Kejujuran El

181 25 12
                                    

04:27 WIB

El terbangun dari tidurnya karena mendengar suara adzan. El duduk disisi ranjang untuk mengembalikan nyawanya yang masih setengah. Setelah nyawanya kembali terkumpul, ia bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka, gosok gigi, dan juga mengambil wudhu. Kemudian El melaksanakan sholat subuh dan tak lupa juga melakukan sunahnya yaitu sholat qabla subuh. Setelah selesai sholat, El mengganti bajunya menjadi kaos dan celana training. Kali ini iya berniat untuk melakukan jogging sebelum berangkat sekolah. Tak lupa, El juga memakai sepatu olahraganya yang ber-merk Adidas.

30 menit El jogging disekitaran rumahnya. Kini, ia memutuskan untuk kembali kerumahnya dan melakukan ritual mandi paginya. El sampai dikediamannya, namun keadaan rumahnya masih sepi karena orang tua nya yang masih berada didalam kamar.

El telah siap untuk berangkat ke sekolah. Sekarang ia sedang menyantap sarapannya dengan kedua orang tuanya. Mereka memakan sarapannya dengan tenang tanpa ada obrolan sedikit pun. Sampai akhirnya, mereka telah selesai memakai sarapannya.

"Hubungan kamu sama Ela gimana?" Tanya Ridwan, papah El.

"Baik ko pah" jawab El.

"Kapan kamu jujur ke Ela soal gang kamu itu?" Ridwan bertanya lagi.

"El udah niat mau ngasih tau Ela hari ini sih, tapi doain aja ya pah" ucap El.

"Papa selalu doain kamu. Papa serahin semuanya ke kamu. Papa percaya kamu pasti bisa. Papa bakal selalu dukung kamu apapun yang terjadi" ujar Ridwan sambil menepuk-nepuk bahu El dan dibalas anggukan serta senyuman oleh El.

Ridwan bukanlah sosok seorang Ayah yang selalu melarang anaknya melakukan ini itu. Ia selalu mengijinkan apapun yang El lakukan asalkan dengan persutujuannya ataupun Adelia, Mama El dan juga tidak melampaui batas. Toh, Ridwan pikir, jika ia melarang anaknya melakukan apa yang diinginkan, itu akan membuat El terkekang dan melakukan apapun tanpa seijinnya atau Adelia.

Setelah obrolan El dengan Ridwan selesai, El berpamitan untuk pergi menuju sekolahnya. Dan tak lupa ia juga akan mampir ke rumah Ela untuk menjemput sang pujaan hati, siapa lagi kalo bukan Ela.

El sampai dikediaman Ela. Ia mengetuk pintu, dan tak lama kemudian, muncullah sosok seorang wanita paruh baya yang menyambut kedatangannya dengan senyuman hangat.

"Eh ada El, mau jemput Ela ya?" Tanya wanita paruh baya itu, Masayu, Mama Ela.

"Iya tante" jawab El dengan senyuman manisnya.

"Yaudah masuk yuk" ajak Masayu kepada El.

"Iya tante" ucap El dengan senyuman yang masih setia ia berikan untuk Masayu.

"Ela nya masih di kamar, kayak nya dia ketiduran lagi setelah solat subuh tadi, kamu bangunin aja ya" titah Masayu.

"Yauda kalo gitu El ke atas dulu" ucap El dan dibalas anggukan oleh Masayu.

El pergi menaiki tangga untuk menuju ke lantai dua, lebih tepatnya ke kamar Ela. Sesampainya Ela di lantai dua, El bertemu dengan Arsenio, abang Ela yang baru keluar dari kamarnya.

"Pagi bang" sapa El namun hanya dibalas deheman oleh Arsenio. Dan Arsenio pun langsung melangkah pergi meninggalkan El yang masih cengo melihat respon dari Arsenio. Tak mau berlama-lama lagi, El pun melanjutkan langkahnya menuju kamar Ela yang berada tepat di depan kamar Arsenio.

El mengetuk pintu kamar Ela berulang kali, namun tak ada sahutan ataupun jawaban dari Ela. Akhirnya El memutuskan untuk masuk kekamar Ela. El membuka pintu kamar Ela, dan ia melihat Ela masih meringkuk dibawah selimut tebalnya.

Elvan Delano [REVISI]Where stories live. Discover now