{ 04 }

620 100 49
                                    

Jatuh cinta ya?

Bagaimana rasanya? Ada yang bilang jatuh cinta menyenangkan karna kita jadi mudah senang dengan berbagai hal yang sepele seperti kita bisa sangat berdebar melihat dia tersenyum kearah kita.

Atau ketika dia tertawa dengan lelucon kita maka suara tawa khasnya akan terus terngiang di telinga kita bagai radio rusak namun juga selalu jadi melodi favorit yang ingin selalu kita dengar.

Lalu kenapa banyak orang merasa tersiksa dalam lingkaran disebut cinta itu?

Kenapa cinta bisa membuat kita bahagia sekaligus sakit di saat yang bersamaan?

Bagaimana rasanya mencintai sesuatu yang tak terbalaskan?

Otakmu ingin melupakan tapi tidak dengan hatimu, semakin kau berusaha melupakannya semakin kuat pula perasaan itu menancap dihatimu.

Kamu membencinya namun di waktu yang sama kamu juga mencintainya, kamu benci kenapa kamu bisa mencintainya padahal dia hanya menjadi luka bagimu.

Lalu bagaimana seharusnya?

Ada 2 opsi, pertama kamu bisa mulai mengikhlaskannya bukan melupakannya.

Kenapa? Karna kata kunci kamu membencinya adalah karna kamu belum mengikhlaskannya berbahagia dengan yang lain.

Kedua kamu bisa terus berusaha membiarkan dirimu hancur dalam usahamu namun yakinlah tidak ada usaha yang sia-sia.

Hm? Lalu apa hubungannya dengan cerita kali ini?.

Ada kok, hubungannya adalah Nakahara Chuuya sedang berada di dilema ini dan pria itu terlalu buta dengan perasaannya.

Karna Chuuya memilih opsi kedua.

🍂🍁🍂

Seperti biasa di akhir pekan, Chuuya akan pergi menjenguk tunangannya lebih awal dari biasanya sambil membawa buket bunga lily yang masih segar.

Begitu sampai di kamar rawat inap tersebut Chuuya mengganti bunga Lily yang sudah layu dengan yang baru lalu barulah pemuda itu duduk di samping gadis itu sambil meracau seperti biasanya sambil menggenggam tangan tirus gadis itu.

"Ah! Ngomong-ngomong kemarin aku ada misi penyelidikan dengan kuso Dazai, Cih dia menyebalkan sekali! Sepanjang penyelidikan dia selalu menipuku hingga aku mengerjakan lebih banyak penyelidikannya daripada dia! Dia juga mengataiku chibi seperti biasa cih"Cerita Chuuya merasa kesal sendiri mengingat penyelidikannya kemarin.

"Cih kau ini dengan kuso Dazai memang tidak ada bedanya! Kenapa kalian suka sekali mengataiku chibi?! Cih, kalian ini kloning?"

Chuuya mendengus menatap sendu wajah terlelap damai gadis itu lalu sedikit merapikan rambut gadis itu.

"Baiklah aku tahu kau akan selalu marah jika aku menyamakanmu dengan kuso Dazai"

Chuuya tertawa kecil mengingat wajah gadis itu ketika marah karna dirinya menyamakan [Name] dengan si maniak bunuh diri itu.

"JANGAN SAMAKAN AKU DENGAN MANIAK BUNUH DIRI ITU!"

Chuuya tersenyum, bahkan Chuuya masih ingat betul bagaimana intonasi nada gadis itu dan bagaiman gadis itu selalu mengerucutkan bibirnya

"Jadi hei, ayo bangun dan ejek aku chibi lagi! Aku tahu kau akan tertawa jika aku berkata begini tapi aku tidak peduli! Aku merindukanmu hime~"

Chuuya menghela nafas berat, membosankan mengatakan serta berharap seperti ini setiap hari tapi Chuuya sendiri merasa dia masih harus menunggu sedikit lebih lama lagi.

Chuuya tidak ingin melepas gadis ini selama gadis ini masih menghembuskan nafasnya.

Ceklek

"Oi chibi~!"

Chuuya mendengus disaat situasi sedang melakonis seperti ini, kenapa juga maniak bunuh diri ini tiba-tiba muncul dan mengatainya?

"Cih, apa maumu kuso Dazai"

Dazai terkekeh menepuk-nepuk pundak Chuuya dengan wajah tanpa rasa bersalah.

"Hei hei jangan marah chibi, aku hanya ingin menjenguk mantan gadis manisku ini~"

"Cih, tutup mulutmu!"

Dazai terkekeh lalu duduk di kursi kosong di dekat meja, Dazai terlihat sibuk membuka setiap laci dari meja tersebut lalu mendengus.

"Nee chibi, apa tidak ada buah untuk [Name]-chan yang bisa kumakan?"

Chuuya langsung menjitak kepala Dazai namun pria itu lebih dulu menghindar dan masih memasang wajah datar.

"Aku hanya mau dijitak oleh [Name]-chan, bukan chibi~"

"Cih, lagipula jika disini ada buah siapa yang akan memakannya?!"

"Aku! Kan kupastikan aku akan kesini setiap hari demi apel merah gratis"

"Urusai kuso Dazai!"

Dazai tertawa.

"Gomen, gomen, aku hanya ingin mencairkan suasana! Aku tahu kau masih sering meracau tidak jelas pada [Name]-chan"

"Itu bukan urusanmu kuso Dazai!"

Dazai hanya tersenyum lalu memandangi [Name] lekat-lekat, selalu ada perasaan tidak enak setiap kali memandangi wajah [Name].

Dazai menyesal sudah melepas gadis itu hanya demi ego semata.

"Kau harus melepasnya Chuuya, ini waktunya dia beristirahat"

"Cih, urusai!"

Chuuya mempererat genggamannya lalu menghela nafas berat.

"Selama gadis ini bernafas maka masih ada alasan buatku menunggu".

🍂🍁🧡Next? 🧡🍁🍂

Back To You || BSDWhere stories live. Discover now