Perasaan Arsenio

139 16 4
                                    

El mengantarkan Ela sampai dihalaman rumahnya. Setelah mengantarkan Ela, El langsung pulang karena hari sudah gelap, takutnya jika El mampir terlebih dahulu ia akan terjebak hujan. Maka dari itu, El langsung pulang setelah mengantar Ela dan menitipkan salam untuk Ilham dan juga Masayu kepada Ela.

Setelah motor El meninggalkan kediamannya. Ela bergegas masuk kedalam rumahnya. Ia melihat rumahnya masih sepi, karena Ilham yang masih dikantornya, Masayu yang sedang arisan bersama ibu-ibu kompleknya, dan Arsenio yang masih dikampusnya atau mungkin sedang bermain dengan teman-temannya.

Ela berjalan menaiki tangga untuk menuju kamarnya. Sesampainya ia dilantai dua, Ela terkejut dengan keberadaan Arsen yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Abang? Gue kira lo ga ada di rumah" ucap Ela.

"Daritadi juga gue ada dirumah" jawab Arsen. Memang, sebenarnya Arsen hari ini tidak ada jadwal kuliah. Teman-temannya sudah mengajak dirinya untuk hang out namun ditolak oleh Arsen dengan alasan tidak enak badan. Alhasil, seharian ini Arsen berada dirumahnya.

"Gue mau ngomong sama lo, lo tunggu gue dikamar lo, nanti gue nyusul" ucap Arsen yang berhasil membuyarkan lamunan Ela. Sedangkan Ela hanya mengangguk patuh.

Ela memasuki kamarnya meninggalkan Arsen yang masih berdiam diri ditempatnya sambil melihat pintu kamar Ela. 'Gue suka sama lo, gue sayang sama lo melebihi sayang ke diri gue sendiri, gue mau milikin lo seutuhnya, dan kalo gue gabisa milikin lo, ga ada cowo lain juga yang bisa milikin lo' ucap Arsen didalam hatinya.

Arsen berjalan kearah dapur untuk mengambil minum. Setelah ia selesai minum, ia kembali lagi ke lantai dua dan langsung berjalan menuju kamar Ela. Ia masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Dan mengejutkan Ela yang sedang tiduran diranjangnya.

"La, gue mau ngomong" ucap Arsen sambil menghampiri Ela.

"Mau ngomong apa?" Tanya Ela yang duduk dengan menyenderkan punggungnya dikepala ranjang.

"Gue sayang sama lo" ucap Arsen sambil menggenggam tangan Ela.

"Lo kesini cuma buat ngomong itu? Hahaha, bang gue udah tau kalo lo sayang sama gue".
Ela terkekeh geli mendengar ucapan Arsen.

"Tapi gue sayang sama lo bukan sebagai kakak adek. Gue sayang sama lo sama kayak cowok lainnya yang pengen milikin lo seutuhnya" ucap Arsen sambil menatap mata Ela dalam.

"Mm-maksud lo?" Tanya Ela, bingung.

"Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo, sama seperti El yang sayang dan cinta sama lo. Gue suka sama lo" ucap Arsen sambil menunduk.

"Tapi kita sodara" ucap Ela sambil menatap Arsen, tak percaya.

"Iya gue tau kita sodara, tapi kita bukan sodara kandung. Disini gue cuma anak pungut, gue cuma abang angkat lo aja. Jadi gue ga salah kalo gue suka sama lo. Karena kita ga sedarah" ucap Arsen.

"Kita bukan sodara kandung?" Tanya Ela dan dibalas gelengan oleh Arsen.

"MAKSUD LO APA NGOMONG KALO KITA BUKAN SODARA KANDUNG?!!" Tanya Ela dengan nada tinggi.

"KARENA NYATANYA KITA EMANG BUKAN SODARA KANDUNG! KITA CUMA SODARA ANGKAT. GUE CUMA ANAK PUNGUT YANG YANDA TEMUIN DI PINGGIR JALAN SAAT BUNDA SEDANG HAMIL LO. YANDA KASIAN LIAT GUA YANG TINGGAL LUNTANG-LANTUNG DI PINGGIR JALAN. SAMPE AKHIRNYA YANDA SAMA BUNDA MUTUSIN BUAT MUNGUT GUA" ucap Arsen dengan nada yang tak kalah tinggi.

"Gak, gak mungkin" lirih Ela, sambil menunduk dengan air mata yang mulai membanjiri pipinya.

"Itu kenyataanya la" ucap Arsen.

"Gue sayang sama lo, tapi gue sayang sama lo seperti adek sayang sama abangnya. Gue gabisa nerima lo, karena sampai kapanpun juga lo tetep abang gue. Mau lo itu anak pungut ataupun anak kandung Bunda sama Yanda, lo tetep abang gue" ucap Ela sambil menyeka air matanya.

Elvan Delano [REVISI]Where stories live. Discover now