Masa Depan

145 19 4
                                    

Kambe Daisuke, Katou Haru, Kanbe Suzue, dan Saeki Mahoro yang kembali pun disambut dengan senyuman dan kelegaan di wajah kedua orang tua Daisuke. Kambe Sayuri yang penasaran dengan teman kencan Suzue itu kini memeluk perempuan mungil itu dengan wajah bahagia dan seolah sangat menyukai perempuan berambut merah muda itu. Walaupun rona merah menghiasi wajahnya ketika dirinya dianggap sebagai teman kencan Suzue yang sudah lama dikenalnya semenjak masa kuliah.

Kambe Shigemaru sendiri tanpa ragu memeluk Haru dan Daisuke. Dirinya terlihat begitu bangga dan lega melihat mereka kembali tanpa luka dan kabar masuk rumah sakit seperti sebelumnya.

"Untuk selanjutnya, kuserahkan anakku padamu, Haru."

Haru hanya mengangguk. "Tentu, Shigemaru-san."

Shigemaru menoleh pada Daisuke. "Kudengar kalian merencanakan pernikahan?" Haru hanya merona saat Daisuke mengangguk tanpa ragu.

"Iya, masih dalam tahap rencana, namun aku dan Haru dipastikan akan melaksanakannya minggu ini."

"Hmm." Shigemaru menyentuh dagunya. "Memang lebih cepat lebih baik, kita tidak tahu ke depannya bagaimana."

Haru hanya tersenyum. "Saya tidak berniat pergi kemana-mana kok..." Daisuke hanya mendesah pelan mendengarnya dan Shigemaru menunjukkan ekspresi yang sama.

Malam itu setelah makan malam, Haru menyusul Sayuri yang hendak berjalan menuju ruang perpustakaan di kediaman Kambe.

"Anu, Sayuri-san."

"Hmm? Ah, Haru-san." Keduanya berhadapan kini. "Ada apa?"

"Um..." Haru perlahan merona. "Saya ingin minta saran...untuk pernikahan..."

Mata Sayuri yang berbinar pun langsung meraih tangan Haru. "Saya sudah menunggu!"

"Eh?!"

Di ruang perpustakaan, keduanya menikmati teh hangat yang ditemani cemilan ringan. Tidak hanya itu, Sayuri juga memberikan beberapa referensi buku perihal pernikahan dan juga hal-hal yang menyangkut hari indah itu.

"Heee...saya tidak tahu ada beragam macam bentuk pernikahan ya."

"Tentu saja, itu hanya sebagian teori dan pendapat orang-orang ahli." Sayuri duduk di sofa empuk di ruang itu. "Untuk pernikahan seperti itu di hari bahagia, kalian yang menikah-lah yang pantas memutuskannya. Itu kehidupan baru kalian."

Haru merona mendengar ucapan bunda Daisuke. Haru pun mengangguk. "Sebenarnya, saya tidak ingin pernikahan yang terlalu besar dan megah juga mewah. Saya hanya," Haru mencengkram buku yang dipegangnya.

"Saya hanya ingin, saya dan Daisuke dikelilingi orang yang kami kenal, yang kami sayangi, sekaligus yang peduli pada kami. Tentu saja, kerabat dan kenalan keluarga Kambe atau Kanbe atau keluarga saya pun penting,"

"Kalau terlalu megah, yang ada kamu merasa tidak nyaman, begitu?"

"Huh? Eh, iya..." Haru mengusap tengkuk lehernya. "Ini hari penting dan akan jadi hari bahagia buat saya..." Haru menutup buku yang dibacanya. "Saya ingin, mereka yang dekat dengan kami berdua saja, yang bisa ikut memberi harapan dan doa, sekaligus mendukung kami dalam pernikahan itu."

Sayuri tersenyum lembut. "Sepertimu, Haru-san."

Haru pun tertawa kecil masih dengan rona merah di wajahnya. Dia menahan rasa malu atas pujian jujur dari Sayuri.

"Namun sebelum itu, bagaimana kalau mencoba memanggilku dan Shigemaru-san sebagai ibu dan ayah?"

"Huh!?" Haru kembali merona tanpa ragu. Sayuri tersenyum.

Reason to be a Hero Once Again - Fugou KeijiWhere stories live. Discover now