Chapter 35 : Dokter Kit

5K 639 45
                                    

Up terakhir.. yang paling ditunggu2

Ini papa bayi...

Papa bayi tampan dan baik hati...

Jadi Yo jangan takut ya...

Papa bayi sering membelikan bayi daging, uangnya juga banyak lalu bla.. bla.. bla..

Celoteh bayi yang menenangkan Wayo ketika berkunjung ke rumahnya. Sebagai rasa terima kasih, Tine memberi sekotak kue tapi di tolak oleh bayi. Bayi tak butuh kue, bayi butuh DAGING!

Dan Wayo butuh AYAM GORENG!

Tine mengeleng menatap Arthit. Ada perasaan yang sama yang tak perlu disampaikan oleh kata-kata. Tine mengorder 2kg daging sapi khusus untuk bayi dan 1 bucket ayam goreng khusus untun Wayo.

Kongpop melihat jelas dan memahami situasinya bahwa bayi = Omega yang bernama Wayo. Obsesi mereka sama persis terhadap makanan.

Bayi masih berceloteh dan Wayo masih menanggapinya. Ketiga orang dewasa juga membuka pembicaraan mereka sendiri.

"Apa Wayo bisa disembuhkan?" Arthit melihat Wayo tak hanya terluka secara fisik tapi mental juga.

Tine tersenyum miris, "Jika ada caranya, maka aku akan melakukannya sesegera mungkin."

"Sejak kapan dia takut pada Alpha?"

"Sudah 2 Tahun yang lalu saat aku menemukannya lari dari rumah sakit. Dia tak mau bercerita, hanya mengurung diri. Jika ada yang mendekat, dia akan berteriak histeris. Aku sudah mengundang banyak dokter tapi percuma, Wayo menolak mereka semua. Semakin dipaksakan, keadaanya semakin memburuk. Aku takut dia bunuh diri jadi hanya bisa mendekatinya secara perlahan. Butuh waktu sampai dia merasa nyaman denganku."

Arthit memandang Tine penuh rasa simpatik. Ia bukan satu-satunya orang yang menderita di dunia ini. Mungkin kisah Wayo lebih menyedihkan darinya.

Sekarang ada bayi dan Kongpop sebagai alasan untuk berbahagia.

Sebuah ketukan pintu mengusik pembicaraan mereka, Kongpop berdiri secara sukarelawan untuk membukakan pintu. Seseorang berjalan masuk di belakang kongpop.

"Hai..." Sapa Bright ceria.

Hari ini hari kepindahannya ke sebelah apartemen Kongpop. Meski ia bekerja sibuk sebagai model tapi ia selalu pulang ke rumah. Terlebih sejak kasus Ben, Bright sedikit menahan penerimaan jobs-nya. Keponakannya lebih penting.

Hai paman....

Itu pamanku, jangan takut.

Meski dia nakal, paman bukan orang jahat.

Sekali lagi, bayi menjelaskan kepada Wayo. Entah bagaimana Wayo membangun kepercayaan pada bayi. Ia merasa takut pada Alpha yang datang tapi masih bisa menahan ketakutannya. Tine menatapnya, ini sebuah kemajuan.

"Enak saja kau bilang pamanmu nakal." Gerutu Bright.

Paman nakal, suka pamer dada.

"Itu tuntutan pekerjaan."

Kata mama pria yang telanjang bukan pria yang baik.

"Kau juga telanjang."

Bayi mengeleng tertawa meremehkan, Bayi ada di dalam perut mama jadi tak ada yang melihat. Memangnya paman ada di dalam perut?

Ketiga dewasa lainnya tertawa mendengar perdebatan orang dewasa dengan bayi yang belum lahir. Semantara Wayo menatap penuh minat dan pertanyaan.

Bright malas meladeni bayi, ia beralih ke Kongpop.

"Ini Tine, tetangga kita. Dan dia Wayo, adik Tine."

"Tine, ini kakakku Bright. "

Karakter Bright sungguh berbeda dengan Kongpop, jika bukan Kongpop yang memperkenalkan mereka, rasanya ragu kalau mereka adalah saudara kandung.

Bright bertukar kata beberapa saat dan menarik Kongpop menjauh dari mereka. Saat berada di balkon, Bright membuka pembicaraan serius.

"Kakek mencalonkan Sarawat sebagai kepala keluarga."

Kongpop menatap tapi tak bicara.

"Sepertinya paman pertama ingin menjodohkan Sarawat dengan Sher." Bright mendesah berat, "Mereka terlalu kejam, mengorbankan anak-anak mereka demi kekuasaan."

"Jadi begitu."

"Kau sungguh tak menginginkannya?"

"Phi lihat bayiku. Kami mencintainya dan ingin dia hidup dengan bahagia. Aku tak ingin mengurus keluarga besar yang menghabiskan waktu dan pikiran. Terlebih lagi banyak intrik di dalamnya. Kekuasaan meski memegang kekuatan tapi juga lebih banyak mengundang bahaya."

"Aku mengerti. Ada perkembangan mengenai kasus janin Ben."

"Apa?"

"Seorang dokter terlibat di dalamnya."

"Dokter?"

"Ini masih dugaan tapi semua janin yang menghilang, dioperasi oleh dokter ini."

"Apakah Phi mengetahui siapa dokter ini?"

"Dokter Kit."

"Dokter Kit? Phi yakin?"

"Ini hanya dugaanku. Kau kenal dengannya?"

Kongpop mengangguk lalu menjelaskan, "Dia dokter kandungan Arthit."

"Masalah ini lebih parah dibanding perkiraanku. Kong, kau harus tetap berhati-hati."

"Pasti Phi. Aku akan melindungi mereka meski harus mengorbankan nyawaku."

Bright mengangguk atas jawaban Kongpop, tanpa perlu meminta dia dan keluarganya akan melindungi bayi dan Arthit. Bayi terlalu menggemaskan untuk diabaikan.

"Terima kasih Phi."

"Bodoh! Kita adalah keluarga."

"Jangan lupa belikan aku si hitam."

Kongpop tertawa geli, Phi Bright tak berubah, selalu meminta sesuatu sebelum menawarkan bantuan.

"Lalu apa yang akan kau lakukan ?"

Kongpop menatap mata Bright dengan penuh keyakinan, "Aku akan menemui Phana."

"Jika dia ada hubungannya dengan hilangnya para janin?"

"Maka, aku akan melakukan tindakan pencegahan  meski harus membunuh seseorang."

"Kau sanggup?"

Kongpop menggangguk, "Demi Bayi."

02 Oktober 2020

16. Destiny CallsWhere stories live. Discover now