78. Kenyataan

502 43 19
                                    

MAAF JIKA ADA TIPO
Dianjurkan membacanya pelan-pelan:)

🌸

"Kembali, hanya untuk mereka yang pergi. Bukan untuk mereka yang hilang."

🌸🌸🌸

    Echa menatap satu persatu wajah anak Geng Batam yang sudah sangat dia hafal di luar kepala. Mereka tengah duduk di sofa dalam ruang inapnya sambil bercakap-cakap tentang apa yang terjadi kemarin.

    "Reza itu mantannya Lauren," kata Leon mencoba memberitahu sebuah fakta yang belum anak Batam tahu termasuk Raga.

    "Setahu gue, mereka bisa sampai jadian karena Reza itu orangnya gigih. Dan kalian bisa simpulin sendiri gimana hubungan mereka.

    "Lauren mutusin Reza karena dia emang nggak cinta. Cewek itu cintanya sama Raga. Sampek akhirnya awal masuk SMA, gue kenal Lauren. Gue bisa deket sama cewek itu dan jadiin dia pacar gue."

    Leon menatap satu persatu anak Batam yang menatapnya serius. "Gue sadar dia cuma manfaatin kepopuleran gue dan ya ... Kita putus. Gue nggak betah sama kelakuannya."

    Raga yang sejak tadi menghunus Leon dengan tatapan elangnya menghela napas panjang. "Kata Reza, dia dan Lauren buat kesepakatan."

    Raga melirik Echa yang sedang menatapnya. Saat tatapan mereka bertemu, gadis itu langsung membuang muka. "Lauren mau balikan sama Reza asalkan Reza mau jadi mata-mata.

    "Kalian inget waktu Reza tau gue ditunangin sama Lauren? Dari sana gue mulai curiga kalau Reza ada hubungannya sama Lauren. Dan ternyata dia tahu semua tentang gue dari cewek itu.

    "Lauren pengen tahu apa gue sama Echa bener-bener pacaran atau enggak. Cewek itu nggak mau sampai perjodohan kita dibatalin. Makanya, dia nyuruh Reza jadi mata-mata buat buktiin kebenarannya.

    "Pernah gue nolak ajakan Lauren buat nonton karena gue lagi sama Echa, dan ajaibnya cewek itu bisa tahu.

    "Gue langsung punya sinyal kalau mereka berdua bener-bener sekongkol."

    Raga menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. "Awalnya gue nyantai karena mereka cuma mau tahu apa yang gue lakuin seharian termasuk ke mana aja, sama siapa, dan ngapain aja."

    "Kayak lagunya Lucinta Luna," celetuk Burhan yang dihadiahi pelototan Doni, Geral, Candra, dan Vino. Burhan nyengir lebar. "Hehe maaf. Lanjutkan saja, Ga," katanya dengan logat Batak yang kental.

    Raga menyugar rambutnya. Matanya tampak memanas. "Sampai gue jadi sahabat yang gagal."

    Dia menghela napas sejenak. "Malam itu, sepulangnya Echa dari Bandung, gue nonton drakor semaleman sama Echa. Hp gue, gue matiin biar nggak ada yang ganggu kebersamaan kita," kata Raga dengan napas tercekat. Matanya menatap anggota Gengnya satu persatu. "Malam itu Lauren diperkosa sama temen mainnya."

    "Diperkosa?!" tanya Leon dengan kilat amarah.

    "Iya. Diperkosa," jawab Raga lirih.

    "Berengsek! Siapa yang merkosa dia?! Dion?!"

    Raga mengangguk. "Iya, Dion. Dia rival lo buat dapetin Lauren 'kan?"

    Leon menggeram kesal. "Kenapa dia nggak bilang sama gue?! Kenapa dia-"

     "Dia minta tolong sama gue, Yon. Dia telepon gue berulang kali padahal jelas gue nggak akan bisa tahu karena hp gue dimatiin." Raga menggigit bibir bawahnya.

Jiwa Raga (✔)Where stories live. Discover now