sedang membuat lagu, kan? Nah, ini lagu yang kubuat untukmu. Aku juga menyimpan lagu yang kupikir akan kamu sukai di sini. Semoga kamu suka, ya. Habisnya aku tidak tahu harus menulis apa untuk lagu tentangmu. Terlalu banyak yang ingin kusampaikan.

Pokoknya, sampai kapanpun aku akan menyukaimu. Kamu akan selalu punya tempat di hatiku.

Love (aku geli sendiri nulisnya),
Ryou.

Kasamatsu memandangi kertas itu. Pantas dia tidak bisa menemukan lagu itu di internet. Tapi, setelah tahu itu Kasamatsu merasa tidak ingin mendengarkan lagu itu lagi. Karena lagu itu adalah sebabnya tidak bisa melihat Ryou lagi dan awal dan penyeselannya.

to be continued

Terima kasih sudah membaca. Tekan bintang dan berkomentarlah!

See you next chapter!

Spring Season [new version]Where stories live. Discover now