31 - Ada apa?

120 22 8
                                    

Happy Reading Cintaku🌹♥️

Turn On mood bahagia dan senyum manisnya ♥️♥️

▪️▪️▪️▪️▪️

"Tolong jangan berbicara kemungkinan terburuk ketika aku ingin semuanya baik. Aku hanya tidak siap menerima kenyataan pahit."
- Rakha Alham Malvyn.

▪️▪️▪️▪️▪️

Cia kini sedang ada di mobil bersama dengan Camelia dan ayahnya, Alvin.

Ngomong-ngomong tentang ayahnya Cia, mereka bertemu beberapa minggu lalu. Waktu itu, Alvin sempat di penjara karena menabrak mamahnya Dareen beberapa tahun lalu. Namun, Dareen memutuskan untuk menyabut tuntutannya dan pada akhirnya Alvin berani menemui Cia dan berhubungan baik dengan sekarang. Walaupun Camelia pernah disakiti oleh Alvin, Camelia masih bisa menerima Alvin sebagai papahnya Cia dan Aland bukan seperti dulu. Mereka berhubungan baik demi anak-anaknya.

Mereka bertiga bisa berjalan bersama karena mereka sedang mencari Aland di tengah malam seperti sekarang. Sebelumnya, Camelia mendapatkan kabar dari Hans--- ayahnya Dareen menggunakan nomor Dareen untuk menelponnya. Mereka mengabarkan kalau terjadi sesuatu padanya dan Aland tidak di ketahui keberadaannya.

"Kenapa, Bun?" tanya Cia yang ada di kursi depan, di samping Alvin pada Camelia yang berada di belakang. Camelia baru saja mendapatkan telpon dari Dareen.

"Ke rumah sakit sekarang," jawab Camelia dengan air mata yang turun.

"Kak Aland kenapa, Bun?" tanya Cia karena panik dengan reaksi bundanya.

"Kamu tenang dulu, Ci," kata Alvin.

"Tapi, Kak Aland kenapa, Yah?" kata Cia pada Alvin.

"Kak Aland udah ketemu, tapi dia... Kritis." Cia dan Alvin mematung mendengarnya.

▪️▪️▪️▪️▪️

Saat ini, Arlin sedang duduk di depan ruang guru sendirian. Entah sedang apa dia disini, yang pasti wajahnya sekarang menunjukan kalau dia sedang gelisah tentang sesuatu. Mendengar suara pintu terbuka membuat Arlin langsung beranjak dari duduknya lalu berjalan ke arah sana.

"Ci, lo beneran?" tanya Arlin pada Cia dengan raut panik.

"Beneran. Kenapa, sih?" kata Cia sambil tertawa kecil. "Ayo, ke kelas. Takut keburu masuk." Cia melangkahkan kakinya meninggalkan Arlin yang masih mematung.

Arlin langsung mensejajarkan langkahnya dengan Cia. "Ci, lo ngeprank gue, kan? Lo nggak beneran, kan? Lo bohongan, kan? April MOP, ya?" kata Arlin.

"Apa, sih, Lin. Ini udah lewat April."

"Cia, nggak boleh, ah," kata Arlin.

"Lo tahu 'kan alesannya apa? Gue nggak bisa gagalin semuanya."

"Terus gue gimana? Kak Rakha gimana?"

Cia menghentikan langkahnya setelah mendengar kata Rakha keluar dari mulut Arlin. Rasanya sakit harus melakukan ini pada Arlin dan Rakha. Tapi semua bukan pilihan melainkan takdir Tuhan. Cia harus melakukan ini tanpa bantahan demi kelancaran.

"Lo belum mikir kesana, kan? Ci, inget hubungan lo sama Kak Rakha dong kalau lo nggak mikirin gue. Inget gimana perjalanan lo sama Kak Rakha sampai bisa kayak sekarang. Lagian Kak Rakha bener-bener sayang banget 'kan sama lo, Ci? Emang pernah Kak Rakha nyakitin lo? Urungin semuanya, ya?"

"Lin," ucap Cia yang membuat Arlin menatapnya lebih dalam. "Ini bukan pilihan Cia, tapi ini takdir Cia. Sekuat apapun Cia menghindar, pada akhirnya takdir akan menang."

[✓] - Querencia [COMPLETED]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن