Dugaan

398 57 11
                                    

"Eughh...." Lengkuhan kecil keluar dari mulut Gintoki yang menandakan dirinya sadar atau terbangun dari mimpinya.

Gintoki beberapa kali mengerjap, dirinya bingung dengan apa yang dia lihat. Ia terbangun di tempat yang ia kenal, lebih tepatnya di sebuah kamar bernuansa hitam dan putih.

"Di mana ini? Kenapa aku bisa berada di kamar ini lagi...?" Walaupun Gintoki masih linglung, ia masih mengingat betul kamar yang pernah ia tempati.

Ini adalah kamar yang pernah Gintoki tempati sewaktu dirinya sehabis minum-minum dan tak sengaja menabrak seseorang lalu pingsan ditempat.

"...Why I'm here again?" Tanpa sadar Gintoki berucap menggunakan bahasa inggris.

Gintoki bingung tujuh keliling, tidak mungkin dia mabuk lagi dan berakhir disini lagi. Ia mencoba mengingat-ngingat apa yang sebelumnya terjadi padanya. Dimulai dari kedatangan Matsudaira yang memintanya untuk datang ke markas Shinsengumi dan membantunya menyelesaikan sebuah kasus kriminal oleh Joishishi.

Pertemuannya dengan Kuro, pertengkaran Hijikata dan Kuro yang memperebutkan dirinya. Dan berakhir di pelabuhan dirinya berserta Shinpachi dan Kagura yang terkepung dan diserang oleh kelompok AkaiKuro.

Gintoki tertembak oleh seseorang dari belakang dan sebelum kesadarannya habis, Gintoki sempat melihat wajah orang yang memangkunya. Dan ternyata di-

"Oh, Sudah bangun ternyata"
Gintoki terkejut hanya sesaat dan digantikan dengan ekspresi datarnya. Dirinya tau suara siapa itu dan sangat yakin akan tebakannya. Gintoki mendengar suara langkah yang semakin mendekat sampai berhenti tepat di samping Gintoki.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Pfft pertanyaan konyol apa itu? Bertanya seolah-olah aku adalah temanmu. Jangan bercanda padaku" Balas Gintoki penuh penekanan di akhir.

"Aku tidak sedang bercanda denganmu, Shiroyasha. Aku hanya mengikuti apa yang tuan perintahkan kepadaku"

"Jadi kau melayani tuanmu yang hanya mengatakan sesuatu yang omong kosong! Dan juga, kenapa harus kau yang menanyakan hal itu bukan tuanmu sendiri, Alto?!"

Dia adalah Alto. Orang yang sempat bertarung 1 lawan 1 di pelabuhan sebelum Gintoki tertembak "Sudah kubilang barusan, ini adalah perintah dari tuanku untuk memeriksa keadaanmu" Ucapnya malas.

"Apa kamu masih hidup atau tidak" Lanjutnya sakras menekan kalimat hidup dan tidak.

"Jadi kau berpikiran bahwa sendari tadi aku sudah mati gitu?!"

"Karena kau pingsan selama seharian, jadi aku kira kamu sudah mati"

"Oy! Walau aku pingsan lama bukan berarti aku mati, bodoh!" Balas Gintoki kesal bercampur amarah "Jika aku sudah mati, lalu siapa orang yang tengah berbicara denganmu saat ini?!"

"Obake?"

"Sejak kapan aku yang tampan ini sudah menjadi Obake, Hah?!"

"Bukannya sendari dulu sewaktu kau menyandang julukan Shiroyasha. Ah-seharusnya bukan Obake ya... Melainkan Yasha 'kah..."

"Jangan seenak jidat menyumpahi seseorang sialan! Jika perlu, aku yang akan membunuhmu sekarang juga!"

Baru saja Gintoki bangkit dan ingin menerjang Alto, dirinya merasa kedua tangan dan kakinya seperti tertahan sesuatu. Gintoki menunduk dan melihat kedua tangan serta kakinya dirantai, bahkan perutnya juga. Seakan-akan tahanan penjara yang sangat berbahaya.

"Nani kore...?"

"Rantai"

"Ia, maksudku... Kenapa aku dirantai?"

DUGAAN... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang