[17]. LUMINESCENCE

5K 212 4
                                    

Follow dulu sebelum baca biar nggak ketinggalan part selanjutnya!!!

Kalau kalian suka cerita ini jangan lupa vote dan comment ya guys💗

Happy reading!

***

"Ingat Cesha, jangan melakukan sesuatu dengan gegabah."

Cesha hanya diam menunduk, menatap tangannya yang masih digenggam erat oleh pria yang sedang duduk di depannya.

"Pikirkan baik-baik sebelum memutuskan suatu hal, paman hanya tidak ingin kamu menyesal, maafkan paman yang tidak bisa merahasiakan hal ini dari orang tuamu."

Cesha mengangkat kepalanya, mencoba menatap pamannya dengan mata yang sudah berkaca-kaca, "aku hanya ingin mereka tidak sedih, paman pasti tau maksudku."

Marco mengangguk, "paman paham, tapi tidak dengan cara seperti itu."

"Aku tidak tau harus melakukan apa lagi paman, waktunya tidak banyak."

"Tidak!" Marco menggeleng tegas, "jangan mengatakan hal seperti itu lagi, percaya pada paman kamu pasti bisa melewati hal ini."

"Semoga saja," balas Cesha lirih.

Marco mengangkat tangannya, mengusap rambut gadis itu mencoba untuk memberikan sedikit ketenangan, "melihat dirimu putus asa sungguh membuat paman sedih, inilah alasan mengapa paman memberitaukan hal ini pada orang tuamu, paman tidak ingin kamu menyerah sebab masih banyak orang yang mendukungmu."

Cesha memberengut, "tapi sekarang kak Arthur sudah tau, inilah yang aku takutkan!"

Marco melipat kedua tangannya di depan dada, pria yang sudah terlihat cukup berumur itu menaikkan salah satu alisnya, "itu tidak masalah, paman yakin anak ingusan itu pasti akan merahasiakan hal ini, atau bila perlu paman harus menceritakan hal ini pada Zevesh?"

"PAMAN!!!"

Marco terkekeh, pria itu bahkan tidak bisa menghentikan tawanya saat melihat gadis di depannya tengah menatapnya tajam dengan wajah yang sudah memerah akibat menahan amarah.

"Jangan mengatakan apapun pada Zevesh, paman pasti mengerti apa yang akan terjadi jika dia sampai tau!" papar Cesha.

"Hahaha...." Marco terkekeh, sebelum melanjutkan ucapannya pria itu meminum segelas kopi yang tadi sempat ia pesan, "Anak itu memang tidak pernah berubah. Tuan putri tidak usah khawatir, paman pasti akan merahasiakan hal ini darinya. Sebab lebih baik jika kau yang mengatakannya sendiri, cepat atau lambat semua orang pasti akan tau, kamu harus ingat itu Cesha!"

Cesha menggeleng, "tidak paman, aku akan berusaha agar mereka semua tidak akan tau hal yang sebenarnya."

Marco menghela nafas, "kau memang benar-benar keras kepala!" melihat jam yang melingkar apik di tangan kirinya, ia lalu menatap Cesha sejenak, "sayang sekali paman tidak bisa mengantarmu pulang, ada pekerjaan yang harus paman selesaikan."

"Tidak masalah paman, jangan lupa katakan pada anakmu untuk segera menemuiku!"

"Bukankah kalian selalu tidak akur jika sudah bertemu?" Marco mengernyit, "kalian mencoba melakukan suatu rencana? Jangan coba-coba melakukan hal bodoh Cesha!"

Cesha memutar kedua bola matanya, gadis itu hanya mengangguk sebagai jawaban. Marco hanya menggelengkan kepalanya, lelah menghadapi gadis keras kepala yang ada di hadapannya itu.

Ia berdiri lalu merentangkan kedua tangannya, "ayo peluk paman, jangan lupa kamu harus ingat apa yang sudah paman katakan!"

Cesha balas memeluk pria itu, ia hanya membalasnya dengan gumaman tidak jelas.

LUMINESCENCETahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon