Chapter 33 : Bayi Pelit

5.4K 694 63
                                    

Tine mengantar Arthit ke rumah sakit saat mendapatkan telepon dari Kongpop bahwa Omega yang ada di rumah jatuh pingsan. Arthit sungguh terkejut, kenapa Wayo bisa pingsan?

Tine memandang orang yang tertidur dengan penuh syukur dan terharu. Adiknya, Wayo, secara tak terduga telah ditemukan walau terbaring lemah.

"Yo... Phi ada disini.." Tine membelai kepala Wayo dengan lembut dan penuh perhatian sementara Kongpop sedang di sidang oleh Arthit dan sang bayi.

Arthit menyikut lengan Kongpop, berbisik pelan "Kenapa dia pingsan?"

"Aku tak tahu. Aku hanya bilang aku suamimu dan dia jatuh pingsan."

Arthit bertambah bingung, apa hubungan Kongpop menjadi suaminya dengan Wayo pingsan.

"Aku mengatakan sesungguhnya." Kongpop mengangkat tangan kanannya ingin bersumpah.

"Lupakan. Aku percaya padamu."
Kongpop tersenyum lalu memeluk Arthit, menghirup aroma Omeganya.

Papa! Sesak!

Kongpop : " ........"

Terkadang, Kongpop ingin bayi cepat keluar 😑😑.

Tine memandang Kongpop dengan pandangan baru, Alpha ini tak seburuk yang ia sangka. Sama sekali tak mengambil keuntungan dari Omega yang pingsan.

Tine membungkuk menghaturkan terima kasih, "Terima kasih telah membawa adikku ke rumah sakit."

Kongpop tersenyum canggung, jika dia bilang alasan Wayo pingsan karena tahu ia seorang Alpha, apa reaksi Omega di hadapannya ini?

"Terima kasih Arthit telah menjaga adikku."

"Tak perlu berterima kasih Tine. Ini hanya hal sederhana."

Ini bukan hal sederhana, dia memakan 3 ayam goreng mama...

Arthit menyuruh bayinya diam. Bayinya terlalu perhitungan.

Arthit dan kongpop pamit setelah kondisi Wayo stabil, Tine yang akan menjaga Wayo.

***

Kedua Alpha menatap satu sama lain, membuat udara semakin dingin. New dan wanita itu bergetar kedinginan. Dinginnya menusuk tulang. Meski telah dijelaskan masalah Cherry menangis tapi masalah New mengenalnya masih belum jelas.

"Kau mengenal adikku?" Tanya Forth bertanya santai tapi dengan nada tegas.

"Tidak juga." Jawab Tay tak kalah tegas.

"Aku tak mengerti."

"Sebenarnya dia..." ucapan Tay di potong oleh New. Jika kakaknya tahu ia bekerja sebagai Omega sewaan, New bisa dihukum tak boleh keluar selama setahun.

"Dia bosku Phi." Teriak New gugup.

Forth menatap adiknya curiga, "Bosmu?"

New mengangguk cepat. "Phi, aku sudah cerita kalau aku bekerja sebagai simulator gamer kan. Nah Phi Tay ini pemilik perusahaan itu. Jadi secara tak langsung aku bekerja padanya. Begitu kan Phi Tay?" New menatap dengan mata puppy agar Tay mau bekerjasama.

"Aku memang punya perusahaan game tapi aku tak tahu kamu bekerja disana." Tay melirik pada sekretarisnya, "Apa dia bekerja untuk kita?"

New meraih tangan sekretaris dengan mata memohon, Ooh.. dewi.. tunjukkan belas kasihanmu.

Sekretaris itu mengerti keinginan New, ia hanya membantu sekali ini saja. Lagipula mungkin bukan ide yang buruk. Tay adalah bos yang dingin, wajahnya jarang menunjukkan emosi, ketika bersama New, ada emosi di wajah Tay meski emosi itu emosi negatif. Tapi negatif + negatif = positif bukan.

"Dia karyawan baru. Som baru merekutnya." Mendengar perkataan sekretaris itu, New merasa lega. Dengan begini kakaknya akan percaya, bukan.

Tay menatap sekretarisnya ragu tapi tak bicara apapun.

"Maaf aku salah paham." Setelah mengetahui kebenaran, Forth mengakui kesalahannya. "Ini kartu namaku."

Tay juga memberikan kartu namanya.

"Cherry anak yang manis, dimana ibunya?" Setahu Tay, Forth tak pernah menikah. Bagaimana mungkin mempunyai seorang putri.
Forth hanya tersenyum tanpa ada keinginan menjawab, Tay juga tak bertanya lebih lanjut. Setelah basa basi beberapa saat, mereka pamit pergi.

Forth membawa Cherry yang tertidur di kursi belakang, New duduk di kursi penumpang.

"Apa kau menyukai Tay?"

Pertanyaan Forth membuat New tersedak tanpa sebab. "Phi! Mana mungkin aku menyukai Alpha gunung es itu."

Forth tak melirinya, "Kau yakin?"

New mengangguk.

"Menjauhlah dari keluarga Suthiluck."

New merasa aneh, tak biasanya kakaknya memperingati menjauhi satu keluarga. "Kenapa?"

"Kau tak perlu tahu alasannya, turuti apa yang Phi bilang."

New penasaran tapi ia tak bisa bertanya lebih lanjut. Hanya menyetujui kemauan kakaknya.

***

"Arthit."

"Hmm"

"Apa sebaiknya kita kembali ke rumahku?" Tanya Kongpop berhati-hati. Setelah mendengar bahwa janin Ben keguguran, Kongpop merasa ada yang aneh dibalik semua ini.

Arthit mengenyit, "Kenapa?"

"Aku takut kau sendirian dirumah ini. Tak ada yang menjagamu."

"Ada bayi."

Bayi akan menjaga mama. *bayi menepuk dadanya.*

"Tapi kekuatan bayi belum cukup kuat untuk melindungimu. Aku takut..."

"Ada apa Kong?" Tanya Arthit penuh selidik.

Kongpop tersenyum hambar, "Tak ada. Aku hanya khawatir berlebihan."

Kongpop tak ingin cerita, Arthit juga tak bertanya lebih lanjut. Segera terlelap, hari ini sungguh melelahkan.

Bayi masih belum tertidur dan bertanya, Ada apa papa?

Kongpop mempertimbangkan apakah dia harus curhat kepada seorang bayi ?

Papa bisa cerita pada bayi.

Entah bagaimana Kongpop merasa yakin pada bayinya dan bercerita tentang kejadian yang menimpa bayi Ben.

Bayi mengigil takut, tapi demi mama. Bayi akan berjuang.

Besok, papa akan meminta pamanmu untuk tinggal disebelah rumah kita. Jika ada apa-apa, kau bisa meminta bantuan pada pamanmu. Apa bayi mengerti ?

Bayi mengerti.

Tapi papa...

Apa?

Paman tidak numpang makan kan.

Kongpop : *melonggo*

Nanti anggaran daging bayi habis.

Kongpop : *tepok jidat*

Oh Tuhan.. kenapa bayinya jadi pelit?

23 September 2020

16. Destiny CallsWhere stories live. Discover now