28. OH SEGA! 🐣

1.4K 106 3
                                    

Haaaai? Heloowww awww hehehe.
Ah skip, jangan kebanyakan ngomong, itu ntar pada emosi wkwkw.

Jangan, lupa, voment. Wkwkw.

"Pelangi akan datang setelah hujan, aku percaya itu."

~Raina Adisthy

Cuaca dibandara sudah gelap. Untung penerbangan tadi baik-baik saja pikirnya. Lelaki itu menelpon seseorang.

"Halo, Do! Gue dah balik nih."

"..."

"Iya, gue percaya lah sama penjelasan lo, gue seneng."

"..."

"Mau urus salah satu cabang perusahaan bokap gue,"

"..."

"Holkay haha!"

Tut tut tut.

Sega langsung memutuskan panggilan. Ya, laki-laki itu memang Sega. Hari ini dia kembali ke Indonesia. Dia tidak sendiri, dia dan Ayahnya akan menetap disini.

Suasana kota Jakarta memang mendung, tapi tidak dengan hati Sega. Ia merasa sangat senang, karena ia tak sabar menemui gadisnya. Oh tunggu, gadisnya? Haha Sega salah.

Sega sudah tau semuanya, Aldo sudah menjelaskan semua bahwa Raina juga mengaku bersalah. Lagian ini hanya kesalahpahaman saja.

Sega juga tidak mau berlarut-larut dalam kesalahpahaman ini. Ia sudah sangat lelah dengan semuanya. Dia hanya ingin kebahagiaan dari semua yang dijalaninya.

Sega dan Papanya langsung menaiki taksi hendak pulang kerumah mereka. Hujan mulai deras, tak sengaja Sega melewati taman mereka itu, memang jalan kerumahnya searah dengan taman itu. Tapi mata Sega menangkap sesuatu dari balik kaca jendela taksi. Tidak jelas, tapi Sega tau itu Raina! Sedang apa gadis itu menunduk ditengah hujan deras seperti ini?

Sega langsung menstop taksi. Bara, ayahnya yang heran langsung bertanya.

"Ngapain? Mau turun kemana?" tanya Bara.

"Kejar cinta sejati, Pa." Sega menjelaskan dan Ayahnya tersenyum. Ayahnya memang tau, sekarang Sega memang sering bertukar cerita pada sang Ayah.

"Kejar, jangan sampai lepas," ujar Bara dengan irama seperti iklan.

Sega mengangguk dan sedikit tertawa karena guyonan sang Ayah, ia langsung mengambil payung dan turun dari mobil.

Mobil ayahnya langsung melesat jauh. Dari ujung, Sega memperhatikan Raina yang ... menangis? Dengan hati yang berdebar, Sega melangkahkan kakinya perlahan tapi pasti menuju kursi taman yang diduduki Raina.

"Hiks .... "

Sega mendengarkan isakan Raina dari arah belakang.

Sega menarik nafas hendak menetralkan detak jantungnya. Celengan rindu ini akhirnya pecah. Oh sungguh! Dia mulai memberikan payung itu diatas kepala Raina.

"Jangan menunduk, nanti mahkota indahmu jatuh," ujar Sega.

"Se-Sega?"

Hati Sega menghangat mendengar suara Raina. Dia mulai kembali membuka suara.

"Long time no see, Raina."

"Hiks ... ini beneran kamu?" tanya Raina tak percaya. Raina langsung berdiri dan meraba pipi Sega seolah tak ingin hilang lagi. Sega yang melihatnya iba, sehancur ini Raina tanpanya?

OH SEGA! [COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang