0

96.9K 6.2K 699
                                    

Author PoV

"Akhirnya!!" Pekik Alicia membuat teman sebelahnya berdecak kesal. Alicia semena-mena menguap lebar bahkan menjajah meja orang lain.

"Udah kali ke berapa lo baca?" Tanya Flo. Teman sebangkunya sambil menyingkirkan jauh-jauh tangan Alicia dari mejanya. Sungguh menganggu, pikir Flo.

"Ini ke 3 kalinya. Gua masih kesel banget hueee!!! Tolongin gua Flo! Gue benci banget sama sad ending."

Alicia mulai merengek lagi. Ia sudah baca novel online itu lebih dari sekali seharusnya ia tau akan seperti apa ending dalam novel itu dan seharusnya ia tidak terus-terusan menggerutu sambil mengutuk penulisnya.

"Udahlah gak usah dibaca lagi. Ikutan emosi gue. Kalau masih lo baca juga, gue apus paksa aplikasinya." Ancam Flo sengit. Hal seperti ini tidak terjadi sekali saja. Hobi Alicia membaca novel sudah kelewatan. Sikap Alicia belakangan ini terlalu di pengaruhi novel.

Kalau akhir novel itu baik, ia akan tersenyum sepanjang hari bahkan mentraktir Flo. Tapi kalau akhir novelnya mengenaskan, ia akan seperti sekarang. Menggerutu, mengumpat, tidak bersemangat seharian. Bahkan pernah ia menangis semalaman karena karakter kesukaannya meninggal. Konyol, pikir Flo.

"Flo. Gue gak tau penulisnya mikir apaan waktu ngarang cerita ini. Tapi harusnya tokoh utamanya ini gak perlu mati Flo. Dia pasti cuma pengen pembacanya berlinang air mata. Dia ada masalah apa sih Flo sama gue?" Keluh Alicia sambil menyandarkan kepalanya ke lengan Flo.

Flo menatap Alicia tajam. Ia sedang mengerjakan tugas tapi Alicia terus menganggunya dengan percakapan tidak penting itu.

"Lo chat sana penulisnya. Ribet banget. Lagian kenapa lo gak baca yang lain aja sih? Kenapa itu mulu yang lo baca hah?! Ganggu tau!" Alicia mendengus melihat ledakan amarah Flo. Flo itu memang tipe perempuan senggol bacok. Beruntung Alicia sudah biasa menghadapinya.

"Sifat Lo mirip karakter novelnya tau, Flo. Namanya Bara. Khas cowok novel yang dingin gitu. Dia juga suka marah ke karakter ceweknya. Namanya Radinka. Tapi dia sedih banget pas ce-"

"Alicia!!!! Pindah gak lo!!" Teriak Flo langsung. Alicia langsung bergegas mengungsi. Tidak lupa ia bawa ponselnya.

******

Alicia pergi keluar kelas.

Sekarang jam istirahat namun Flo masih saja mengerjakan soal-soal persiapan seleksi perguruan tinggi yang sangat banyak itu.

Alicia bukan malas belajar. Tapi ia hanya jenuh. Belajar terus setiap hari tanpa pernah libur karena takut kalau usaha tidak maksimal, hasil yang didapat juga tidak akan maksimal.

"Hahhh.." Alicia menghela nafas. Andai saja hidupnya seperti di novel. Tidak belajar, hanya pacaran tapi masih bisa masuk universitas top. Realita memang pedih.

Duk

Duk

Alicia berhenti berjalan saat melihat bola basket menggelinding di depannya. Ia jadi teringat karakter laki-laki di novel yang identik dengan olahraga satu itu.

Entah kenapa pilihan penulis jatuh pada basket. Padahal kalau yang Alicia lihat, pemain futsal atau bulu tangkis tidak buruk juga.

"Tolong dong." Suara itu membuat Alicia menoleh. Ia kembali menghela nafas. Kenapa juga teman-teman sekolahnya tidak ada yang seperti di novel.

Laki-laki tinggi, wajah menarik bahkan sampai membuat satu sekolah gempar, pintar dari lahir, pokoknya sempurna.

"Lo kesambet yah? Serem banget." Alicia tersentak saat laki-laki itu ternyata mengambil bolanya sendiri lalu pergi.

INEFFABLE [COMPLETED]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum