Minnie (6)

499 85 24
                                    

Di ruang tamu keadaan hening, yang terdengar hanyalah suara detikan jam yang tergantung di dinding. Minnie berkali-kali melirik ke arah teman-temannya, berharap bahwa ada yang memulai pembicaraan. Setelah saling perkenalan diri tadi, tidak ada lagi yang berbicara.

Look up in the sky, it's a bird it's a pla-

"Halo?"

Jisoo mengangkat panggilan yang tertuju ke hp nya. Dia menatap kosong ke arah Yuqi, membuat gadis itu merasa tidak nyaman. Jisoo mendengarkan dengan seksama, laporan yang disampaikan oleh orang di seberang sana, laporan yang dia minta begitu memasuki rumah ini tadi.

"Baiklah, terimakasih," ucap Jisoo mengakhiri panggilan.

"Jadi..."

Jisoo memandang ke arah Yuqi, menyenderkan punggungnya ke sandaran sofa dan melipat tangannya di depan dada, layaknya seorang boss yang akan mewawancarai calon pekerja nya.

"Song Yuqi, anak dari Song Yuehan, seorang pengusaha bidang teknologi yang 6 tahun lalu pindah ke Korea karena kabur dari polisi karena punya organisasi mafia. Menarik juga," ucap Jisoo.

Minnie melemparkan pandangan ke arah Yuqi yang duduk di sebelahnya. Tadi dia bercanda saat memperkenalkan Yuqi sebagai anak mafia, tapi ternyata dia tidak salah?

"Yah, kurang lebih nya seperti itu Kak Jisoo," ucap Yuqi, mengikuti posisi Jisoo yang menyender.

"Kamu gak sadar kalau kamu udah menyeret Minnie masuk ke dalam masalah besar?"

"Nggak ada masalah besar yang gak bisa dihadapi dengan persenjataan lengkap milik Kak Minnie yang tersimpan di basemen sana,"

"Hah?! Kamu tau darimana aku punya gudang senjata?" Tanya Minnie kaget.

Selama ini dia menyembunyikan gudang itu dari semua orang, termasuk sahabat nya. Dia tidak memiliki sedikit pun keinginan untuk menggunakan senjata-senjata yang disediakan ayahnya untuk alasan keamanan itu. Dia juga tidak berharap untuk menghadapi sebuah masalah yang memaksanya menggunakan mereka.

"Aku ini anak mafia Kak," jawab Yuqi santai.

"Tunggu, tunggu, tunggu dulu," ucap Miyeon yang sepertinya belum memahami keadaan sebenarnya.

"Kalian lagi bahas apa sih?" Tanya Miyeon dengan dahi berkerut.

"Ah benar juga, ada orang normal di antara kita," ucap Jennie sambil mengangguk-angguk.

Miyeon justru semakin bingung dengan perkataan Jennie. Orang normal? Apa maksudnya? Jadi selama ini dia berteman dengan orang tidak normal?

"Aku rasa sekarang saatnya kita berkenalan dengan sungguh-sungguh," ucap Jisoo lalu bangkit berdiri.

"Perkenalkan aku Kim Jisoo, Puteri tunggal dari CEO Kim and Co. Itu membuatku secara langsung menjadi pewaris perusahaan itu,"

"T-tunggu, maksud kamu perusahaan teknologi terbesar di Korea itu?" Tanya Miyeon, dia terlihat sangat kaget dan itu membuat Jisoo tertawa kecil.

"Iya perusahaan teknologi itu adalah salah satu anak perusahaan kami,  disamping itu masih ada beberapa anak perusahaan lain lagi,"

Miyeon terdiam dengan mulut menganga, dia tidak mampu berkata-kata lagi setelah mendengar penjelasan Jisoo. Selama ini dia tau kalau Jisoo adalah holang kaya, tapi dia tidak tau kalau Jisoo se-kaya itu!

"Oke, sekarang giliran ku," ucap Jennie bangkit berdiri setelah Jisoo duduk.

"Aku Kim Jennie-"

"Kalian bersaudara?" Tanya Miyeon lebih syok lagi.

Apocryphal: Kalopsia || SooShu/MiShuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang