The Plan

2.6K 444 25
                                    

"Ya, beri tahu saja dia. Beri tahu juga semua rencana kita." Jawab Five sinis.

"Lupakan saja." Ujarku singkat, kemudian menyuap potongan pancake ke dalam mulutku. "Ini enak, Allison."

Allison membalasku dengan senyuman penuh rasa sungkan, menyadari bahwa aura di sekitar sangat tidak mengenakkan.

Kami semua menghabiskan makanan dalam keheningan yang mengerikan.

"Guys, untuk kesekian kalinya, terimakasih. Aku akan pergi."

Aku menyodorkan sebuah kartu pada Allison. "Kalau seandainya kalian butuh bantuanku, tolong jangan sungkan untuk menghubungiku. Disitu tercantum nomor teleponku."

"Thanks, Helena. Jaga dirimu baik baik." Jawab Allison.

Aku mengangguk, kemudian menatap mereka satu persatu, sebelum akhirnya meninggalkan mereka semua.

Aku membuka ponselku untuk membuka aplikasi maps. Tapi ada satu hal yang mengalihkan perhatianku.

Tidak ada nontifikasi yang masuk, whatsoever.

Mungkin kalau aku benar benar mati kemarin, tidak akan ada yang peduli juga.

...

"Five, apa kau yakin dengan misi ini?" Tanya Diego.

"Kenapa masih bertanya?"

"Oh, mungkin karena kita akan menyusup ke dalam gedung kementrian luar negeri yang dilindungi oleh puluhan lapis keamanan?"

"Jangan lupakan gerbangnya. Kita harus lewati gerbangnya juga." Celetuk Klaus.

"Ya. Terimakasih untuk informasinya, Klaus." Balas Allison. "Sebenarnya aku juga meragukan misi kita kali ini, Five."

"Tidak ada waktu untuk ragu! Waktu kita tinggal 5 hari! Kita harus curi dokumen nuklir yang disimpan disana, lalu menemui ayah dan mengajaknya berunding tentang semua ini."

"Lagipula bagaimana caranya dokumen nuklir itu bisa sampai disana?" Tanya Luther.

"Salah satu diplomat kita membelot. Aku belum menemukan motif yang sebenarnya. Belakangan ini dia sudah berhasil mengadu domba cukup banyak negara. Sudah banyak hubungan diplomasi yang runtuh karenanya."

"Dan aku yakin, target dia setelah ini adalah Amerika dan Rusia. Kemungkinan besar, Ia akan menghasut mereka untuk saling meluncurkan bom nuklir. Hazel berkata, kalau ini bisa jadi perang dunia ke-3. Kiamat akan terjadi karena peristiwa ini."

"Kenapa para diplomat itu sangat mudah dibodohi?" Tanya Diego.

"Aku rasa diplomat gila dari negara kita mendapat bantuan dari The Handler." Jawab Five.

"Tapi kenapa?" Tanya Luther.

"Mungkin dia kesal karena kita sudah menggagalkan rencananya berkali kali?" Tanya Klaus.

"Itu tidak masuk akal." Balas Allison.

"Apapun alasannya, kita harus segera bergerak." Jawab Five, sembari mengulurkan tangannya ke arah Allison.

Beberapa saat kemudian, mereka sudah sampai di depan gedung kementrian luar negeri.

"Kenapa penjaga gerbangnya banyak sekali?!" Ujar Luther frustasi.

"Kalau begini caranya, kita tidak bisa gunakan rencana kita yang sebelumnya. Kita tidak bisa menyusup. Kita harus menyerang." Jelas Allison.

"Baiklah. Kalau begitu, aku akan menyerang dari samping." Ujar Diego. "Vanya, kau serang bagian tengah."

Vanya mengangguk.

"Five-"

"Screw it. Rencanamu memakan banyak waktu." Kata Five, sebelum akhirnya menghilang.

Terdengar suara pukulan, tusukan, dan angin kencang yang menandakan bahwa Five terus menerus berpindah tempat.

Satu-persatu penjaga gerbang mulai runtuh. Five tersenyum dengan penuh bangga ke arah saudara-saudarinya.

Sayangnya, senyuman itu tidak bertahan lama. Karena tiba-tiba puluhan orang berteleportasi di depan mereka dan mulai menembaki tanpa syarat.

Five membalas serangan mereka dengan cekatan. Begitu juga dengan yang lainnya.

Tapi bagaimanapun juga, mereka tidak akan bisa menahan serangan itu lebih lama. Mereka kalah jumlah dan amunisi.

"Kita harus kembali, Five!" Teriak Allison.

Five tidak menggagas Allison. Ia menatap garang musuh didepannya, dengan darah yang bercucur di sekujur tubuhnya.

"Five-"

Duar!

Five menoleh. Ia mendapati Allison sudah terlentang di tanah, dilumuri genangan darah.

Hi guys! Part kali ini agak panjang, buat membayar ketidak-konsistenan ku dalam posting cerita.

Aku minta maaf ya! Aku nggak nyangka kalo aku bisa dapet support sebanyak ini. Thank you sooo much!

Kalau kalian masih bingung, ini take place nya habis TUA 1 dan sebelum TUA 2. Jadi Hazel belum meninggal.

Jangan bosen buat baca, ya! Part selanjutnya bakal nunjukin ke uwu an Five sama Helena.

So, wait for it!

Anyway, vote and comment for the next part!

Don't Come Back (Five Hargreeves Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang