13

3.5K 366 69
                                    

Selamat Membaca...
.
.
.

Suara Minato mengejutkan duo saudara yang sedang bertengkar.

"Ayah." Ujar mereka bebarengan.

Karin melanjutkan niatannya untuk menghajar Naruto. Dia geram dan gemas dengan adiknya itu.

"Kau ya...kenapa tak bilang jika sudah berbaikan dengan Hinata!" Karin memukuli adiknya dengan pukulan yang bertubi-tubi.

"Nee-san, kau sendiri yang memotong ucapanku tadi."

"Seharusnya kau cegah aku tadi saat akan pergi ke rumah Hinata. Kyaaa...kau sangat menyebalkan Naruto baka...!!" Karin menggoyang tubuh Naruto kencang, sementara Naruto hanya tertawa saja. Ia puas melihat kakaknya geram seperti ini.

Minato memandang takjub pada kelakuan ajaib kedua anaknya. Umur yang sudah tua, tak menghentikan pertengkaran kakak beradik itu.

"Ibu, mana yah?" Tanya Karin setelah puas memukuli adik tersayangnya itu.

"Di rumah Hikari." Jawab Minato. Melirik koper kecil disamping Naruto, apa anaknya ada tugas keluar kota?

"Kau ingin dinas ke luar kota?" Tanya Minato meraih gelas teh Naruto yang diletakkan dimeja counter dapur.

"Tidak. Dia hanya ingin menginap di rumah sebelah." Karin menjawab pertanyaan sang ayah dengan melirik Naruto sinis. Pemuda pirang ini tertawa dan memeluk erat sang kakak.

"Aku bahagia, nee-san. Terimakasih sudah menemaniku selama ini." Mengecup puncak kepala bersurai merah milik kakaknya.

Karin terharu, ia juga bahagia jika sang adik sudah bisa bersatu dengan Hinata juga perceraian itu tak terjadi.

"Pergilah. Hinata sudah menunggumu tadi." Ucap Karin lembut, mengelus pipi bergurat milik Naruto.

"Ayah... Aku ke sebelah dulu ya."

"Hm... Buatkan segera cucu untuk ayah ya." Naruto merona mendengar godaan Minato, otaknya memutar kejadian saat ia dan Hinata berciuman. Telinganya ikut memerah, membuat Karin tertawa terbahak melihatnya.

.
.
.

"Hikari, besok kita pergi belanja ya." Pinta Khusina manja. Inilah Namikaze Khusina, sahabat Hikari yang sangat manja dengan Hikari. Terkekeh pelan menanggapi permintaan Khusina. "Kau yang bayar ya." Canda Hikari tapi ditanggapi dengan anggukan cepat oleh Khusina.

Hinata yang melihat kelakuan ibu dan ibu mertuanya ini hanya tertawa kecil. Dimatanya itu semua terlihat lucu.

"Kau mau ikut dengan kami Hinata?" Melihat Hinata yang tertawa membuat Khusima sadar, jika sekarang ia sudah mempunyai menantu.

"Tidak bu. Hinata dirumah saja."

"Ah... Benar juga, kalian masih pengantin baru ha ha ha... Lebih baik kalian konsentrasi saja membuatkan cucu untuk kami. Waahhh, tak sabar rasanya Hikari." Heboh Khusina sendiri.

Wajah Hinata merona, ia teringat akan keberaniannya tadi mencium Naruto.

"Hinata permisi bu." Pamit Hinata ia sudah hafal kelakuan Khusina yang pasti tidak akan berhenti menggodanya.

Khusina hanya tersenyum bahagia, ia masih asik membayangkan jika ia memiliki cucu.

Mata rubbynya melihat Naruto mendekat bersama dengan Minato. Koper yang Naruto bawa menjadi pertanyaan bagi Khusina.

"Naruto, kalian ingin berbulan madu?" Tanya Khusina pada anak bungsunya itu.

"Oh... Tidak bu, hanya membawa beberapa bajuku saja kesini." Jawab Naruto yang kini duduk disebelah Khusina.

 H I N A T AWhere stories live. Discover now