4.7 Mencari Kepastian

2.2K 66 6
                                    

47
Mencari Kepastian

Seperti yang di perkirakan Azahra sebelumnya, Azka sampai di Bandara Internasional Soekarno Hatta tepat pada pukul empat sore

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Seperti yang di perkirakan Azahra sebelumnya, Azka sampai di Bandara Internasional Soekarno Hatta tepat pada pukul empat sore. Pria itu langsung pulang ke rumahnya untuk lekas beristirahat, tubuhnya benar – benar terasa lelah karna di hari sebelumnya, ia terlalu sibuk bekerja hingga lupa untuk merehatkan diri sendiri.

Azka melirik jam yang menempel pada dinding kamarnya. Sudah satu jam berlalu sejak ia sampai di rumah ini, tapi Azahra belum juga datang sebegaimana yang di janjikan oleh wanita itu tadi. Azka pun menghela nafas pelan, ia beralih menuju tempat tidur untuk merebahkan diri.

Setelah mendapatkan posisi yang pas, Azka pun membuka ponselnya. Mencari kontak Azahra untuk segera ia hubungi. Azka tersenyum tipis melihat membayangkan wajah Azahra, ia sudah sangat merindukan wanita itu. Selama ia di luar kota, komunikasi yang terjalin di antara mereka menjadi sedikit sekali. Azka sibuk dengan pekerjaannya, sementara Azahra sibuk dengan berbagai masalah yang melanda. Azka tentu tidak tahu apa saja yang sudah di alami wanita itu selama ia tinggal ke luar kota.

Belum sempat Azka menghubungi Azahra, wanita itu sudah lebih dulu tiba di depan pintu kamarnya. Azahra berdiri di sana dengan senyuman indah yang menghiasi wajahnya. Kedatangan wanita itu tentu di sambut hangat oleh pemilik rumah. Azka lekas berdiri dari posisinya dan langsung mendekati Azahra. Memeluknya dengan sayang dan mengucapkan kata – kata manis untuk meluapkan kerinduannya.

Azahra juga melakukan hal yang sama. Ia membalas pelukan Azka lalu ikut menyuarakan kerinduannya pada pria itu. Puas berpelukan, keduanya pun kini duduk berdampingan di atas ranjang. Azka dengan manja terus memeluk pinggang Azahra, tidak ingin melepaskan barang sedikitpun.

Melihat tingkah manja nun manis yang di tunjukan oleh Azka seperti ini membuat Azahra merasa ragu untuk meluncurkan apa yang sudah ia rencanakan. Ia merasa tidak tega, dari wajahnya saja, Azahra tahu bila Azka saat ini pasti sedang lelah sekali. Waktunya terasa sangat tidak pas jika Azahra memulai rencananya malam ini.

Tapi, jika tidak segera ia lakukan malam ini, Azahra harus melakukannya kapan? Kapan ia akan menemukan waktu yang pas untuk mendapatkan kepastiannya jika tidak malam ini? Azahra mendadak dilemma karna memikirkannya.

"Sayang kenapa?" tanya Azka ketika sadar dengan raut bingung yang muncul di wajah Azahra.

Azahra langsung tersadar dari lamunannya. "Gak apa – apa. Oh ya, kamu mau makan apa malam ini? Mau aku masakin atau mau pesen aja?" sahut Azahra bertanya.

"Pesen aja yuk, kasian kamu kalo masak. Kamu pasti capek pulang kerja, jadi kita ambil jalan praktis aja," jawab Azka sembari tersenyum lembut.

"Oke, kalo gitu aku mau mandi dulu deh. Lengket banget rasanya," ujar Azahra sembari melepaskan kedua bilah tangan kokoh Azka di pinggangnya.

"Ya udah kalo gitu, biar aku yang pesen makanannya. Kamu mau makan apa?" tanya Azka lalu meraih kembali ponselnya.

"Apa aja. Aku samain aja sama kamu," jawab Azahra.

My Baby's Father [New Version]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum