Deja Vu

2.2K 328 249
                                    

Oh, benar! Dia salah satu saudara Five, kan? Aku hanya belum sempat berkenalan dengan-nya.

"Five.." Panggil Diego sekali lagi, sebelum Ia pingsan.

Beruntung, kami menangkapnya. Kalau tidak, Diego pasti sudah bertamasya hingga alas bukit.

Woosh!

Kami berteleportasi ke ruang tamu rumahku. Sesampainya disana, kami merebahkan Diego di lantai.

Tapi tiba-tiba, Five menampar Diego. Aku benar-benar kaget.

Aku hampir saja memarahinya, kalau saja Diego tidak langsung terbangun dan meraih wajah Five.

"Mereka semua mati." Kata Diego.

"Siapa?" Tanya Five.

"Luther.. Klaus.. Vanya.." Jawab Diego.

"Jangan berbohong padaku!" Bentak Five.

Diego meraih kerah Five. "Why would i lie to you about this thing?"

"Oh, aku tidak tau. Mungkin, untuk mengajakku kembali bergabung bersama kalian tanpa meminta maaf?"

"Aku tidak akan pernah nelakukan hal seperti itu." Ujar Diego, sembari kelepas cengkramannya.

"That bitch is crazy." Lanjut Diego. "The Handler is crazy."

"Kami sudah berhenti mengurus tentang hari kiamat itu. We're fucking stopped!" Teriak Diego.

Diego menatap ke arah pintu. "Tapi sepertinya The Handler benar-benar punya dendam kesumat dengan kita."

Five menopang keningnya.

"Aku baru pergi selama dua hari!" Seru Five. "Aku baru pergi selama dua hari, and you guys really screwed it up!"

Five berdiri dan berjalan mondar-mandir. "Saudara-saudari kita mati, dan kiamat masih berlanjut."

"How fucked up is that?" Tanya Five, sembari menatap ke arahku dan Diego.

"Sekarang, mau tidak mau, kita harus kembali dan memperbaiki semuanya." Ujar Five.

Five mengulurkan tangannya kepada Diego. "Let's go."

Diego menerima uluran tangan Five. Five sudah bersiap untuk teleportasi, ketika Ia tiba-tiba melepas tangan Diego dan menarik tanganku.

Ia membawaku ke ujung ruangan.

"Aku tidak tahu ini akan berlangsung untuk berapa lama." Kata Five. "Tapi bertahanlah, Helena."

Five menatapku lebih dalam. "Aku berjanji kalau aku akan kembali setelah semua urusan telah selesai."

Jantungku berdebar semakin kencang.

"I.. love you." Ujarnya lirih.

Deg.

Aku sudah menanyakan ini berkali-kali, tapi apakah aku bermimpi?

Tunggu, kenapa aku merasa kalau aku sudah pernah merasakan ini semua?

Aku menutup mataku.

"Bertahanlah, Helena. Ibu berjanji kalau Ibu akan kembali setelah semua urusan telah selesai."

"I love you." Ujar Ibu, lirih.

Benar. Aku memang sudah pernah merasakan ini.

Dan aku tidak mau jatuh untuk kedua kalinya.

"Don't make any promises that you can't keep, Five." Ujarku. "Pikirkan keluargamu terlebih dahulu."

Aku menghela nafas. "Aku hanya ingin mengatakan, kalau kau adalah hal terbaik yang terjadi kepadaku, setelah Ibuku."

"Tapi Ia juga pernah menjanjikan hal yang sama. Aku menunggu selama 10 tahun, dan Ia tak pernah kembali." Jelasku. "Sekarang, Ia hanya menjadi luka di dalam hatiku."

"I love you too, Five. But please, don't come back."

Five menatapku tidak percaya. Beberapa detik kemudian, raut wajahnya berubah menjadi penuh amarah.

Ia melepas genggamannya, kemudian berjalan meninggalkanku.

Tadaaaaa! Its doneeeeee!

Bagaimana tanggapan kalian? Write it down please!

Terimakasih sudah mau baca cerita aku! Maaf yaa, kalau kalian masih bingung sama time-line nya, atau karena banyak plothole. This is my first fanfiction yang connected sama sebuah film.

Anyway, kalian pengen fanfictionnya siapa nih habis ini? Pilih ya!

• Harry Potter

• Newt Scamander

• Louis Partridge

• Noah Schnapp

• Jack Grazer

• Sebastian Stan

• Tom Holland

• Draco Malfoy

• Oliver Woods

• Cedric Diggory

• Others

Don't Come Back (Five Hargreeves Fanfiction)Where stories live. Discover now