{ 01 }

1.1K 145 112
                                    

"Cih, kenapa kau masih saja mau berteman dengan orang menyebalkan sepertiku?"

Gadis yang ditanya itu hanya tertawa kecil sebelum akhirnya menjawab.

"Karena aku menyukaimu, apalagi alasan yang harus kuberikan padamu Chuuya-kun?"

🍁🧡🍁

Beberapa kali pria bersurai oranye itu melirik ponselnya namun kemudian mendengus ketika mendapati tidak tertera nama [Name] pada pesan yang masuk ke ponselnya.

"Cih, dasar maniak kerja!"Gerutu Chuuya untuk kesekian kalinya karna mulai diserang rasa bosan menunggu kehadiran gadis kesayangannya di apartemennya.

Chuuya merebahkan tubuhnya yang lelah setelah seharian bekerja di kantor, tangannya masih setia menggenggam ponselnya untuk menunggu pesan gadis kesayangannya itu.

Beberapa menit kemudian ponselnya berdering, dengan cepat Chuuya mengangkat panggilan telfon tersebut dan benar saja ternyata itu panggilan dari gadisnya.

"Moshi-moshi Chuuya-kun?"

"Cih, akhirnya kau ingat untuk menelfonku ya?"

Terdengar suara tawa renyah gadis itu dari sambungan telfon mereka, Chuuya mendengus merutuki kenapa wajahnya justru terasa panas seperti ini padahal Chuuya sedang kesal.

"Urusai! Jangan tertawa dasar!"

"Gomen gomen, habisnya aku suka ketika Chuuya-kun ngambek seperti ini dasar tsun~"

"Oi! Aku tidak tsun!"

"Gomen Tuan chibi yang tsun hahaha"

"Hei hentikan cibiranmu itu cih!"

"Baiklah aku akan menutup sambungannya"

"O-Oi jangan!"

"Hmm, tadi katanya kau ingin aku menghentikan cibiranku?"

Chuuya mendengus sebal karna gadis ini hobi sekali membuatnya malu dengan perbuatannya sendiri.

"Cih, jadi kenapa kau menelfon?"

"Tidak apa-apa sih, aku cuma mengkhawatirkanmu"

"Hah?! Kenapa kau mengkhawatirkanku?"

"Aku takut chibi-chan mati karna kesepian, karna itu aku menelfonmu untuk memastikan apakah chibi-chan masih hidup?"

"Oi!"

Kali ini tawa [Name] lebih keras daripada yang tadi dan tentu saja wajah Chuuya lebih merah daripada tadi.

"Gomen, aku cuma mau bilang sepertinya aku menginap di agensi karna banyak deadline yang belum kuselesaikan dan tanggal penerbitan buku sudah dekat"

Chuuya mendengus, lagi-lagi gadis itu sibuk dengan deadlinenya dan mau tidak mau Chuuya harus bersabar menunggu gadis itu selesai dengan kesibukannya.

"Cih, selalu saja itu alasanmu"

"Gomen, aku janji akan meluangkan akhir pekan ini denganmu seharian! Aku janji!"

"..."

"Chuuya-kun?"

"B-Baiklah, selamat bekerja"

[Name] terkekeh.

"Aku mencintaimu Chuuya-kun"

Chuuya menghela nafas lalu tersenyum.

"Aku juga dan aku merindukanmu"

Klik

Chuuya menghela nafas lega memandangi langit-langit kamarnya sambil tersenyum.

Hanya gadis itu dan hanya gadis itu yang bisa membuat jantung seorang Nakahara Chuuya berdegup lebih kencang dan membuat senyuman terpatri di bibirnya lebih lama daripada biasanya.

Seharusnya tinggal beberapa langkah lagi mereka akan bersatu dalam janji sakral, tapi nampaknya Chuuya terlalu naif berpikir happy ending berpihak padanya.

Chuuya terlalu naif dan perasaannya pada gadis itu terlalu tulus hingga dia lupa caranya melepaskan gadis itu agar tak terus dalam pelukannya.

  🍁🧡🍁

Malam itu akhirnya [Name] bisa beristirahat setelah beberapa hari lembur mengerjakan deadline buku-bukunya yang akan dia terbitkan.

[Name] sedikit memijat pundaknya yang kaku karna terlalu banyak duduk lalu memutar kunci apartemennya untuk masuk sambil sedikit menguap pelan.

"Tadaima! Chuuya-kun?"

Suasana apartemennya sudah gelap gulita karna jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari dan Chuuya memang biasa mematikan semua lampu apartemen setiap kali Chuuya akan pergi tidur.

[Name] mencoba meraba-raba dinding mencari saklar lampu namun yang terjadi malah sebuah tangan menariknya dan memeluknya erat.

"Okaeri"

"Chu-Chuuya-kun?!"

Ceklek

Lampu apartemen menyala dan ternyata benar saja tebakan [Name], itu adalah Chuuya yang sedang memeluknya erat sebelum akhirnya pria itu menjitak kepala gadis kesayangannya itu.

"Kau pikir jam berapa ini hingga kau berani pulang sendiri?! Kenapa tidak menelfonku?!"Omel Chuuya kesal, [Name] meringis mengelus bekas jitakan Chuuya lalu nyengir.

"Gomen, habisnya kukira Chuuya-kun sudah tidur jadi aku tidak mau mengganggu Chuuya-kun"Jawab [Name] sambil nyengir kuda, Chuuya mendengus menyentil kening [Name].

"Kau ini bodoh? Aku ini tunanganmu, jadi hal seperti itu sudah menjadi kewajibanku"Tegur Chuuya dengan wajah sedikit memerah, [Name] merona malu namun gadis itu masih berani tersenyum jail karna saat seperti ini adalah hal yang paling [Name] suka dari Chuuya.

"Dasar tsun~!"

Chuuya memalingkan wajahnya yang bertambah merah lalu mendengus.

"U-Urusai!"

[Name] tertawa kecil lalu menguap.

"Ayo kita tidur, aku lelah"Ajak [Name] dengan mata sayu.

"Baiklah, sana ganti baju dan cuci muka dulu"Tegur Chuuya, [Name] mengangguk patuh seraya berjalan menuju kamar mereka.

Setelah selesai berganti baju [Name] langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan langsung terlelap begitu menarik selimutnya.

Chuuya tersenyum menggenggam tangan [Name] lalu mencium keningnya.

"Oyasumi hime~".

🧡
🍂🍁Next?🍁🍂

Back To You || BSDWhere stories live. Discover now