Chapter 28 A Date

5.8K 685 59
                                    

"Menikahlah denganku.."

Arthit terdiam beberapa saat lalu menjadi sangat terkejut, mengerjapkan matanya berkali-kali. Lamaran ini terlalu mendadak.

Arthit menjawab tergagap "A-A-A-Apa?"

Melihat Arthit panik itu sangat lucu, "Kubilang menikahlah denganku. Kita akan menjadi keluarga yang resmi."

"K-Kau melamarku?"

"Tidak." Arthit melebarkan matanya. "Aku melamar Arthit Rojnapat."

Warna merah muda mampir di pipi Arthit yang putih, menunduk malu.

"Apa jawabanmu? Atau kau perlu waktu?" Meski penampilannya tenang tapi hati Kongpop juga ketar-ketir. Jantungnya berdenyut terlalu cepat.

Hanya bayi yang tahu perasaan mereka berdua.

Mama malu. Papa gelisah. Bayi senang 🤭🤭

"Tidak."

Jantung Kongpop berhenti.

Bayi juga terkejut.

"T-Tidak?"

"Jawabanku adalah tidak."

Kongpop menarik tangannya lalu menunduk lemas. Wajahnya penuh kekecewaan.

"Jika kau khawatir tentang masalah keluargaku, kau tak perlu khawatir. Aku akan melindungimu dan menghadapi mereka."

Kongpop berpikir Arthit menolak karena kata-kata dari keluarga besarnya.

"Bukan itu. Tapi jawabanku tetap tidak."

Jadi karena ia tak cukup bisa diandalkan. Pikir Kongpop sedih.

Kongpop menunduk dan menunduk. Menyembunyikan rasa kecewa dan sedih.

Papa jangan sedih. Bayi akan membantu membujuk mama.

Terdiam beberapa detik. 1 detik berasa seperti seabad.

Mama...


Tak ada jawaban dari panggilan bayi.

Kongpop berpikir untuk keluar, berdamai dengan rasa kecewa dan sedih. Tak disangka, Arthit menarik tangannya.

"Kau tak tanya kenapa?"

Kongpop menggeleng sedih. "Itu adalah keputusanmu. Aku harus menghargainya."

Arthit cemberut, "Kenapa kau tak berjuang lebih jauh? Tidak ada orang yang menikah tanpa berkencan. Aku ingin berkencan dulu sebelum menikah."

Jantung Kongpop kembali berirama, kali ini lebih dan lebih cepat.

"S-Serius? K-Kau mau menikah denganku?"

Arthit mengangguk malu. "Berkencan dulu baru menikah."

Kongpop tertawa gugup lalu mengangguk berkali-kali dengan antusias.

"Iya. Iya. Kita akan berkencan dulu sebelum menikah. Seberapa banyak kau ingin berkencan, aku akan memenuhinya. Apapun gaya kencanmu, aku akan mengikutinya."

"Tak usah banyak-banyak. 1x berkencan sudah cukup."

Kongpop lebih tertawa puas.

Dasar mama tsundere. Bayi memutar matanya.

***

Kongpop menatap ngeri pada permainan di hadapannya. Memang Arthit minta berkencan di taman bermain, karena katanya ia belum pernah ke taman bermain. Bayi juga ingin mencoba taman bermain. Tapiiiiiii.... gak harus naik permainan halilitar kan.

Suara wuzz.. wuzz... kereta halilintar bergerak cepat. Naik, turun, melengkung dengan cepat dari ketinggian. Setiap manusia mempunyai kelemahan, termasuk Alpha dominan. Contohnya Kongpop, ia takut akan ketinggian.

"Ayo antri.." Arthit menarik tangan Kongpop dengan semangat.

"A-Arthit.. tapi kamu lagi hamil." Kongpop mencoba mencari alasan menghentikan semua ini.

"Lalu kenapa?"

"Orang hamil tak boleh naik permainan yang berbahaya."

"Bohongin saja petugasnya."

"Mana bisa!"

"Bisa. New saja bilang perutku ini perut bir. Bilang saja begitu pada petugas."

Hahaha.. mama pintar 👍

"Kasihan bayi.."

"Aku kuat. Bayi juga kuat. Ya kan bayi?"

Mama benar. Bayi kuat 😁😁

Melihat kebulatan tekad Arthit (beserta bayinya), Kongpop pasrah ditarik Arthit untuk mengantri. Dalam hati Kongpop berdoa, semoga pada saat gilirannya mesinnya rusak. Jadi batal menaiki permainan ini.

Antrian panjang berjalan lancar, berlawanan dengan doa Kongpop. Yang lebih mengerikan, Arthit memilih seat paling depan. Semakin menegangkan semakin seru.

Kongpop bertambah pucat, bagian tengah saja sudah menakutkan apalagi bagian depan. Sungguh horor!

Kongpop memasang sabuk pengaman dan memastikan berkali-kali bahwa sabuk pengaman itu terpasang. Lalu memastikan sabuk pengaman Arthit.

"Berpeganganlah padaku jika kau takut." Dengan suara gemetar, Kongpop sebisa mungkin terlihat kuat di depan Omeganya.

"Aku tidak takut!"

Bayi juga tidak takut.

Kongpop "...."

Suara peluit memulai, mesin-mesin mulai berbunyi. Teriakan-teriakan heboh dari belakang mengiringi perjalanan kereta halilintar. Kereta menaiki rel menanjak dengan pelan-pelan lalu wuzzz... turun dengan kecepatan drastis.

Arthit dan bayi tertawa riang, semakin cepat semakin mereka bergembira. Berlawanan dengan Kongpop yang menggigit bibirnya hingga berdarah dan mencengkeram sabuk pengamannya kuat-kuat.

Sebagai Alpha, anti berteriak karena ketakutan. Salahkan harga diri mereka yang terlalu tinggi!

Permainan berlangsung 5 menit tapi rasanya seperti beratus-ratus tahun untuk Kongpop. Kereta halilintar melambat mencapai pangkalan, semua peserta membuka sabuk pengaman dan meninggalkan kereta.

"Seru kan!" Arthit masih bergembira.

Kongpop diam.

Arthit menoleh dan melihat bibir Kongpop terluka, Ia mengambil tisu dan mengusap bibir Kongpop. "Kenapa bisa terluka?"

"Terkena ranting." Jawab Kongpop asal.

"Ayo main yang lain."

"Istirahat dulu, kau lelah."

"Tidak. Aku tidak lelah." Arthit sedikit merenggek seperti anak kecil. "Ayo main yang lain."

"Aku ke toilet dulu. Tunggu aku disini." Setelah mendapat persetujuan Arthit, Kongpop pergi ke toilet.

Awalnya berjalan biasa lalu berjalan cepat dan hampir berlari. Masuk tanpa permisi, mengambil salah satu bilik toilet dan.... muntah 🤮🤮🤮

Rasa mual sudah dirasakan ketika kereta itu bergerak, ingin muntah di tempat. Tapi harga dirinya tak mengizinkan.

Seperti ada larutan asam dalam perutnya membuat Kongpop muntah berkali-kali hingga lemas.

PERMAINAN SIALAN!!!

Esok harinya. Ada pengumuman di arena permainan halilintar.

PENGUMUMAN

DI TUTUP MESIN SEDANG DIPERBAIKIMOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMAN INI.

04 September 2020

16. Destiny CallsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora