08 - Tanding Basket

158 34 12
                                    

Selamat membaca, Querencia^_^

Terima kasih 1k Bee Querencia ♥️ Makasih banyak banget dan i love you banyak banget♥️

Tolong bantu Querencia, ya♥️ tolong vote dan komentarnya✨

Maaf kalau part ini tak sesuai ekspetasi dan loveyou♥️

▪️▪️▪️▪️▪️

"Jika perhatian sebesar itu, apa kita harus yakin jika mereka hanya sekedar teman?"
- Patricia Calista.

▪️▪️️▪️▪️▪️

Hari ini adalah hari dimana Cia harus menjadi asisten Rakha di pertandingan basketnya. Awalnya Cia sangat membenci hal itu karena akan membuatnya lelah. Tapi sekarang Cia sangat bersemangat karena dia akan ada bersama Rakha sampai sore.

Cia bahkan bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan semuanya. Tanpa diminta oleh Rakha, Cia membawakan Rakha sarapan dan minuman ion agar Rakha lebih bersemangat untuk pertandingan.

"Ada yang harus di bawa lagi nggak, ya?" gumam Cia sambil memperhatikan tas yang ada di hadapannya. "Kayaknya nggak deh."

Cia akan berangkat bersama supirnya. Dia tidak berangkat bersama Arlin ataupun Eliza karena mereka akan berangkat lebih siang di bandingkan Cia. Makanya, di hari libur Cia memaksa supirnya untuk masuk dan dia akan membayar biayanya.

Dia langsung keluar dari rumah dan menemukan supirnya sudah di sana. Tanpa berlama-lama, Cia langsung masuk ke dalam mobil dan menuju ke arena pertandingan karena dia benar-benar merasa excited kali ini.

Sekarang Cia sudah berada di arena pertandingan. Supirnya pulang dan nanti akan menjemput Cia lagi kalau sudah selesai. Sudah banyak yang datang dari universitas-universitas yang ada di Jakarta. Dan kali ini, Cia akan langsung mencari timnya Rakha, universitas Trisakti.

"Ah itu seragam basket Kak Rakha," gumam Cia ketika melihat segerombolan orang berseragam basket persis seperti apa yang di kirimkan Rakha lewat chat kemarin.

Rakha dan Cia memang saling menyimpan nomor ponsel. Dan Cia juga sering menghubungi Rakha. Namun, Rakha tak berniat membalas hal tersebut. Rakha lebih sering hanya membaca pesan Cia.

"Kak Rakha!" panggil Cia ketika menemukan punggung yang tak asing di pandangannya.

Yang merasa terpanggil oleh Cia pun menoleh. Dan ternyata benar, dia adalah Rakha. Cia tersenyum ketika wajah Rakha menghiasi pandangannya. Rasanya hanya bahagia melihat Rakha di pagi hari seperti ini.

Cia langsung melangkahkan kakinya untuk mendekati ke arah Rakha. "Hai, Kak," sapa Cia ketika dia sudah di hadapan Rakha.

"Halo juga Kakak-kakak," kata Cia lagi menyapa teman-temannya Rakha.

Mereka balas tersenyum dan beberapa ada yang menjawab sapaan Cia. "Hari ini Cia bakal jadi asisten Kak Rakha."

"Bukan gue doang, tapi tim gue," kata Rakha.

Cia menoleh menatap Rakha. "Kok gitu?"

"Emang gitu."

"Nggak apa-apa deh, selagi Cia sama Kak Rakha nggak masalah."

"Lo suka sama Rakha?" tanya salah satu temannya.

"Iya, Kak, tapi Kak Rakha cuek," jawab
Cia frontal.

"Jangan di sia-siain, cuy," ujar temannya pada Rakha.

"Tuh denger, Kak, jangan sia-siain Cia," kata Cia.

[✓] - Querencia [COMPLETED]Where stories live. Discover now