Ingatan Daisuke

603 69 6
                                    

Kambe Daisuke kini berdiri di sebuah ruangan besar yang menayangkan segala aktivitas, hingga kondisi Haru yang kini dijaga oleh Suzue dan salah satu pengawas keluarga Kambe. Daisuke tidak mengizinkan siapapun yang bukan kenalan Haru ataupun ibundanya datang berkunjung. Tangannya terlipat sambil mengeryit.

"Sepertinya Daisuke-san mulai tertarik dengan Haru-san." Daisuke menoleh saat mendengar suara sang nenek. "Sudah lama tidak mendengar kabarnya."

Daisuke yang melihatnya tersenyum pun menaikkan alis. "Anda mengenal Katou?"

Nenek Daisuke, Kikuko tertawa kecil. "Hanya anda yang melupakannya disini, Daisuke-san."

Lelaki itu membelalakan matanya. "Jadi benar...aku tidak merasa asing dengannya."

Kikuko mengangguk kecil. "Itu karena anda berdua adalah teman baik. Namun karena kejadian yang menimpa ibunda dan ayahandamu, kita harus memutus semua koneksi demi melindungi mereka, juga melindungimu yang merupakan penerus."

Daisuke mengeryit. "Jadi itu alasan Katou..."

Kikuko mengangguk lagi. "Anda yang menyelamatkannya, Daisuke-san." Dia melihat sang nenek memandangnya lembut. "Wajar kini, dia ingin menyelamatkanmu. Dia ingin membalas budi padamu."

Daisuke mendongak, mendapati sosok Haru yang masih dalam keadaan tidak sadar dan memejamkan matanya.

"Katou...Haru."

Suzue yang mengabari Daisuke bahwa sudah ada tanda-tanda Haru akan sadar pun, membuatnya langsung beranjak ke rumah sakit. Tanpa memperdulikan kelas yang harusnya dihadirinya, keberadaan Haru lebih penting dibandingkan apapun kini. Daisuke ingin mengingat semua tentangnya yang dia lupakan dimana Haru mengingat semua tentangnya.

Suzue menyilakan masuk ketika dirinya sudah sampai, dan melihat Haru mulai membuka matanya perlahan. Daisuke merasakan kelegaan yang amat sangat yang tak bisa dijelaskan dengan sekadar kata-kata.

Haru mendapati Daisuke memandangnya khawatir sebelum tersenyum. "Yo, Kambe."

Daisuke tersenyum, senyuman yang biasa dikenali oleh Haru. "Ada yang kau butuhkan?"

Haru terkekeh. "Aku baru sadar dan itu yang kau tanyakan? Dasar gak berubah, Kambe." Daisuke mendesah pelan sebelum meraih kursi untuk duduk di samping tempat tidur Haru.

"Kau gak ada kelas, Kambe?"

Daisuke mendengus. "Aku terlalu cerdas untuk itu."

Haru merasakan kekesalan mulai muncul dalam dirinya, namun dia tahu kini begitulah sifat Daisuke.

"Lalu gimana dengan penembak itu? Kau coba melacaknya dengan uang dan teknologi hebatmu?"

Daisuke tersenyum saat Haru mengatakannya dengan nada mengejek. "Sepertinya dia memang mengincarku semenjak mencoba melukai ibuku dan menculik ayahku."

Haru mengeryit saat Daisuke menceritakan kedua orang tuanya. "Ibumu, masih belum sadar?"

Daisuke terdiam sebelum menggeleng. "Belum. Sepertinya shock ataupun trauma membuatnya lama bangun."

Haru mengerjap. "Lalu ayahmu?"

Daisuke menggeleng lagi. "Aku blm mendapatkan petunjuk apapun untuk ayahku, dan yang terakhir kumiliki hanyalah data dia menghilang."

Haru mengangguk. "Aku tahu mungkin aku ikut campur tanpa sepengetahuanmu." Daisuke mendongak menatap Haru yang tersenyum. "Namun data yang kudapatkan bersama dokter kesehatan sudah kubagikan dengan Suzue-san. Kau bisa melacak bersama. Kuharap bisa menemukan jejak terakhir ayahmu selain yang kau miliki."

Reason to be a Hero Once Again - Fugou KeijiWhere stories live. Discover now